3 Dongeng Pengantar Tidur Anak Tentang Peri
3 dongeng tentang peri, cocok untuk pengantar tidur anak. 1. Dongeng Meri dan Brownie Si Peri Kecil yang Rajin Berikut dongeng Peri Kecil yang Rajin
Penulis: Puspita Dewi | Editor: abduh imanulhaq
3 Dongeng Pengantar Tidur Anak Tentang Peri
TRIBUNJATENG.COM - Berikut 3 dongeng tentang peri, cocok untuk pengantar tidur anak.
1. Dongeng Meri dan Brownie Si Peri Kecil yang Rajin
Berikut dongeng Peri Kecil yang Rajin
Di sebuah rumah mungil, tinggallah kakak beradik Tomi dan Meri serta ayah dan nenek mereka.
Setiap hari Meri selalu berkata, "Aku ingin rumah kita kelihatan sebagus rumah orang lain."
Dan Tomi selalu menjawab, "Aku juga ingin begitu."
Tetapi mereka tidak pernah bekerja membersihkan rumah itu.
Mereka tidak pernah mengatur perabotan, menyirami tanaman.
Mereka juga tidak pernah membantu ayah dan nenek mereka yang sudah tua.
Suatu hari Meri berkata kepada neneknya,
"Nek, mengapa rumah orang lain bisa tampak bagus dan rapi sepanjang waktu? Apa sebabnya?"
"Itu karena Brownie tinggal di rumah-rumah yang rapi itu," kata Nenek.
"Brownie-Brownie melakukan apa saja agar rumah yang ditinggalinya kelihatan bagus."
"Brownie itu apa, Nek?" Tanya Tomi.
"Brownie adalah peri-peri kecil yang suka membantu apa saja. Senang sekali jika ada Brownie di dalam rumah," jawab Nenek.
"Aku ingin kita punya satu Brownie!" seru Meri.
"Seperti apa mereka, Nek?"
"Rupa mereka seperti gadis kecil," kata Nenek.
"Dimana kita harus mencari mereka, Nek?" Tanya Meri lagi.
"Tanya saja pada seorang kakek bijaksana yang tinggal dekat danau. Mungkin ia dapat memberitahukanmu," kata Nenek.
Meri kemudian pergi ke danau yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Ia akhirnya berjumpa dengan Kakek Bijaksana.
"Kek, kata nenekku, Brownie mail bekerja apa saja agar rumah kami bisa kelihatan bagus. Maukah Kakek membantuku untuk menemukan satu Brownie saja, Kek?"
"Boleh saja," kata Kakek Bijaksana. "Kamu harus pergi ke danau. Lalu putar tubuhmu tiga kali, dan katakan inl,
'Putar saya dan balikkan saya dan perlihatkan saya peri kecil. Saya melihat ke dalam air dan saya melihatnya....'
Nah, setelah syairmu selesai, lihatlah ke dalam air di danau. Kau akan melihat Brownie!"
Setelah mengucapkan terima kasih, Meri berlari ke pinggir danau dan memutar tubuhnya tiga kali.
Sambil berbalik, ia mengucapkan syairtadi,
"Putar saya dan balikkan saya dan perlihatkan saya peri kecil. Saya melihat ke dalam air dan saya melihatnya…"
Tetapi ketika Meri melihat ke dalam air, ia hanya melihat bayangan dirinya sendiri.
"Mungkin aku salah membaca syair," piker Meri, lalu mengulang syair tadi. Tetapi seperti tadi, ia hanya melihat bayangan dirinya di dalam air.
“Aku rasa aku melakukan kesalahan lagi," kata Meri.
"Setiap kali kucoba yang bisa kulihat hanya diriku sendiri."
Meri akhirnya berlari kembali menjumpai Kakek Bijaksana.
"Kek, ketika aku mencari Brownie, yang kutemukan hanya diriku sendiri. Aku kan bukan Brownie, Kek," kata Meri.
"Oh ya?" tanya Kakek Bijaksana. "Seperti apa Brownie yang kamu lihat itu?"
"Ya...seperti gadis kecil, Kek," kata Meri.
"Dan apa yang dilakukan oleh Brownie?" tanya si Kakek.
"Mereka membantu apa saja dan merawat rumah agar kelihatan indah," kata Meri.
"Menurutmu, kau bisa melakukan semua pekerjaan Brownie itu?" tanya Kakek Bijaksana lagi.
"Aku tidak ingin begitu, Kek!" kata Meri. "Aku mencari Brownie untuk mengerjakan semuanya untukku!"
"Kau ingin seseorang melakukan pekerjaan untukmu.
Sementara kau sendiri tidak pernah melakukannya?" tanya Kakek Bijaksana kembali.
"Kau ingin menjadi seorang gadis yang tidak pernah mengatur perabotan?
Gadis yang tidak pernah menyirami tanaman? Gadis yang tidak pernah sama sekali membantu Ayah dan Nenek yang sudah sangat tua?"
"Oh tidak, Kek!" seru Meri.
Aku tidak sungguh-sungguh ingin seperti itu! Baiklah, aku ingin mencoba menjadi Brownie, Kek!"
Meri lalu segera pulang sambil tak lupa berterimakasih pada Kakek Bijaksana.
Ketika tahu Meri ingin mencoba menjadi Brownie, Tomi juga ingin melakukannya hal yang sama.
"Kita bisa kembali menjadi Tomi dan Meri lagi, jika bosan menjadi Brownie," kata Tomi.
Maksud Tomi, jika mereka malas bekerja, mereka bisa saja membiarkan rumah mereka berantakan lagi seperti dulu.
Tetapi ternyata menjadi Brownie adalah hal yang menyenangkan.
Setiap pagi kedua anak itu bangun di saat ayah dan nenek mereka masih tidur. Mereka melakukan semua pekerjaan rumah.
Selama beberapa waktu, Ayah dan Nenek mengira Brownie-lah yang telah membersihkan rumah mereka. Tetapi suatu pagi mereka mendapati anak-anak itu tertawa ceria di saat bekerja.
"Apa ini?" seru Ayah.
Nenek hanya tertawa dan tertawa. Setelah melihat kedua cucunya, Nenek mengerti.
"Betapa menyenangkan jika ada Brownie di dalam rumah," kata Nenek.
(Dari The Brownies, diterjemahkan oleh Tututa, Majalah Bobo)
2. Dongeng Gelang Putri Melati yang Sederhana
TRIBUNJATENG.COM- Berikut dongeng Gelang Putri Melati dikutip dari bobo.grid.id
Di sebuah kerajaan, hiduplah seorang raja bernama Sifa yang mempunyai tiga orang putri. Ketiganya sangat cantik.
Putri Maya, Putri Melur, dan Putri Melati.
Suatu hari, Pangeran Kelana mengundang mereka ke pestanya. Beginilah Bunyi undangan Pangeran Kelana:
Datanglah ke pesta ulang tahunku. Dalam pesta itu aku akan memilih seorang gadis untuk menjadi permaisuriku.
Aku akan memilih gadis yang mengenakan gelang yang paling indah
Pangeran Kelana adalah putra mahkota Kerajaan Panca, negeri tetangga Kerajaan Sifa.
Ia sangatlah tampan.
Putri Maya, Putri Melur, dan Putri Melati tentu saja ingin sekali datang ke pesta itu.
Mereka ingin menjadi permaisuri Pangeran Kelana.
Ketiganya, masing-masing mempunyai seorang ibu peri.
Putri Maya segera menemui ibu perinya. Ia menceritakan undangan Pangeran Kelana.
"Itu mudah, anakku," kata si Ibu Peri, la lalu memberikan Putri Maya sebentuk gelang emas berhias batu merah delima.
"Kalau mengenakan gelang itu, Pangeran Kelana pasti akan memilihmu sebagai permaisurinya."
Putri Melur pun menemui ibu perinya.
"Aku akan memberimu sebuah gelang perak berhiaskan berlian. Dengan gelang itu, Pangeran Kelana pasti akan memilihmu," ujar Ibu Peri.
Ibu peri Putri Melati tidaklah sekaya ibu peri Putri Maya dan ibu peri Putri Melur.
Tetapi ia sangat baik hati. Ia amat mengasihi sang Putri. Putri Melati menemuinya. Diceritakannya tentang undangan Pangeran Kelana.
Ia kemudian mendatangi Putri Melati. Diperhatikannya gelang yang melingkar di pergelangan Putri Melati.
Gelang itu berupa dedaunan yang berkelap-kelip.
Di setiap daun ada seekor kunangkunang yang tiada henti berkelapkelip. Cahayanya lebih terang dari cahaya yang ditimbulkan intan permata.
"Sungguh gelang yang amat luar biasa indah!" ucap Pangeran Kelana.
"Aku memilihmu sebagai permaisuriku, wahai, Putri Melati yang cantik!"
Betapa gembiranya Putri Melati. Akhirnya ia menjadi putri pilihan Pangeran Kelana.
Cerita oleh: Endang Firdaus
Artikel ini telah tayang di bobo.grid.id dengan judul https://bobo.grid.id/read/082592263/dongeng-anak-gelang-putri-melati-mendongenguntukcerdas?page=3
3. Dongeng Selimut Kunang-Kunang, Cerita Pengantar Tidur untuk Anak
Berikut dongeng Selimut Kunang-kunang, Dongeng Pengantar Tidur untuk anak.
Rus, anak laki-laki berumur delapan tahun yang nakal, sangat jahil dan banyak tingkah.
fAda-ada saja ulahnya yang membuat orang-orang berteriak marah, atau jengkel.
Namun hari ini Rus sangat heran. Karena tidak ada seorang pun yang mempedulikan kebandelannya.
Padahal dia baru saja mencat anak sapi milik Pak Todi dengan warna hijau.
Tapi Pak Todi diam saja dengan wajah murung.
Tidak membentak Rus. Ketika Rus main perahu-perahuan dengan sandal Bu llya yang besar, wanita gemuk itu juga tidak memarahi Rus.
Bu llya hanya melirik Rus dengan raut wajah sedih.
Ada apa, ya? Kenapa orang-orang terlihat murung dan sedih? Rus bingung.
Akhirnya Rus bosan berbuat nakal dan jahil karena tidak ada yang mempedulikanya. Rus jadi penasaran.
"Apa yang terjadi, Pak Koko? Kenapa orang-orang terlihat sedih?" tanya Rus pada Pak Koko, Tukang Pedati.
"Ya, orang-orang di seluruh negeri sedang berduka. Puteri Marya telah diculik Raja Penyihir Umbu.
Tidak ada yang dapat membebaskan Puteri Marya. Raja Penyihir Umbu tidak terkalahkan. Pasukan kerajaan yang diutus Raja belum kembali juga," jelas Pak Koko sedih.
Rus terdiam sebentar. Rus tahu Puteri Marya sangat disayangi rakyat seluruh negeri.
Puteri Marya sangat cantik jelita dan baik hati. Rus menjadi marah kepada Raja Penyihir Umbu.
"Aku akan membebaskan Puteri Marya. Jangan khawatir!" ucap Rus yakin. Pak Koko malah tertawa, meremehkan Rus.
"Anak nakal seperti kamu, apa yang dapat kamu lakukan?" tanya Pak Koko.
“Nanti aku pikirkan. Aku akan membebaskan Puteri Marya!"
Orang-orang yang mendengar ucapan Rus hanya mendengus kesal.
Para ksatria kerajaan saja tidak bisa membebaskan Puteri Marya. Apalagi Rus. Anak kecil yang suka jahil dan berbuat nakal.
Namun tidak ada yang tahu, diamdiam Rus menemui Lilip, peri kunang-kunang, sahabatnya.
Lilip pernah diselamatkan Rus ketika terjerat sarang laba-laba raksasa.
Seluruh tubuh Lilip berwarna kuning kehijauan. Bila malam, seluruh tubuh Lilip bercahaya berkerlip-kerlip.
"Aku ingin membebaskan Puteri Marya. Tapi aku tidak tahu di mana tempat persembunyian Raja Penyihir Umbu," keluh Rus murung.
"Aku tahu. Istana Pualam Raja Penyihir Umbu ada di Lembah Bunga Seribu Warna," kata Lilip dengan mata berbinar.
"Bagaimana kamu tahu?" Tanya Rus.
"Aku sudah menanyakannya pada Tabib Tenung. Puteri Marya disekap di Menara Kaca yang tingginya sampai ke awan."
"Bagaimana caranya kita dapat ke sana?" tanya Rus putus asa.
"Aku akan meminjam Selimut Kunang-kunang pada Ratu Cahaya Damai!" kata Lilip mantap. Ratu Cahaya Damai adalah ratu para peri kunang-kunang.
Malam harinya, Rus berjanji untuk bertemu Lilip lagi.
Tak lama kemudian Lilip datang membawa sebuah selimut aneh yang berwarna kusam.
Temyata selimut itu disulam dari ribuan sayap kunang-kunang.
"Aku tidak jadi meminjamnya dari Ratu. Ratu tak akan mengizinkannya.
Aku terpaksa mengambilnya ketika Peri Kunang Penjahit sedang lengah. Ada bagian yang sobek pada selimut ini," jelas Lilip.
"Terima kasih, Lilip. Kamu mau membantu aku," kata Rus.
"Kita harus saling membantu. Kau kan pernah menyelamatkan aku. Ayo, tutupi tubuhmu dengan selimut kunang-kunang ini. Kita harus segera membebaskan Puteri Marya!"
Rus menuruti kata-kata Lilip. Dia menutupi tubuhnya dengan selimut kunang-kunang.
Tiba-tiba ribuan cahaya berkerlap-kerlip menyelubungi tubuh Rus. Rus berubah menjadi cahaya.
Kemudian melesat ke langittinggi. Menuju Menara Kaca tempat Puteri Marya disekap. Lilip sebagai penunjuk jalannya.
Kemudian mereka sampai di Menara Kaca.
Puteri Marya terkejut dengan kedatangan mereka. Rus membuka Selimut Kunang-Kunang yang menyelubunginya. Selimut itu berubah menjadi selimut biasa kembali.
"Puteri Marya, aku Rus, kita harus segera meninggalkan tempat ini," seru Rus.
"Tapi bagaimana dengan tawanan yang lain?" tanya Puteri Marya.
"Mereka telah disihir menjadi bungabunga yang memenuhi seluruh Lembah Bunga Seribu Warna. Aku pun akan disihir menjadi Bunga emas!"
“Kalian tidak akan bisa meninggalkan tempat ini!" tiba-tiba Raja Penyihir Umbu datang dengan suara marah.
Wajahnya yang tampan menjadi merah. Dia bersiap menyihir Rus.
Tiba-tiba Lilip melihat kalung bola kristal menyembul di dada Raja Penyihir Umbu.
Lilip segera menyambar bola kristal itu dan membantingnya sampai pecah. Itu adalah kelemahan Raja Penyihir Umbu.
Rus segera menyelubungi tubuhnya dan Puteri Marya dengan Selimut Kunang-kunang.
Tubuh mereka berubah menjadi cahaya. Tapi Raja Penyihir Umbu berhasil menarik ujung Selimut Kunangkunang. Rus menyentaknya.
Krreekk! Terdengar bunyi sobek.
Tapi Rus berhasil lepas dan melesat ke langit bebas bersama Puteri Marya.
Sihir Raja Penyihir Umbu punah. Dia tidak berdaya lagi. Orang-orang yang disihimya menjadi bunga berubah kembali menjadi manusia.
Penduduk negeri menyambut gembira kembalinya Puteri Marya. Raja mengadakan pesta untuk Rus dan Lilip.
"Anak nakal, kalian harus tetap mendapat hukuman dariku. Mengambil selimut kunang-kunang tanpa izin.
Kalian harus membantuku menambal pakaian dan memasang kancing selama sebulan penuh!" omel Peri Kunang Penjahit.
Rus dan Lilip hanya bisa tersenyum kecut. Hmm, dengan sibuk bekerja, mudah-mudahan Rus tidak sempat berbuatjahil lagi.
Cerita oleh: Palris Jaya Ipal
https://bobo.grid.id/read/082586408/dongeng-anak-selimut-kunang-kunang-mendongenguntukcerdas
(*)