Guru Berkarya
Teknik Dasar Permainan Bola Basket dengan Gaya Divergent
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani...
Oleh: Agus Sultoni SPd, Guru SMPN 1 Comal Kab Pemalang
PENDIDIKAN jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Materi pada mata pelajaran Penjasorkes SMP meliputi pengalaman mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri/senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air), dan pendidikan luar kelas (outdoor).
Materi ini disajikan untuk membantu peserta didik agar memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif. Seorang guru penjasorkes seharusnya memberikan aktivitas pembelajaran permainan bola basket.
Bukan hanya mengembangkan aspek psikomotornya lewat gerakan passing melainkan juga dituntut harus mengembangkan aspek kognitif dan afektifnya lewat aktifitas pembelajaran permainan bola basket. Guru penjasorkes dituntut kreatifitasnya untuk meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.
Di antaranya dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga antusiasme peserta didik dalam pembelajaran cukup tinggi. Terutama pada materi mempraktikkan teknik dasar salah satu nomor olahraga bola besar beregu.
Untuk menumbuhkembangan kemampuan serta meningkatkan pengetahuan peserta didik pada materi tersebut di kelas 8 E SMP Negeri 1 Comal, penulis berupaya mengembangan proses pembelajaran menggunakan gaya divergen. Gaya mengajar divergen merupakan gaya mengajar yang berpusat pada peserta didik.
Dengan gaya mengajar ini diharapkan peserta didik lebih aktif serta terasah kemampuannya dalam melakukan setiap gerakan dalam permainan bola basket. Gaya mengajar divergen merupakan gaya mengajar yang berpusat pada peserta didik,
Seperti yang diutarakan oleh Mosston, “for the first time the learner is enganged in discovering and producing options within the subject matter.” Jadi peserta didik memiliki peran dan ikut serta secara langsung dalam membuat pilihan dan penemuan di dalam pembelajaran.
Tugas peserta didik pada pembelajaran dengan gaya mengajar divergen adalah untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan. Seperti yang diutarakan Mosston “the role of the learner has been either to replicate and perform or to discover the specific target”.
Gaya mengajar divergen berbentuk tugas–tugas di mana peserta didik berperan dalam membuat keputusan. Guru hanya bertugas memberikan dan membimbing peserta didik dalam permasalahan yang harus di selesaikan.
Terdapat 3 tahapan dalam gaya devergen. Pertama, pre impact. Pada tahapan ini guru menyiapkan materi yang dapat mengarahkan peserta didik kedalam pemikiran divergen. Guru harus menyusun kegiatan yang terhubung dari satu permasalahan ke permasalahan yang lain.
Kedua, impact. Pada tahapan ini guru harus mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk memutuskan penyelesaian dari permasalahan yang diberikan.
Ketiga, post impact. Pada tahapan ini peserta didik akan memeriksa jawabannya. Jika peserta didik bisa menemukan jawaban yang beragam, tujuan dari gaya ini tercapai.
Penerapan gaya divergen dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran penjasorkes materi teknik dasar permainan bola basket pada kelas 8 E SMP Negeri 1 Comal. Hal ini dapat dilihat pada prosentase pencapaian KKM yang terus meningkat. Pembelajaran penjasorkes dengan gaya divergen juga dapat meningkatkan aktivitas guru dalam pembelajaran serta aktivitas peserta didik dalam pembelajarn juga mengalami peningkatan. (*)
