Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Virus Corona

Kasus di Afsel Naik 571% Sepekan, Covid-19 Omicron Sudah Terdeteksi di 24 Negara

Kasus covid-19 di Afrika Selatan (Afsel) naik berlipat ganda dalam sehari sejak ditemukan varian terbaru covid-19, Omicron

(SHUTTERSTOCK/natatravel)
Ilustrasi varian Omicron (B.1.1.529). Dokter di Afrika Selatan yang pertama kali menyadari ada varian baru Covid-19 mengatakan, gejala varian Omicron sangat ringan seperti infeksi virus umumnya. 

"Kita harus menghadapi ancaman baru ini sama seperti kita menghadapi mereka yang telah datang sebelumnya," ucap Biden.

Pejabat kesehatan AS mendesak orang untuk mendapatkan vaksinasi terhadap covid-19, atau mendapatkan booster jika mereka memenuhi syarat. Langkah-langkah lain seperti masker, cuci tangan, jarak fisik, dan ventilasi masih akan diterapkan untuk melawan varian Omicron.

Konfirmasi

Varian baru virus corona, Omicron, telah terdeteksi di beberapa negara sejak pertama kali ditemukan di Benua Afrika. Saat ini, terdapat 24 negara yang sudah mengonfirmasi kasus varian Omicron. 

Adapun negara terbanyak dengan kasus virus Omicron yakni Afrika Selatan dengan 77 kasus, disusul Inggris 22 kasus, dan Belanda 16 kasus. Sedangkan untuk kasus terendah yakni AS, Austria, Belgia, Prancis, Republik Ceko, dan Arab Saudi dengan satu kasus.

Omicron disebut sebagai satu yang sangat cepat dalam menularkan virus. WHO mengklasifikasikan varian Omicron masuk ke dalam kategori variant of concern (VoC), tanpa melalui kategori variant of interest (VoI).

Dikutip dari covid19.go.id, varian Omicron memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan. WHO menjelaskan, bukti awal telah menunjukkan lonjakan atau peningkatan risiko infeksi ulang pada varian tersebut, dibandingkan dengan VoC lain.

Seorang pejabat WHO mengatakan tidak ada bukti Omicron berdampak pada efektivitas vaksin terhadap penyakit serius dan mereka yang terinfeksi melaporkan gejala ringan.

Sementara, Kepala kesehatan di Botswana mengungkapkan bahwa 16 dari 19 kasus yang dikonfirmasi tidak menunjukkan gejala dan gejala 'sangat-sangat ringan' di antara mereka yang memilikinya.

Tetapi para ahli memperingatkan akan membutuhkan waktu setidaknya dua minggu sampai mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa dampak varian terbaru itu.

WHO menyatakan, varian B.1.1.529 atau Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afsel pada 24 November 2021. Situasi epidemiologis di Afsel telah ditandai oleh tiga puncak berbeda dalam kasus yang dilaporkan, yang terakhir didominasi varian Delta. (Tribunnews)

Besar Kemungkinan Sudah Masuk RI

Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai, besar kemungkinan varian Omicron sudah terdeteksi di Indonesia.

"Bagaimanapun kombinasi antara kerumunan, keramaian, dan mobilitas yang tinggi, interaksi yang tinggi, besar kemungkinan varian Omicron sudah ada di Indonesia. Ini hanya masalah waktu saja," katanya, dikutip detikcom, Kamis (2/12).

Menurut dia, dampak dari kemungkinan munculnya varian baru corona dan kerumunan tidak akan langsung terlihat.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved