Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

IHSG

Varian Baru Covid-19 Beri Tekanan pada Pasar Saham, IHSG Minus 2,36% dalam Sepekan

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan lalu ditutup minus sebesar 2,36 persen menjadi 6.561,55

KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Ilustrasi - IHSG 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan lalu ditutup minus sebesar 2,36 persen menjadi 6.561,55 dari 6.720,26 pada pekan sebelumnya.

Selain itu, rata-rata volume transaksi harian bursa mengalami pelemahan sebesar 6,99 persen menjadi 24,22 miliar saham, dari 26,04 miliar saham pada penutupan pekan sebelumnya.

"Investor asing akhir pekan lalu mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 145,74 miliar. Adapun sepanjang 2021, investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 38,69 triliun," ujar Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Yulianto Aji Sadono, dalam keterangan pers, ditulis Minggu (28/11).

Menurut dia, secara keseluruhan sebenarnya data perdagangan BEI selama sepekan lalu ditutup bervariasi.

Sebab, terjadi kenaikan pada rata-rata nilai transaksi harian bursa sebesar 9,16 persen menjadi Rp 14,47 triliun, dari Rp 13,25 triliun pada pekan sebelumnya.

Sementara, peningkatan tipis terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi bursa selama sepekan, yaitu sebesar 0,06 persen menjadi 1,368 juta transaksi dari 1,367 juta transaksi selama sepekan sebelumnya.

Yulianto menambahkan, pelemahan IHSG sepekan ini turut mendorong hangusnya nilai kapitalisasi pasar sekitar Rp 122 triliun, dari Rp 8.245 triliun menjadi Rp 8.123 triliun.

"Namun, kapitalisasi pasar bursa melemah 1,48 persen menjadi Rp 8.123,09 triliun, dari Rp 8.245,53 triliun pada penutupan pekan sebelumnya," jelasnya.

Senior Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menyatakan, pelemahan IHSG lebih karena munculnya varian covid-19 baru.

"Lebih dipengaruhi oleh varian baru virus covid-19 yang ditemukan di Afrika Selatan menurut laporan WHO (World Health Organization)," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews, ditulis Minggu (28/11).

Sementara, menurut dia, dampak keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) memberikan label institusional bersyarat terhadap Undang-undang (UU) Cipta Kerja tidak berdampak ke IHSG.

"Omnibus Law masih bisa diterapkan demi menggenjot investasi di Tanah Air, sehingga mendorong likuiditas di sektor keuangan," ujarnya.

Selain itu, Aji menuturkan, penyempurnaan Omnibus Law diharapkan mampu memperbaiki sejumlah kekurangan.

"Dapat memperbaiki kelemahan pada UU tersebut demi mewakili aspirasi seluruh pemegang kepentingan," tandasnya.

Analis Pilarmas Investindo Okie Setya Ardiastama mengatakan, penurunan IHSG terjadi seiring dengan pergerakan pada sebagian besar pasar saham Asia.

Ia menyebut, koreksi bursa Asia lebih karena antisipasi terkait dengan penurunan lebih lanjut akibat dampak dari tapering, dan juga sebaran varian baru virus corona yang dinilai dapat menjadi ancaman dari progres pemulihan ekonomi.

Masih melemah

Untuk perdagangan Senin (29/11), IHSG diproyeksikan masih bergerak melemah terbatas pada dengan rentang 6.483-6.622. “Pada pekan ini, pelaku pasar akan mencermati rilis data inflasi dan juga PMI manufaktur yang rencananya akan rilis pada hari Rabu (1/12),” terangnya.

Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan juga meramal IHSG masih dapat berlanjut melemah pada Senin (29/11). Support terdekat di kisaran 6.450-6.500 berpotensi menjadi bottom level, sebelum IHSG mencatatkan technical rebound.

“IHSG diperkirakan fluktuatif dalam rentang 6.450-6.600 di perdagangan Senin (29/11). Potensi rebound didukung net sell investor asing yang relatif kecil jika dibandingkan dengan pelemahan IHSG yang mencapai 2 persen pada perdagangan Jumat (26/11),” tutur Valdy dalam risetnya, Jumat (26/11).

Tak hanya bursa Asia, Wall Street ditutup melemah pada akhir pekan lalu dengan Dow dan S&P 500 mengalami penurunan persentase satu hari terbesar dalam beberapa bulan. Sentimen dari kekhawatiran varian baru virus corona jadi pemberat.

Pihak berwenang di seluruh dunia waspada terhadap varian virus corona yang ditemukan di Afrika Selatan, di mana Uni Eropa dan Inggris menjadi negara pertama yang memperketat kontrol perbatasan ketika para peneliti berusaha untuk memastikan apakah varian tersebut resisten terhadap vaksin.

Pada Jumat (26/11), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 905,04 poin atau 2,53 persen menjadi 34.899,34, indeks S&P 500 melemah 106,84 poin atau 2,27 persen ke 4.594,62; dan indeks Nasdaq Composite koreksi 353,57 poin atau 2,23 persen menuju 15.491,66. (Tribunnews/Yanuar Riezqi Yovanda/Kontan/Ika Puspitasari)

Baca juga: Indonesia Loloskan 4 Wakil ke BWF World Tour Finals 2021, Berikut Daftarnya

Baca juga: Selesai Perbaikan Total, Kapal Selam KRI Cakra-401 Telah Uji Coba, KSAL: Hasilnya Bagus

Baca juga: Bukan Hanya Mengatasi Masuk Angin, Berikut 7 Manfaat Jahe untuk Kesehatan

Baca juga: Not Angka Pianika Pamungkas To The Bone Listen To Me Now Babe

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved