Guru Berkarya
Penerapan Talking Stick Mendalami Ketentuan Shalat Sunah
Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam rangka meraih pengetahuan dan berbagai pengalaman termasuk pembelajaran.
Oleh: Arifin Fajar Hidayat SAg, Guru SMPN 1 Bojong Kab Pekalongan
PENDIDIKAN merupakan salah satu sarana dalam rangka meraih pengetahuan dan berbagai pengalaman termasuk pembelajaran. Pendidikan memiliki beberapa unsur pendukung yang sangat penting dalam implementasinya.
Proses pembelajaran adalah bagian unsur penting yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan. Proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan siswa. Guru akan bersemangat apabila dalam proses belajar mengajar direspon baik oleh siswanya. Demikian juga siswa akan bersemangat dan bersenang hati apabila guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan tepat dan menyenangkan.
Namun pada kenyataannya, masih ada siswa yang kurang memperhatikan guru saat menyampaikan materi pembelajaran di kelas. Siswa cenderung melamun, bermain sendiri, bahkan tidur dalam kelas.
Penyebab dari permasalahan ini seringkali tidak hanya berasal dari siswa itu sendiri, akan tetapi juga dari guru. Pada pelaksanaan proses pembelajaran, guru seringkali masih memanfaatkan pembelajaran seadanya. Guru lebih memilih kondisi yang nyaman bagi dirinya sendiri daripada harus bergelut dengan pembelajaran yang inovatif.
Hal ini seakan mematikan kesempatan siswa untuk mendapatkan proses pembelajaran yang berkualitas, seperti yang terjadi di SMP N 1 Bojong Kabupaten Pekalongan. Akhirnya, siswa asyik mengobrol dengan teman dan ada juga yang bercanda sehingga mengganggu teman yang lain. S
elama ini, guru kurang memanfaatkan alat peraga dan terbiasa dengan metode ceramah yang dominan serta kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Pelibatan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif disebut dengan pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning.
Eggen dan Kauchak yang dikutip oleh Hasan Fauzi Maufur (2009:129) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok–kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang.
Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.
Salah satu contoh model pembelajaran kooperatif yang bisa digunakan yaitu model pembelajaran Talking Stick termasuk proses pembelajaran PAI dan BP kelas delapan KD. 3.6 memahami hikmah shalat sunah berjamaah dan munfarid. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat.
Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pelajaran. Talking Stick merupakan sebuah model pembelajaran yang berguna untuk melatih keberanian siswa dalam menjawab dan berbicara kepada orang lain.
Sedangkan penggunaan tongkat secara bergiliran sebagai media untuk merangsang siswa bertindak cepat dan tepat sekaligus untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi. Langkah-langkah Model Pembelajaran Talking Stick dimulai guru membentuk kelompok yang terdiri atas 4-5 orang.
Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm. Memberikan kesempatan pada kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran tersebut dalam waktu yang telah ditentukan.
Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana. Guru mempersilakan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok.
Setelah itu, guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan. Setelah semuanya mendapat giliran, guru membuat kesimpulan dan melakukan evaluasi, baik individu atau pun secara berkelompok. (*)