Berita Viral
Dedi Mulyadi Lunasi Biaya Kuliah Yudha, Mahasiswa yang Kritik Anggota DPR Saat Bersih-bersih Pasar
Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi melunasi biaya kuliah Yudha, sosok mahasiswa yang mengkritik kegiatannya saat bersih-bersih pasar.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi melunasi biaya kuliah Yudha, sosok mahasiswa yang mengkritik kegiatannya saat bersih-bersih pasar.
Dedi Mulyadi mendatangi kediaman Yudha dan betemu dengan sosok ibunda Yudha.
Melalui kanal Youtube Dedi Mulyadi, momen saat dia datang ke rumah Yudha ia unggah pada 25 November 2021.
Dedi Mulyadi mengaku memahami kritik yang disampaikan Yudha.
Namun, mantan bupati Purwakarta itu menegaskan dirinya tetap menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat.
Namun, terkait bersih-bersih sampah, ia tetap melakukannya sebagai kecintaannya terhadap lingkungan yang bersih.
Saat ditanya soal keluarga, Yudha mengatakan ayahnya sudah meninggal dunia.
Karena kondisi itu, Yudha membiayai kuliahnya sendiri.
Namun sudah 5 semester dirinya menunggak kuliah sedangkan saat ini sudah semester akhir.
Tanpa sepengetahuan Yudha, Dedi Mulyadi ternyata telah membayar tunggakan Yudha bahkan hingga wisuda sebesar Rp24.030.000.
Yudha terharu dan mengucapkan terimakasih kepada Dedi Mulyadi.
“Alhamdulillah nuhun kang,” ucap Yudha.
Dedi Mulyadi juga mengingatkan Yudha kuliah dengan benar agar kelak berguna bagi masyarakat.
“Sampai kuliah selesai sudah lunas Rp24.030.000, sekarang tinggal kuliahnya dan demo lagi. Nanti yang didemonya yang males-males,” Kata Dedi Mulyadi sambil tertawa.
Melihat kebaikan Dedi Mulyadi yang melunasi biaya kuliah, ibunda Yudha menangis bahagia.
Sebelumya, Dedi Mulyadi murka saat seorang mahasiswa yang bernama Yudha mengkritik tindakan Dedi Mulyadi yang meunguti sampah di Pasar di Purwakarta, Jawa Barat.
Dedi Mulyadi melihat sampah berserakan lalu memungutnya.
Setelah itu, datang seorang pria mengenakan jaket kotak-kotak biru mengkritik tindakan Dedi Mulyadi.
Tiba-tiba mahasiswa yang bernama Yudha itu menanyakan dasar hukum Dedi bertindak membersihkan sampah di pasar tersebut.
Dedi Mulyadi pun memberikan penjelasan bahwa tindakannya itu sebagai aksi kecintaannyaterhadap Purwakarta agar menjadi daerah yang bersih.
"Saya sebagai warga yang ingin Purwakarta bersih. Kalau kita ingin mencintai kebersihan harus ada dasar hukum? Terus apa?" kata Dedi Mulyadi dalam unggahan video unggahan laman Youtube KANG DEDI MULYADI CHANNEL.
Lebih lanjut mahasiswa ini juga mengaku bahwa dirinya merupakan warga Purwakarta.
Menue berargumen bahwa sebenarnya itu semua merupakan kewenangan dari beberapa dinas yang bertugas. Sang mahasiswa tetap bersih kukuh dengan argumennya membuat Dedi mulai naik pitam.
"Ini kewenangan mereka semua (warga). Sini, ini dikelola oleh IWAPA, Ikatan Warga Pasar terus tidak bersih, terus mau saya biarkan? Nih bu Atik ini yang punya kewenangannya. Sok masalahnya apa? Dia (mahasiswa) protes saya membersihkan lingkungan ini," lanjut Dedi.
Tak berhenti sampai di situ, mahasiswa ini berkata bahwa kebersihan merupakan tanggung jawab bersama.
"Ini kan tanggung jawab kita semua," ujar mahasiswa.
Mendengar pernyataan ini, Dedi langsung menimpalinya dengan pertanyaan.
"Ya kenapa enggak dibersihkan?" timpal Dedi.
Dedi Mulyadi lantas menanyakan legalitas Yudha yang mengaku mewakili masyarakat Purwakarta.
"Masyarakat mana yang Anda wakili! Mana bukti legalitas Anda mewakilin? Hasil mana? Saya ngerti hukum," tegas Dedi.
Dedi terus mencerca Yudha dan terlihat kesal.
Dedi Mulyadi mengatakan harusnya Yudha malu sebagai mahasiswa tidak mempunyai kepekaan terhadap kebersihan.
Sementara Dedi masih mau memungut sampah.
Kemudian Yudha tetap melakukan protes dan menilai jika Dedi tak berwenang karena bukan pelaksana teknis.
Menurut dia, ungkapan ini merupakan protes dari warga yang mewakilinya.
Mendengar hal itu Dedi pun menanyakan masyarakat mana yang diwakili oleh Yudha. Namun Yudha tak menjawab dan terus menanyakan kewenangan juga kompetensi Dedi membersihkan sampah di pasar.
"Membersihkan ini (sampah) tidak perlu kewenangan atau kompetensi," ujar Dedi Mulyadi.
Setelah itu Dedi Mulyadi dan Yudha terus berdebat.
Dedi Mulyadi lantas mengaku kecewa dengan Yudha yang tidak berinisiatif membersihkan sampah dan membangun ekosistem yang sehat di desanya.
Sementara Yudha juga berharap Dedi Mulyadi sebagai pejabat bisa membuat kebijakan agar persoalan sampah dan kebersihan bisa diatasi tanpa ia harus memunguti sampah sendirian.
Menurut Yudha pemungutan sampah bisa dilakukan oleh semua orang bahkan ada petugas kebersihan yang mengurusinya.
"Harusnya anda malu, sampah di kampung Pleret, kampung anda, dipungut oleh saya, anda harus malu, seorang Dedi Mulyadi orag setingkat saya wakil DPR komisi IV mau membersikan sampah, orang kayak kamu baru mahasiswa, perilakunya sudah kyaka menteri" ujar Dedi Mulyadi kesal.
Yudha berharap setiap orang menjalankan tugas seperti tugas dan fungsinya.
Menurut Yudha, sosok Dedi Mulyadi tugasnya tidak membersihkan sampah, namun membuat kebijakan agar sampah tertangani.
Dedi Mulyadi lalu tampak kesal dan meminta Yudha membersihkan sampah karena sebagai mahasiswa ia tidak memberikan kontribusi dan menginisiasi agar persoalan kebersihan di lingkungannya teratasi.
Jeda beberapa saat, mantan Bupati Purwakarta itu mengajak Yudha ikut gabung membersihkan, namun ditolak dengan alasan ada agenda diskusi.
Lalu Dedi memanggil Yudha dan mengajak berjabat tangan.
Dedi Mulyadi lalu mengatakan bahwa kritik harus disertai contoh.
"Kritik itu harus dengan contoh. Karena publik saat ini menyukai hal yang praktis, publik menyukai mahasiswa yang praktis, bukan mahasiswa teoritis" tandasnya.