Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gunung Semeru Meletus

Tak Ada Alarm EWS di Lereng Gunung Semeru, Banyak Warga Jadi Korban Luka hingga Meninggal

Keberadaan Early Warning System atau EWS selama ini tidak ada di Desa Curah Kobokan. Padahal alat itu penting untuk mendeteksi peringatan dini be

Editor: m nur huda
Surya
Warga terdampak Gunung Semeru meletus di Lumajang, Jawa Timur. 

TRIBUNJATENG.COM, LUMAJANG - Dampak Gunung Semeru meletus pada Sabtu (4/12/2021) menimbulkan banyak korban luka hingga ada yang meninggal, terutama dari desa yang terdekat.

Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang merupakan kawasan yang paling terdampak saat Gunung Semeru kembali erupsi, pada

Setidaknya, sampai sekarang korban yang terdata mengalami luka bakar mencapai 38 orang.

Bahkan ada seorang janda, Mak Um (50) tewas akibat terkena Awan Panas Guguran (APG) Semeru.

Rupanya, banyaknya korban berjatuhan karena kesiapan pemerintah mengantisipasi bencana alam masih sangat kurang.

Baca juga: Dampak Gunung Semeru Meletus, Evakuasi Terkendala hingga Pencarian 10 Penambang Pasir

Baca juga: 14 Daftar Gunung Api di Indonesia Status Waspada & Siaga Setelah Gunung Semeru Meletus

Keberadaan Early Warning System (EWS) selama ini tidak ada di Desa Curah Kobokan. Padahal alat itu penting untuk mendeteksi peringatan dini bencana.

"Alarm (EWS) gak ada, hanya sismometer di daerah Dusun Kamar A. Itu untuk memantau pergerakan air dari atas agar bisa disampaikan ke penambang di bawah," kata Joko Sambang, Kepala Bidang kedaruratan dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang.

Disebutkan Joko, sebelum bencana itu menghantam alat seismoter itu membaca getaran kenaikan debit air mencapai 24 amak.

Sementara aktivitas vulkanik Gunung Semeru secara visual tidak terlihat. Sebab, ketika itu Gunung Semeru tertutup kabut tebal.

"Info detail yang saya dapat sebelum kejadian, Gunung Semeru tertutup kabut. Tapi dari kamera CCTV pos pantau (Gunung Sawur) terlihat kepulan namun tidak terekam getaran," ujarnya.

Minimnya, peringatan serta edukasi soal bahaya lava panas juga diduga menjadi penyebab korban selamatkan diri. Ternyata saat APG mulai turun ke lereng gunung sebagaian warga malah menyaksikan fenomena itu di lokasi pertambangan.

"Waktu APG turun banyak yang lihat di sungai, mungkin mereka tidak membayangkan sebesar itu. Memang biasanya waktu banjir orang-orang lihat terus divideo," katanya.

Evakuasi Korban Gunung Semeru Meletus Terkenda;a Akses terputus

Dusun Kamar A, Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang merupakan kawasan yang paling terdampak saat Gunung Semeru kembali erupsi, pada Sabtu (4/12/2021).

Namun, karena Jembatan Piket Nol terputus saat bencana alam terjadi, membuat tim penyelemat mengevakuasi warga yang berada di lereng Gunung Semeru.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved