Berita Semarang
19 Daerah di Jateng Nol Kasus Covid-19, Ganjar: Jangan Merasa Bebas, Prokes Tetap Ketat
Kondisi penanganan pandemi di Jawa Tengah terus menunjukkan hasil positif. Hingga pekan ke-43, jumlah sebaran kasusbaru Covid-19 di Jateng terus menga
Penulis: m zaenal arifin | Editor: m nur huda
"Positive rate di Jateng saat ini juga tinggal 0,70 persen saja. Hal ini membuat banyak ICU dan tempat isolasi baik di rumah sakit maupun isolasi terpusat yang kosong. Hingga saat ini, BOR ICU di Jateng hanya 5,57 persen dan BOR isolasi hanya 1,95 persen," ucapnya.
Terkait capaian vaksinasi, Sumarno mengatakan jika vaksinasi di Jateng sudah terus meningkat. Untuk vaksinasi dosis pertama di Jateng sudah mencapai 60,16 persen, dosis kedua 34,33 persen dan dosis ketiga untuk tenaga kesehatan sejumlah 93,58 persen.
Cegah Lonjakan Kasus di Awal Tahun 2022
Menyambut tahun 2022 nantinya, juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi meminta kabupaten/kota untuk terus berupaya melakukan pencegahan penularan Covid-19. Hal itu agar Indonesia bisa segera menuju kondisi endemi yang diharapkan.
"Melihat dari jurnal Scientific Reports, mengatakan pola pandemi Covid-19 tidak akan cukup dengan satu kali puncak, sehingga kita akan selalu bersiap untuk gelombang berikutnya karena dikatakan pandemi ini akan membuat multiwave pandemi sehingga di masa situasi membaik ini, bagaimana mempertahankan laju penularan yang rendah dan menekan serendah-rendahnya menjadi kunci menuju endemisitas yang kita inginkan," ungkap Nadia dalam acara Workshop dan Anugerah lomba Jurnalistik BPJS Kesehatan Tahun 2021 secara virtual, kamis-Jumat (28-29/10/2021).
Disebutkan, dalam kondisi saat ini kondisi kasus aktif Covid-19 hampir sama seperti bulan Juli saat awal pandemi. Hal itu bahkan dikatakan lebih rendah dari puncak gelombang kedua bulan Juli 2021 lalu.
Untuk menahan gelombang baru, menurut Nadia, pengendalian jumlah kasus bisa dilakukan melalui berbagai langkah yaitu pembatasan sosial dan penguatan 3T, 3M untuk mengidentifikasi dengan cepat potensi penyebaran kasus baru.
Di samping itu, penggunaan peduli lindungi yang kuat juga turut mendukung upaya ini.
Sementara itu, disebutkan, satu kunci yang bisa dilakukan dalam pengendalian jumlah kasus yakni pada masa strolling atau ketika kasus sedang rendah.
Masa ini, jumlah kasus yang ditargetkan yakni maksimal pada tingkat 10 kasus per juta penduduk perhari atau dalam kasus di Indonesia sekitar 2.700 kasus.
"Pelaksanaan tracing juga harus kita lakukan di kabupaten/kota untuk mencegah lonjakan kasus yang mungkin terjadi di akhir tahun atau di awal tahun 2022," ujarnya.
Sementara itu dalam kesempatan itu Nadia juga mengingatkan untuk kabupaten/kota jika ingin menurunkan level PPKM, akselerasi vaksinasi perlu dilakukan.
Terutama yakni bagi kabupaten/kota yang belum memenuhi target vaksinasi dan khususnya vaksinasi lansia.
Dengan begitu, akan terdapat kabupaten/kota tambahan nantinya yang memenuhi persyaratan level 2 dan 1 jika kondisi saat ini dapat dijaga. Misalnya, level 2 yang bertambah 6 kabupaten/kota dan level 1 bertambah 1 kota yakni Madiun.
"Kami melihat kabupaten kota yang akan menurunkan level 2 ke level 1, maka 'PR' utama memastikan vaksinasi kepada lansia. Kami juga melihat aglomerasi menjadi catatan, Semarang Raya terlihat adanya peningkatan dikarenakan adanya tracing yang menurun. Sehingga bisa saja yang saat ini sudah di level 1 untuk aglomerasi Semarang Raya bisa kembali ke level 2 dikarenakan ada indikator yang kemudian berkurang terutama pada kasus tracingnya," tukasnya. (idy/Nal/Nur Huda)