OPINI
OPINI Megawati Retnaningtyas : Kesantunan Berbahasa Abad 21
SELAIN sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan ekspresi kepribadian. Bahasa acapkali menjadi tolok ukur kesantunan seseorang.
Oleh Megawati Retnaningtyas, SPd
Guru SMKN 5 Semarang
SELAIN sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan ekspresi kepribadian. Bahasa acapkali menjadi tolok ukur kesantunan seseorang.
Santun tidak hanya dilihat dari sikap dan tingkah laku namun juga dinilai diekspresikan dalam berbahasa.
Tuturan akan disebut santun apabila peserta pertuturan tidak terdengar memaksa atau angkuh, tuturan akan santun apabila penutur memperhatikan kata-kata serta bahasa yang akan disampaikan kepada lawan tutur.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima (KBBI V) mengartikan kata santun adalah halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya); sabar dan tenang.
Kesantunan merupakan aturan perilaku yang ditetapkan dan disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu sehingga kesantunan sekaligus menjadi prasyarat yang disepakati oleh perilaku sosial (Yule, 1996: 104).
Hakikatnya kesantunan berbahasa adalah etika kita dalam bersosioalisasi di masyarakat, atau di mana kita berada, dengan penggunaan bahasa dan pemilihan kata yang baik, serta memperhatikan di mana, kapan, dan kepada siapa kita berbicara karena sesungguhnya bahasa adalah kebudayaan. Untuk memahami suatu bahasa kita harus memahami kebudayaan itu sendiri.
Tiga kaidah
Beberapa teori yang membahas tentang kesantunan berbahasa, seperti teori kesantunan Robin Lakoff, yang berbunyi jika tuturan kita ingin terdengar santun di telinga pendengar atau lawan tutur kita ada tiga kaidah yang harus dipatuhi, yaitu formalitas (formality) jangan memaksa atau angkuh (aloof), ketidaktegasan (hesitancy).
Buatlah sedemikian rupa sehingga lawan tutur dapat menentukan pilihan (option), dan persamaan atau kesekawanan (equality or cameraderie), bertindaklah seolah-olah Anda dan lawan tutur Anda menjadi sama (Chaer, 2010: 46).
Teori kesantunan Bruce Fraser, yang mengatakan bahwa kesantunan adalah properti yang diposisikan dengan tuturan dan di dalam hal ini menurut pendapat si lawan tutur, bahwa si penutur tidak melampaui hak-haknya atau tidak mengingkari dalam memenuhi kewajibannya.
Sedangkan penghormatan adalah bagian dari aktivitas yang berfungsi sebagai sarana simbolis untuk menyatakan penghargaan secara reguler (Chaer, 2010: 47).
Anak-anak generasi Abad 21 yang akrab dengan kemudahan teknologi namun cenderung menjadi priibadi yang individualis memerlukan adanya keseimbangan antara pengetahuan dengan keterampilan sebagai dasar dari sumber daya manusia yang berkualitas pada perkembangan zaman.
Opini Dr Aji Sofanudin: Pudarnya Tradisi Inovasi di Muhammadiyah |
![]() |
---|
Opini Hamzah Jamaludin: Buzzer dan Kebisingan di Ruang Publik |
![]() |
---|
Opini Paloma Paramita: Generasi Z Menjadi Aset atau Ancaman Bagi Perusahaan? |
![]() |
---|
OPINI Diannita Ayu Kurniasih : Pelaporan Belajar oleh Murid |
![]() |
---|
Opini Dr. Aloys Budi Purnomo Pr: Memulihkan Harmoni Ekologis |
![]() |
---|