Berita Banjarnegara
Kisah Anak Yatim Selamat Setelah Terkubur Longsor Lebih dari Sejam di Pagentan Banjarnegara
Harapan agar para korban longsor di Desa Pagentan, Kecamatan Pagentan selamat selalu terpanjat. Meski nalar meragukan, bisa saja datang keajaiban.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Harapan agar para korban longsor di Desa Pagentan, Kecamatan Pagentan selamat selalu terpanjat. Meski nalar meragukan, bisa saja datang keajaiban.
Dua rumah yang dihuni lima orang sudah rata dengan tanah. Tebing belakang rumah sudah merekah. Timbunan tanah yang mengubur tempat tinggal itu cukup tebal.
Rumah permanen itu seketika hancur. Nahas ada lima orang di dalamnya ikut terkubur.
Tak ada jeritan atau rintihan yang menandai ada kehidupan.
Baca juga: Detik-detik Evakuasi Korban Longsor Pagentan Banjarnegara: Jasad Anak-anak Ditemukan di Ruang TV
Baca juga: Kronologi dan Daftar Korban Meninggal serta Luka Akibat Longsor di Pagentan Banjarnegara
Kades Pagentan Abdul Kohar bersama warga lain bahu membahu mencari para korban yang terkubur. Mereka menyingkirkan puing dan timbunan dengan peralatan seadanya.
Pencarian diarahkan ke ruang keluarga dan kamar tempat mereka dimungkinkan berkumpul. Beruntung Kohar hafal betul letak persis ruangan itu.
"Saya sering ke rumah itu saat pak Budiman (perangkat desa) masih hidup. Saya tahu mana kamar, mana ruang tamu. Sehingga pencarian langsung menyasar ke situ, " katanya, Sabtu (20/11/2021).
Pencarian itu membuahkan hasil. Dua korban yang masih anak-anak, Alfino (11) dan Bunga (14) ditemukan meninggal dengan posisi telungkup.
Dalam kondisi tertimbun tanah dan puing, memang sulit diharapkan mereka bisa selamat.
Tapi keajaiban bisa membalikkan logika itu.
Mereka menemukan masih kehidupan di balik kengerian bencana itu.
Tangan bocah belia ditemukan menyembul usai tanah yang menimbunnya tergali. Relawan terus mengeruk tanah yang mengubur tubuh itu.
Kaki anak itu mulai terlihat. Warga menggali lagi dengan mengurutkan anggota tubuh anak itu.
Hingga sekujur tubuh anak perempuan itu terlihat utuh.
Tubuhnya berlumur tanah. Maklum anak itu sudah tertimbun lebih dari satu jam.
Tanah yang menimbunnya lebih tinggi dari kepala orang dewasa.
Hingga tubuhnya sama sekali tak terlihat. Warga buru-buru mengangkat tubuh anak itu dengan harapan selamat.
"Terkubur lebih dari satu jam. Sama saya lebih tinggi timbunannya," katanya.
Siapa sangka, mereka menyaksikan keajaiban. Setelah terkubur lebih dari sejam, gadis kecil bernama Putri (7) itu masih bernafas. Meski tubuhnya sudah lemas.
Saat dievakuasi, anak itu bahkan sempat membersihkan tanah di mulutnya dengan tangannya yang lemah.
Warga buru-buru membawanya ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pertolongan.
Putri satu-satunya korban selamat dalam insiden itu.
Meski ia harus kehilangan saudara kandungnya, Alfino, serta ibu asuhnya, Partini yang ditemukan meninggal tertimbun tanah dan puing.
Putri bahkan tidak mengalami luka berarti. Kecuali rasa trauma yang pasti susah dihilangkannya.
"Ini adalah keajaiban dari Yang Maha Kuasa," katanya.
Putri dan Alfino adalah anak yatim. Selepas orang tuanya meninggal, keduanya diasuh oleh Partini yang belum lama menjanda. Partini dan anak kandungnya, Bunga tewas dalam insiden itu.
Putri kandung Partini yang lain, Kristin selamat karena sedang tidak berada di rumah.(*