Berita Features
Melihat dari Dekat Proses Pengambilah Susu Sapi Segar di Gunungpati Semarang
Kadang sapi tempat bekegiatan Sutekno tak jauh dari rumahnya, kadang tersebut merupakan kandang komunal yang terletak di Sumurejo Kecamatan Gunungpati
Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sang surya masih malu menampakkan diri, namun Sutekno (39) warga Tegalsari, Mangunsari, Kecamatan Gunungpati Kota Semarang sudah sibuk membersihkan kandang sapi.
Kadang sapi tempat bekegiatan Sutekno tak jauh dari rumahnya, kadang tersebut merupakan kandang komunal yang terletak di Sumurejo Kecamatan Gunungpati.
Selain menjaga kebersihan kadang, dan tubuh sapi, memberi pakan serta memerah susu sapi menjadi kegiatan Sutekno setiap hari usai subuh.
Hal itu sudah dilakukannya selama delapan tahun terakhir, dan dari kegiatan tersebut Sutekno bisa mencukupi keluarganya.
Sutekno merupakan satu di antara peternak sapi perah yang ada di Kota Semarang, di mana susu sapi menjadi hasil utama untuk mendulang rezeki.
Baca juga: Dibongkar Anggota DPRD DKI, Direksi Transjakarta Rapat Sambil Nonton Striptis dan Tari Perut
Baca juga: Dibuat Sejak 2017, Ada Ribuan Video dan Foto Syur di Ponsel Siskaeee, Penghasilan Miliaran
Di kadang yang Sutekno bersihkan terdapat 22 sapi, dan 8 di antaranya merupakan sapi betina yang setiap pagi dan sore hari diperah susunya.
Usai membersihkan kandang dan memandikan sapi, Sutekno bersiap memerah sapi betina untuk diambil susunya.
Sutekno tak menggunakan alat modern, ia hanya mengandalkan tangan kosong untuk memerah sapi miliknya.
Meski demikian, sapi yang ia perah seolah terbius dan menurut saat tangan Sutekno memerah susu sapi tersebut.
Tak terasa ember yang ia gunakan untuk menampung susu sapi terisi penuh, ia pun secara sigap memindahkan puluhan liter susu ke tempat penampungan yang sudah disiapkan.
Bukan hanya sekali ia memindah hasil perahan ke tempat penampungan yang sudah terpasang saringan untuk memfilter susu.
Setelah terkumpul banyak, pria 39 tahun tersebut membungkus susu dengan plastik berukuran satu liter.
Puluhan bungkus susu pun segera ia tempatkan di sebuah ember, lantaran beberapa pembeli sudah menunggu.
Sembari membungkus susu sapi, Sutikno mengatakan, total susu yang ia perah bisa mencapai 80 liter.

“Delapan sapi yang saya perah pagi ini menghasilkan 50 liter susu, kalau sore nanti paling 30 liter, karena dua kali saya melakukan pemerahan setiap hari,” katanya, Rabu (8/12/2021).
Menyoal pemasaran, Sutikno mengaku tidak kebingungan, karena pembeli kebanyakan datang ke kandang untuk membeli susu sapi hasil perahannya.
“Biasanya pembeli langsung kesini, dan berapapun hasil perahan di kandang ini, diborong pembeli setiap harinya,” jelasnya.
Pria yang sudah melakoni bisnis peternakan sapi delapan tahun silam tersebut menjelaskan, harga susu sapi segar per liter ia patok Rp 7 ribu.
“Ya tinggal ditotal saja, kalau setiap hari bisa produksi 80 liter, berarti setiap hari susu sapi perahan saya bisa menghasilkan Rp 560 ribu,” ujar pria ramah tersebut.
Sutekno, pria yang punya jargon tak takut kotor itu juga menuturkan, progres bisnis sapi perah sampai sekarang baik.
“Kalau progres sampai sekarang baik, namun saya tetap berharap harga susu sapi meningkat. Selain itu harga sapi jantan juga meningkat, karena selain sapi perah saya juga memelihara sapi daging,” katanya sembari tertawa.
Sebelum mengakhiri perbincangan, dan melanjutkan kegiatannya, Sutekno menambahkan, untuk para peternak pemula jangan pernah takut gagal.
“Terus belajar dan belajar, baik tatacara perawatan sampai pakan yang baik untuk sapi. Karena peternakan juga menjanjikan, tak kalah dengan bidang lainya,” tambahnya. (*)