Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jakarta

Faisal Dorong Transformasi, Pertumbuhan Ekonomi 2022 Diyakini Lebih baik dari Tahun Ini

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal menaruh optimisme cukup tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi 2022

Shutterstock
Ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal menaruh optimisme cukup tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi 2022.

Menurutnya, sejumlah indikator menunjukkan ekonomi tahun depan akan lebih kuat dibandingkan dengan tahun ini.

"Target kita jangan hanya pulih seperti sebelum pandemi, tapi tumbuh lebih bagus. Kita harus melakukan transformasi ekonomi, sehingga pendekatan-pendekatanya harus diubah," katanya, dalam dialog produktif Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2022, Kamis (9/12).

Faisal menuturkan, kualitas investasi ke depan mesti memberikan multiplier effect bagi ekonomi dalam negeri.

"Jadi tidak hanya melihat angka, tetapi investasi harus berdampak untuk pertumbuhan ekonomi 2022," ucapnya.

Ia berpandangan, Indonesia sudah memiliki cukup pengalaman mengatasi persoalan pandemi. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah efektif dalam menekan kasus covid-19 varian Delta pada pertengahan 2021.

"Mestinya keterlambatan respons atau antisipasi tidak kembali terjadi. Karena akan berdampak pada daya beli masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah paling pertama kena," tuturnya.

Faisal mengingatkan, pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021 bisa mencapai 7,07 persen akibat low base effect Indonesia. Selain itu juga faktor supercycle komoditas yang tinggi sehingga mendorong ekspor.

"Faktor eksternal yang positif ini tidak ada pada masa sebelum pandemi. Ke depan kita perlu memperhatikan apa yang dicapai tahun ini tidak sepenuhnya dari kemampuan ekonomi domestik," jelasnya.

Senada, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi B Sukamdani memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 4-5 persen di 2022.

"Lebarnya proyeksi ini mengingat pemulihan ekonomi yang mulai membaik secara bertahap dan cukup konsisten di 2021," terangnya.

Sejumlah program perlindungan sosial dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) oleh pemerintah menjadi faktor perbaikan ekonomi tahun ini.

Selain itu, vaksinasi masyarakat yang berlangsung cukup baik, serta mulai tumbuhnya kedisiplinan perilaku kesehatan masyarakat.

Ia menilai, terbitnya UU 11/2020 tentang Cipta Kerja dan sebagian besar peraturan implementasi turunannya juga memberikan harapan pemulihan ekonomi nasional.

"Proyeksi pertumbuhan ekonomi dapat dicapai jika pemerintah melakukan sejumlah langkah-langkah konkret atas kebijakan yang telah diterapkan," ujarnya.

Target investasi

Adapun, Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi, Indra Darmawan sepakat bahwa pertumbuhan ekonomi akan pulih di 2022.

Menurut dia, target investasi RI pada 2022 dinaikan dari sebelumnya Rp 900 triliun menjadi Rp 1.200 triliun.

Menurutnya, ada tiga sektor yang akan menjadi prioritas tahun depan, yakni hilirisasi sumber daya alam, ekonomi hijau, dan ekonomi digital.

"Ekonomi hijau ini sesuai dengan posisi Indonesia di G20, dan ekonomi digital ini tidak usah diragukan lagi potensi ke depan," ucapnya.

Meski demikian, dia menambahkan, ada sejumlah tantangan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal.

"Tahun 2020 tahun survival, tahun 2021 tahun pemulihan, dan tahun 2022 kita harus menyesuaikan untuk new normal. On top of the list adalah manajemen pandemi yang tetap harus dijalankan," tandasnya.

Tantangan lain, Indra menyatakan, kondisi perekonomian dunia yang juga harus dihadapi, antara lain inflasi semakin tinggi di beberapa negara. "Sampai saat ini belum menjadi ancaman bagi Indonesia, tapi kita harus waspada dan meningkatkan daya saing serta daya tarik investasi," tukasnya.

Terpisah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong penanganan tindak pidana korupsi di Indonesia, menyusul hal itu dinilai penting dalam meningkatkan investasi di Indonesia.

Pada 2022, target investasi di Indonesia mencapai Rp 1.200 triliun yang diharapkan dapat menggerakkan ekonomi. 

"Jangan sampai investor kapok karena terlalu banyak ongkos di sana-sini, terlalu banyak ketidakpastian, dan banyaknya permainan di sana-sini," ujarnya, saat memberikan sambutan di Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia, Kamis (9/12).

Oleh karena itu, menurut dia, perlu dibangun tata kelola pencegahan tindak koruptif. Selain itu juga perlu dibangun pelayanan yang lebih cepat dan efisien tanpa ongkos khusus.

Jokowi mendorong penggunaan teknologi untuk digitalisasi, standarisasi, dan transparansi. Selain itu perlu juga memperkuat sistem penanganan pelayanan terpadu dan peningkatan integritas aparat penegak hukum. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Baca juga: Benarkah Ada Maladministrasi dalam Rehabilitasi Nia Ramadhani & Ardi Bakrie? Ini Kata Kuasa Hukumnya

Baca juga: Chord Kunci Gitar dan Lirik Melangkah Lagi Matter Halo

Baca juga:  Prakiraan Cuaca BMKG Pati Hari Ini, Jumat 10 Desember 2021

Baca juga: Berhasil Tembus Final Liga 3 Jateng 2021, Persipa Pati Dapat Bonus Puluhan Juta

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved