Universitas Terbuka Semarang
Bupati Pati: Daripada Kuliah di Perguruan Tinggi Tidak Jelas, Lebih Baik Pilih UT
Pendirian Sentra Layanan UT Pati dimaksudkan untuk mendekatkan layanan UT dengan masyarakat Pati.
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Satu lagi, Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) Pati diresmikan Bupati Pati H. Haryono, S.H., M.M., M.Si.
Acara peresmian juga dihadiri Wakil Rektor Bidang Pengembangan Institusi dan Kerjasama Universitas Terbuka (UT) Rahmat Budiman Ph.D, Direktur UT Semarang Drs.Moh Muzammil, M.M, para pejabat di lingkungan Kabupaten Pati, dan mahasiswa UT yang berdomisili di Pati.
Pendirian Sentra Layanan UT Pati dimaksudkan mendekatkan layanan UT dengan masyarakat Pati.
Hal ini sesuai misi UT, yakni menyediakan akses pendidikan tinggi berkualitas dunia bagi semua lapisan masyarakat.
Dalam sambutannya, Bupati Hartopo mengatakan, UT sudah menunjukkan eksistensi dan kualitasnya sebagai institusi pendidikan tinggi di Indonesia.
“Keberadaan UT di Pati telah terbukti berperan dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi SDM di Pati. Buktinya, banyak pegawai Pemda Kabupaten Pati yang alumni UT. Daripada kuliah di perguruan tinggi yang tidak jelas statusnya, lebih baik menempuh kuliah di UT yang jelas-jelas merupakan Perguruan Tinggi Negeri (PTN), akreditasinya juga jelas, dan biayanya pun sangat terjangkau,” jelasnya.
Dengan kuliah di UT, mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan tanpa harus mengorbankan pekerjaannya.
Apalagi di era pandemi ini pemerintah melakukan pembatasan untuk melakukan kuliah tatap muka.
“Jadi, pilihan kuliah di UT merupakan solusi yang tepat,” tandas dia.
Wakil Rektor Bidang Pengembangan Institusi dan Kerjasama juga memperkuat pernyataan bupati dengan menegaskan keberadaan UT sebagai pionir perguruan tinggi jarak jauh di Indonesia.
“UT sangat peduli dengan kualitas. Mulai proses registrasi, pengembangan bahan ajar, tutorial, pengembangan bahan ujian, penyelenggaraan ujian, semuanya selalu mengacu pada standar kualitas yang ditentukan secara ketat Secara periodik, kualitas UT juga direviu oleh badan perguruan tinggi jarak jauh dunia atau International Council for Open and Distance Education (ICDE). Alhamdulillah UT selalu lolos dari reviu ICDE terbukti UT secara rutin menerima sertifikasi dari badan dunia tersebut,” tandasnya.
Direktur UT Semarang, Drs.Moh Muzammil,M.M., menyatakan keberadaan UT Semarang merupakan solusi untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi di Jawa Tengah dimana pada tahun 2020 baru mencapai 22,62%.
Meskipun masih di bawah Jawa Barat (25,75%) dan Jawa Timur (29,52%), tapi UT Semarang punya komitmen untuk terus berkontribusi mengejar ketertinggalan ini.
Dengan jumlah mahasiswa 14.000 tidak ada satu desa atau kecamatan pun yang tidak ada mahasiswa UT di wilayah UT Semarang.
Sebagai langkah kongkritnya, UT secara kontinyu memberi bantuan biaya pendidikan dan beasiswa bagi mahasiswa UT di Jawa Tengah.
"Pada tahun 2021 ini, UT memberikan 4 miliar bagi mahasiswa UT di Jawa Tengah. Jika itu dirasa masih kurang, kami akan berikhtiar terus untuk meningkatkannya,” ujar Muzammil. (*)