Berita Semarang
Jelang Nataru, Upaya Pencegahan Covid-19 di Semarang Terus Digencarkan
Menjelang perayaan Nataru, upaya pencegahan penyebaran Covid-19 terus digencarkan.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Menjelang perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru), upaya pencegahan penyebaran Covid-19 terus digencarkan.
Pemerintah pusat bakal menerapkan PPKM Level 3 yang berlaku nasional. Pemerintah daerah pun tentu melakukan upaya agar momen Nataru tidak menjadi ledakan kasus Covid-19 gelombang tiga.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, mobilitas masyarakat sudah tidak bisa dihindari.
Kasus di daerah hinterland atau sekitar Kota Semarang sudah mulai naik. Dia meminta petugas tenaga kesehatan di perbatasan untuk waspada.
Sesuai keputusan pemerintah pusat, selama nataru mulai 24 Desember 2021 - 2 Januari 2022 akan diberlakukan PPKM Level 3.
"Aktivitas fisik dibatasi. Makanya, ASN tidak boleh cuti. Ini sebagai panduan Pak Wali untuk memberikan instruksi ke teman-teman ASN," terang Hakam, Selasa (23/11/2021).
Pesta atau kegiatan lain yang menimbulkan kerumunan, lanjut dia, sebisa mungkin ditunda terlebih dahulu. Dia mengimbau masyarakat untuk stay at home atau di rumah saja.
Jika harus keluar rumah, dia mewanti-wanti agar protokol kesehatan diterapkan.
Dinas Kesehatan terus melakukan random sampling serta edukasi kepada masyarakat agar tidak ada ledakan kasus gelombang tiga.
Vaksinasi di wilayah cakupan rendah terus digenjot agar kekebalan kelompok terbentuk.
Terkait kesiapan tempat isolasi, menurutnya, Kota Semarang memiliki Kampung Siaga Candi Hebat. Kampung-kampung tersebut bisa digerakkan kembali jika sewaktu-waktu dibutuhkan tempat isolasi.
Pasalnya, setiap kelurahan telah memiliki tempat isolasi bagi warga yang terpapar Covid-19.
"Begitu ada kasus, bisa difasilitasi dulu. Misal ada gejala, kami geser ke isoter. Untuk memgaktifkan kembali Kampung Siaga Candi Hebat, kami tinggal komunikasi dengan Pak Wali, Forkopimda, dan semua jajaran," paparnya.
Hakam menambahkan, ketersediaan tempat isolasi di rumah sakit masih ada 1.000 tempat tidur. Saat ini, pasien suspek atau probable juga dirawat di rumah sakit.
Pemerintah Kota Semarang masih menyiapkan 200 tempat tidur di isolasi terpusat rumah dinas wali kota. Fasilitas di rumah dinas tidak ada yang dikurnangi.
Hanya saja, petugas saat ini masih dikurangi karena tidak ada pasien. (*)