Gunung Semeru Meletus
UPDATE SEMERU : Warga Banyak yang Alami Luka Bakar, Dokter Bedah Plastik Dikirim ke Lereng Semeru
Merespons permintaan bantuan tenaga medis dalam penanganan korban luka bakar akibat erupsi gunung Semeru
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Merespons permintaan bantuan tenaga medis dalam penanganan korban luka bakar akibat erupsi gunung Semeru, Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI) siap menerjunkan dokter yang dibutuhkan dari wilayah terdekat.
"Iya sudah ada (koordinasi). Jadi kami dari bedah plastik untuk mengelola korban luka bakar akibat erupsi Gunung Semeru," kata Ketua Perhimpunan Bedah Plastik Indonesia dr Najat saat dihubungi Tribun, Senin (6/12).
Ia mengatakan, ada dua dokter spesialis bedah plastik yang diterjunkan dari wilayah terdekat. Yakni, satu yang dari Malang dan satu dari Jember.
"Dua daerah itu ada spesialis bedah plastiknya. Kemudian di-backup sama dari Surabaya. Jadi PERAPI cabang Jawa Timur, kemarin semalam sudah sampai sana. Dokter spesialis bedah plastik sudah mengidentifikasi kondisi lapangan," jelas Dokter Najat.
Selain ini, ada pula dokter yang akan bertugas di rumah sakit Haryoto, jika pasien yang sudah teridentifikasi membutuhkan penanganan lanjutan akan dibawa ke Jember.
"Jadi dikelola di Jember dan kami secara bergantian mengirim tenaga tim tenaga bedah plastik. Karena kemungkinan tiga hari akan dirotasi akan digilir. Kalau pengelolaan lainnya bisa dikerjakan oleh dokter di sana, jadi enggak masalah," terang dia.
Dokter Najat menyatakan, sejauh ini laporan terkait korban luka bakar perlu ditangani sebanyak 25 orang. Namun jumlah korban memungkinkan masih terus bertambah, lantaran proses indentifikasi di lapangan terus berlangsung.
"Saya dapatkan info itu 25 korban itu di RSUD Pasuruan dikelola di sana dan nanti yg agak berat dikirim ke RS Haryoto itu masih berkembang terus proses di lapangan masih berlangsung," ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan, pemerintah kini fokus menyelamatkan korban bencana erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Adapun korban akibat erupsi Gunung Semeru banyak mengalami luka bakar parah.
Selain itu, ada pula korban cedera yang tertimpa reruntuhan bangunan. Bahkan ada korban yang alami luka bakar sampai 80 persen.
Karena itu, sedang diperhatikan secara khusus untuk korban-korban yang terbakar.
"Kita meminta bantuan dokter spesialis dan dokter sub spesialis untuk menangani, kemudian dokter bedah plastik, kemudian perawat yang sudah pengalaman merawat orang terbakar, dan seterusnya.
Tadi saya sudah meminta Pak Menkes untuk segera mengirimkan bantuan-bantuan itu," ucap Muhadjir.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Arini Widodo, SpKk menjelaskan, luka bakar dapat disebabkan oleh api, cairan atau uap panas, kontak dengan benda atau zat panas seperti minyak atau tar, bahan kimia, atau listrik.
"Saat mengevaluasi luka bakar, dokter melihat dua faktor yakni berapa dalam luka bakar dan ukuran luka bakar yang diukur dengan persen total luas permukaan tubuh," ujar Dokter Arini.
Ia menambahkan, kedalaman luka bakar tergantung pada seberapa panas dan berapa lama area yang terbakar bersentuhan dan seberapa tebal kulit di area tersebut.
"Penting untuk memperkirakan kedalaman luka bakar untuk menilai tingkat keparahannya dan untuk merencanakan perawatan yang akan dilakuakan," imbuh dosen UKRIDA ini.
Tiga jenis luka bakar tersebut adalah:
1. Luka bakar derajat pertama.
Hal ini mempengaruhi lapisan atas kulit, yang disebut epidermis. Luka bakar ini menyebabkan kerusakan ringan pada kulit. Kulit mungkin merah dan lunak atau bengkak. Contohnya adalah sengatan matahari ringan yang merubah kulit menjadi merah dan mungkin mengelupas.
"Luka bakar tingkat pertama umumnya dapat diobati di rumah. Merah, Nyeri, Tidak adanya lepuh, terbakar sinar matahari," kata Dokter Arini.
2. Luka bakar derajat dua.
Disebut pula dengan luka bakar ketebalan parsial. Kondisi ini luka bakar menembus lapisan kedua kulit, yang disebut dermis. Luka bakar ini menyebabkan rasa sakit, kemerahan, dan lecet dan seringkali nyeri. luka mungkin mengeluarkan cairan atau berdarah.
Biasanya dapat sembuh dalam 1 hingga 3 minggu. Setelah penyembuhan, kulit mungkin berubah warna. "Luka bakar ini umumnya tidak meninggalkan bekas luka yang menonjol. Perawatan untuk luka bakar tingkat dua bervariasi yaitu dengan salep atau dibalut dengan perban. Pembedahan mungkin diperlukan untuk luka bakar derajat dua yang sangat dalam atau luka bakar yang lambat untuk sembuh," papar Dokter Arini.
3. Luka bakar derajat tiga (full thickeness burn).
Kondisi luka merusak kedua lapisan kulit dan juga dapat merusak tulang, otot, dan tendon di bawahnya. Kulit yang terluka dapat berubah menjadi putih, hitam, dan/atau abu-abu. Mungkin terasa kering dan kasar.
Terkadang tidak ada rasa sakit karena ujung saraf di bawah kulit rusak. Luka bakar tingkat tiga memiliki risiko infeksi yang tinggi biasanya diobati dengan cangkok kulit.
Operasi ini, dilakukan dengan anestesi umum, mengangkat kulit yang terluka dan menggantinya dengan kulit yang sehat dari bagian tubuh yang tidak terluka. Luka bakar derajat tiga yang tidak diterapi dengan cangkok kulit membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk sembuh.
Luka bakar tingkat tiga kemungkinan akan meninggalkan bekas luka/scar yang menonjol. "Korban luka bakar mungkin memiliki kombinasi luka bakar tingkat pertama, kedua, dan ketiga. Kedalaman luka bakar dapat berubah seiring waktu, terutama jika terjadi infeksi," ungkap pemilik klinik kecantikan di Jakarta ini.(Tribun Network/rin/wly)