Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Hari Anak Sedunia, Anak-anak Ambil Alih Jabatan Gubernur, Bupati dan Walikota di Jateng

Gubernur Jawa Tengah, M Pratomo Ambar Bawono meminta wali kota dan bupati untuk mengatasi permasalahan yang ditimbullkan akibat pandemi.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: moh anhar
Tangkapan layar ruang virtual
Tangkapan layar ruang virtual yang memperlihatkan anak-anak berperan sebagai gubernur, wali kota dan bupati di Jateng. acara ini dalam rangka Hari Anak Sedunia. 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG- Gubernur Jawa Tengah, M Pratomo Ambar Bawono meminta wali kota dan bupati untuk mengatasi permasalahan yang ditimbullkan akibat pandemi.

Terutama terkait kesehatan anak-anak.

Hal itu disampaikan saat memimpin rapat koordinasi penanganan kesehatan mental anak-anak yang terdampak pandemi Covid-19 bersama para wali kota dan bupati di Jawa Tengah.

Nama gubernur yang disebutkan di atas, tentunya bukan Gubernur Jateng sesungguhnya yang menggantikan Ganjar Pranowo.

Baca juga: Karangan Bunga Membanjiri Rumah Duka Sertu Ari Baskoro di Kendal, TNI Gugur di Papua

Baca juga: Panggung Kesenian Ramaikan Pasar Bahulak Sragen, Menikmati Atraksi Budaya Sambil Kulineran

M Pratomo Akbar merupakan seorang siswa SMAN 7 Surakarta.

Ia berusaha menirukan gaya berkomunikasi dan intonasi suara Ganjar Pranowo.

Dengan earphone terpasang di telinga, duduk di sofa oranye, dan menghadap kamera, ia memimpin rapat secara virtual bersama sejumlah wali kota dan bupati di Jateng.

Tentunya, wali kota dan bupati yang mengikuti rapat juga bukan kepala daerah yang sesungguhnya.

Mereka anak-anak yang berperan menggantikan posisi bupati dan wali kota sebenarnya.

Mereka merupakan anak-anak yang tergabung dalam Forum Anak Jawa Tengah. Anak-anak melakukan kegiatan bertajuk 'Kids Take Over' pemerintahan untuk memperingati Hari Anak Sedunia yang dilaksakan secara virtual, Sabtu (20/11/2021).

Mereka mengambil alih posisi pemimpin pemerintahan atau kepala daerah di Jateng, ada yang menempati posisi gubernur, bupati, dan wali klota.

"Rasanya saya tertantang memerankan Pak Ganjar. Ia memiliki pengaruh banget terhadap kebijakan maupun  menyelesaikan masalah-masalah. Saya sedikit banyak tahu bagaimana Pak Ganjar menyampaikan sesuatu dan berhadapan dengan audience," kata Pratomo.

Dalam kegiatan terrsebut, satu anak menjadi gubernur dan 33 anak berperan sebagai bupati dan wali kota di Jateng.

Mereka tidak hanya duduk dan berperan sebagai kepala daerah, mereka juga harus bisa menjelaskan kondisi wilayah mereka, terutama terkait penanganan kesehatan mental anak.

Seperti halnya Pratomo, ia berusaha menjelaskan dan memberikan pemaparan terkait apa saja yang harus dilakukan bupati dan wali kota dalam masalah penanganan kesehatan mental anak. Ia berusaha menjadi gubernur sesungguhnya.

Selain itu, ada sejumlah anak yang berperan menduduki kursi jabatan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Wulandari Mega Pratiwi dari SMAN 1 Temanggung yang menduduki jabatan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Jawa Tengah mampu menjelaskan kondisi terkini masalah yang dihadapi anak-anak akibat pandemi Covid-19.

"Senang bisa memerankan Kepala Dinas. Saya harus menguasai masalah yang dibahas. Ada tiga isu utama. Pertama anak yatim piatu terdampak Covid-19, kesehatan mental, dan pertemuan tatap muka di new normal," tutur Mega.

Kegiatan Anak-anak Jateng tersebut mendapat dukungan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Jateng, Yayasan Setara, Akatara Jurnalis Sahabat Anak, dan UNICEF.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Jateng Retno Sudewi menerangkan bahwa semua kegiatan dirancang anak-anak.

"Ternyata mereka mampu mengangkat dan membahas isu-isu yang berkaitan dengan anak. Saya yang di-take over oleh Mega, saya terharu. Anak-anak wawasannya luas dan mampu melahirkan solusi," ucapnya.

Sementara itu, fasilitator Forum Anak Provinsi Jawa Tengah, Christina Ningrum menjelaskan bahwa tema kesehatan mental dipilih karena melihat dampak dari situasi pandemi kepada anak-anak.

"Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Forum Anak, ada 77,5 persen anak mengaku sering terjadi perundungan di dunia online selama masa pandemi ini," kata Christina.

Melalui kegiatan tersebut, ia menekankan ingin menunjukan pentingnya suara anak. Serta mempertimbangkan suara anak, terutama dalam isu-isu yang berdampak terhadap hak-hak anak. 

Menurutnya, melalui kegiatan Kids Take Over ini, anak-anak mendapatkan kesempatan untuk bisa mengekspresikan gagasannya dengan berbagai permasalahan yang mereka hadapi sehari-hari.

"Seperti bagaimana anak merasa terintimidasi di masa pandemi, kondisi kesehatan mental dan perlindungan bagi anak yang kehilangan orang tua atau pengasuh utama saat pandemi, dan pendidikan yang juga berdampak pada kesehatan mental mereka," ucapnya.

Baca juga: Hasil Babak I Skor 0-0 Timnas U-18 Indonesia Vs Antalyaspor U-18, Live di Sini!

Baca juga: TAMAT, Manchester United Sembelih Karir Ole Gunnar Solskjaer

Ada lima kepala daerah yang mengikuti acara itu hingga usai. Mereka adalah Bupati Boyolali, Mohammad Said Hidayat; Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat; Bupati Tegal, Umi Azizah, Wali Kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid, Wakil Bupati Brebes Narjo, dan Wakil Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved