Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Unika Semarang

Dosen Filsafat kepada Pejabat Unika: Harus Ambil Jarak dengan Teknologi

Tanpa disadari teknologi sudah masuk jauh ke dalam kehidupan manusia. Seolah-olah, manusia tidak bisa hidup tanpa teknologi.

mamdukh ap
dosen filsafat dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, Romo Agustinus Setyo Wibowo (kiri) saat berbicara di acara Unika 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG- Tanpa disadari teknologi sudah masuk jauh ke dalam kehidupan manusia. Seolah-olah, manusia tidak bisa hidup tanpa teknologi.

Padahal, teknologi bisa mengubah manusia. Segala aktivitas manusia nantinya akan mengikuti perlengkapan teknologi.

Hal itu diungkapkan dosen filsafat dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, Romo Agustinus Setyo Wibowo di sela-sela kegiatan Sogijapranata Memorial Lecture XIII 2021 di Unika Soegijapranata Semarang, Sabtu (30/10/2021).

"Kita hidup di era teknologi, punya ponsel, bisa onlie, dan sebagainya. Teknologi merupakan keniscayaan, tidak bisa ditolak. Teknologi mutlak harus kita ikuti dan kuasai. Namun, kita juga harus bisa mensikapi dengan bijaksana. Kita harus mensikapi dengan bisa mengambil jarak dari teknologi," kata Romo Setyo.

Menurutnya, sebagian besar orang saat ini berpendapat bahwa teknologi hanya alat biasa, seolah-olah alat netral. Sehingga teknologi tidak berbahaya

"Teknologi itu memang alat. Tetapi, hati-hati alat itu bisa mengubah manusia. Lama-lama kita bekerja mengikuti alat. Apa-apa tinggal klik, dikit-dikit tinggal pesan secara online, menggampankan. Kita bisa diubah oleh alat," jelasnya.

Ia memberikan contoh pembelajaran secara daring atau online, yang mana sebetulnya semua pihak serba kesulitan, baik guru, siswa, maupun orangtua siswa.

Dalam pembelajaran online, kata dia, seolah-olah pendidikan sudah terjadi, padahal belum.

"Tidak ada pendidikan di situ. Pendidikan lebih dari tugas dan PR (pekerjaan rumah)," tegasnya.

Karena itu, ia ingin dosen dan pejabat struktural di Unika bisa memberikan pemahaman serta melatih peserta didik agar bagaimana caranya berani mengambil jarak tanpa teknologi.

"Pada fungsi pendidikan, kita mendidik mereka para mahasiswa agar bisa survive. Kita harus memiliki sikap yang sehat terhadap teknologi, ini harus dilatih, itu tergantung dari dosen. Teknologi oke, tapi dalam batas tertentu. Supaya bisa menyikapi dengan bisa mengambil jarak dari teknologi, supaya kemudian memanfaatkan tekonologi dengan baik," ucap Romo Setyo..

Rektor Unika, Ferdinandus Hindiarto menegaskan bahwa ada tantangan dalam proses pembelajaran yang berkorelasi dengan penggunaan teknologi.

"Yuk kita definisikan kembali mengajar itu apa, mendidik itu apa. Kalau hanya transfer ilmu, tidak perlu ke kampus, belajar di 'Google university' sudah selesai," kelakar rektor.

Menurutnya, pendidikan merupakan sarana persaksian melalui perjumpaan dan dialog antarpelaku di dalamnya. Pendidikan tidak hanya transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga terkait pembelajaran karakter.

"Anak sekarang memang menjadi digital native, di dalam kandungan mereka sudah diperdengarkan musik oleh ibunya. Ini fungsi dosen di dalam kelas (untuk memberikan pemahaman). Pas ngajar internet mati, ya tidak apa-apa, dosen masih bisa ngobrol dan sinau secara langsung dengan mahasiswa," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved