Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Menkopolhukam Mahfud MD: Perguruan Tinggi Jadi Terdakwa Utama Kemelut yang Menimpa Bangsa Ini

Mahfud yang juga menyampaikan kuliah umum tentang peranan perguruan tinggi dalam memperkuat wawasan kebangsaan

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM/MAMDUKH ADI
Menkopolhukam, Prof Mahfud MD berbicara di podium saat stadium general di USM 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan atau Menkopolhukam, Prof Moh Mahfud MD mengatakan, saat ini perguruan tinggi menjadi terdakwa utama di dalam kemelut yang menimpa bangsa ini.

Hal itu disampaikan Mahfud yang juga menyampaikan kuliah umum tentang peranan perguruan tinggi dalam memperkuat wawasan kebangsaan di masa pandemi di Auditorium Ir Widjatmoko Universitas Semarang (USM), Rabu (20/10/2021).

"Kemelut yang menimpa bangsa ini misalnya korupsi di berbagai level. Kenapa? 86 persen koruptor merupakan lulusan perguruan tinggi.

Sisanya SMA dan SMP, ada juga yang tidak lulus. Semakin rendah pendidikan, semakin kecil korupsinya," ucap Mahfud yang juga Ketua Dewan Penyantun USM.

Pada acara yang dimoderatori Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi ini, Mahfud MD menuturkan, perguruan tinggi jadi terdakwa utama jika dilihat pada pelaku kasus korupsi dan kolusi.

Namun demikian, perguruan tinggi lah yang juga membawa kemajuan pada bangsa ini. Para pejabat pemerintah yang mengurus negara ini semuanya lulusan perguruan tinggi.

Selain itu, berkat lulusan dari perguruan tinggi, berbagai inovasi diciptakan untuk kemajuan bangsa ini dan kesejahteraan masyarakat.

"Adanya perguruan tinggi, keperluan profesi di negara ini tersedia.

Tugas ke depan adalah bagaimana agar peran positif perguruan tinggi dikedepankan. Tanggung jawab kita semua untuk berperan positif," ujarnya.

Mahfud menambahkan, tantangan yang dihadapi dalam menjaga keberlanjutan sebuah bangsa adalah membangun jiwa anak bangsa.

Keberhasilan membangun jiwa anak bangsa yang memahami dan mencintai bangsa dan negaranya sendiri merupakan kunci dalam menjaga keberlangsungan negara.

"Kekuatan negara akan keropos bilamana anak bangsanya sendiri tidak memahami dan mencintai bangsa dan negaranya," tegasnya.

Oleh karena itu, upaya konsisten dan keberkelanjutan dalam memberikan dan meningkatkan pemahaman tentang kebangsaan atau wawasan kebangsaan mesti terus dilakukan.

Menurutnya, wawasan kebangsaan Indonesia lahir ketika bangsa ini berjuang untuk keluar dari penjajahan.

Meski pada awalnya perjuangan bersifat kedaerahan,  lokal, bahkan kelompok, namun kesadaran kolektif bangsa kemudian tumbuh bersama seiring dengan beratnya tantangan dan sekaligus persamaan nasib sebagai bangsa terjajah.

Kegiatan ini dihadiri Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip, Prof Sudharto P Hadi; Ketua Pengurus Yayasan Alumni Undip, Prof Kesi Widjajanti; Rektor USM, Andy Kridasusila.(mam)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved