Berita Banyumas
Bupati Husein Sebut Genteng dari Plastik Lebih Kuat dan Murah
Produksi sampah plastik di Banyumas bisa mencapai 60 ton per hari. Sebagian sampah plastik terutama kresek rupanya bisa dimanfaatkan kembali.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS -- Produksi sampah plastik di Banyumas bisa mencapai 60 ton per hari. Sebagian sampah plastik terutama kresek rupanya bisa dimanfaatkan kembali.
Misalnya sebagai campuran bahan baku aspal. Namun demikian masih banyak plastik yang belum dimanfaatkan dan diolah.
Sebagai upaya mengatasi hal tersebut, Pemkab Banyumas pun berupaya mengolah sampah plastik itu menjadi bahan baku pembuatan genteng dan paving. Awalnya berbagai jenis plastik itu, dibuat untuk papan taso, tapi hasilnya belum berhasil dan maksimal.
"Lalu dicoba dibuat genteng, dengan masa coba selama satu bulan lebih. Pokoknya segala jenis plastik bisa masuk dan diolah," kata bupati, Minggu (17/10).
Ia menerangkan, plastik diolah menggunakan hot ekstruder. Setelah dimasukan ke dalam mesin itu, sampah plastik akan leleh jadi seperti bubur. Bubur itu lantas dituang ke mesin pencetak genteng dan plastik kemudian didinginkan di dalam air selama tiga menit.
Bupati mengatakan genteng dari bahan plastik ini sangat kuat dan ketika dibanting tidak rusak ataupun pecah.
Harganya pun lebih murah hanya sekitar sekitar Rp 500 perbuah. Sementara genteng biasa dari bahan tanah liat harganya bisa mencapai Rp 1.400 per buah. Sedangkan harga paving dari plastik, dipatok Rp 45 ribu per meter persegi.
"Genteng dari plastik sangat kuat. Dilindas truk tidak pecah apalagi cuma dibanting. Panas hingga 70 derajat celcius juga tidak masalah," ujarnya.
Direktur PT Banyumas Investama Jaya, Aditya mengatakan nantinya BUMD Banyumas yang akan membeli produk genteng tersebut. Setelah itu, BUMD akan menjualnya ke kontraktor. "Kalau ada tender kita yang jualan. Sehari
Insya Allah bisa berproduksi 500-700 paving. Ke depan dengan mesin yang lebih besar diharapkan dapat memproduksi 50 paving dalam satu jam," terangnya. (jti)
Baca juga: Serangan Buaya di Buton: La Ogun yang Hilang Sempat Terlihat Diseret Buaya di Sungai
Baca juga: Respon UU HPP, Pemprov Jateng Perkuat Literasi Keuangan UKM
Baca juga: Guide di Sangiran Warga Lokal, Pengunjung Sambut Baik Keberadaan Pemandu di Museum Manusia Purba
Baca juga: Pekan Olahraga Seni Mahasiswa BEM UPGRIS Digelar, Rektor: Ada Pelanggaran Prokes, Saya Hentikan