Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

IT Telkom Purwokerto

Prodi Sains Data ITTP Purwokerto Gelar Pelatihan Ecobrick di Sokaraja Kulon Banyumas

Program Studi Sains Data Institut Teknologi Telkom Purwokerto menyelenggarakan acara “Pelatihan Pengelolaan Sampah Plastik dan Ecobrick”.

Editor: abduh imanulhaq
IT TELKOM PURWOKERTO
Prodi Sains Data ITTP menggelar Pelatihan Pengelolaan Sampah Plastik dan Ecobrick 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Program Studi Sains Data Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP) melalui Himpunan Mahasiswa Sains Data menyelenggarakan Pelatihan Pengelolaan Sampah Plastik dan Ecobrick di aula serbaguna Kantor Kepala Desa Sokaraja Kulon, Sokaraja, Banyumas, Sabtu (13/11/2021).

Pelatihan diikuti Ibu-ibu PKK Desa Sokaraja Kulon yang merupakan peserta utama.

Hadir Kepala Desa Adi Sukmono A.Md dan Siti Khomsah, S.Kom, M.Sc selaku Kaprodi Sains Data ITTP.

Sebagai pembicara Atika Ratna Dewi.S.Si, M.Sc. dan Nia Annisa Ferani Tanjung S.Si, M.Sc. yang juga dosen ITTP.

Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Prodi Sains Data ITTP dalam menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teori, dan aplikasinya kepada masyarakat.

Pelatihan bertujuan agar masyarakat Sokaraja Kulon tentang kesadaraan pentingnya pengurangan penggunaan barang-barang anorganik dan pemanfaatannya menjadi barang yang bisa digunakan kembali.

Kepala Desa Adi Sukmono, A.Md dalam sambutan membahas latar belakang mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik.

“Harapannya nanti sampah yang sulit terurai seperti plastik ini bisa teratasi. Selama ini setelah kita selesai menggunakan plastik, sampahnya langsung kita buang ke TPA.” ujar Adi Sukmono.

Selama ini, sampah dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu organik dan anorganik.

Sampah organik yaitu sampah yang bisa terurai, seperti sayur yang busuk, dan sisa makanan.

Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah terurai, seperti botol dan bungkus plastik dari kemasan makanan.

Himpunan Mahasiswa Sains Data ITTP bersama Ibu-ibu PKK Desa Sokaraja Kulon Banyumas
Himpunan Mahasiswa Sains Data ITTP bersama Ibu-ibu PKK Desa Sokaraja Kulon Banyumas (IST)

Sampah plastik ini memiliki dampak buruk bagi lingkungan hidup di antaranya polusi dan pemanasan global.

“Hasil sampah yang telah selesai kita gunakan setelah dibuang akan ditimbun di TPA. Tentu yang namanya penimbunan suatu ketika akan mencapai batas maksimum alias penuh dan akan menimbulkan masalah baru. Sehingga kita didorong untuk mencegah terjadinya masalah baru tersebut,” imbuhnya.

Para pembicara memperkenalkan istilah “3R” yaitu reduce, reuse & recycle.

Reduce memiliki arti ‘mengurangi’.

Artinya adalah kita harus mengurangi penggunaan barang-barang yang memiliki sifat sulit didaur ulang.

Lalu reuse memiliki arti ‘menggunakan kembali’.

Artinya kita diajak untuk menggunakan barang bekas yang masih layak pakai untuk digunakan kembali supaya meminimalisir jumlah sampah yang nantinya akan ditimbulkan.

Sedangkan yang terakhir yaitu recycle memiliki arti ‘mendaur ulang’.

Artinya adalah sampah-sampah yang telah dihasilkan, apabila dirasa masih bisa dimanfaatkan kembali menjadi hal yang baru & berguna, harus kita daur ulang.

Salah satu solusi dalam menyelesaikan permasalahan terkait penumpukan sampah dari metode 3R tadi ialah Ecobrick.

Ecobrick merupakan perwujudan metode 3R tepatnya di bagian recycle (daur ulang).

Ecobrick adalah metode untuk meminimalkan sampah dengan media botol plastik yang diisi penuh dengan sampah anorganik.

Apabila sampah plastik dibakar, akan menyebabkan kerusakan pada atmosfer dan menyebabkan hujan asam.

Setelah botol-botol terisi, botol-botol tersebut bisa dibentuk menjadi barang seperti meja, kursi, pot bunga dan masih banyak lagi.

Peserta tidak hanya diberikan teori pengelolaan sampah plastik dan ecobrick, mereka juga melakukan praktek pembuatannya secara langsung.

Peserta yang merupakan anggota PKK dibagi menjadi beberapa kelompok.

Masing-masing didampingi panitia pelaksana yang merupakan anggota HMSD ITTP.

Praktek tersebut berlangsung selama 2 jam.

Setiap kelompok menghasilkan botol ecobrick sebanyak kurang lebih 5 buah.

Setelah semua botol terkumpul, botol-botol ecobrick tersebut disusun dan disatukan menjadi kursi kecil.

"Dari kegiatan ini, kami harapkan warga Desa Sokaraja Kulon melalui ibu-ibu PKK dapat teredukasi bahwasannya sampah plastik hasil industri rumah tangga tidak langsung dibuang melainkan masih bisa dimanfaatkan dengan cara mendaur ulang," jelas Siti Khomsah, S.Kom, M.Sc. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved