Berita Viral
Kisah Sedih Ibu dengan Tujuh Anak, Jual Salah Satu Bayi Kembarnya Demi Makan Keluarga
Kisah sedih seorang ibu terpaksa menjual salah satu anaknya demi memberi makan keluarganya.
TRIBUNJATENG.COM, AFGHANISTAN - Kisah sedih seorang ibu terpaksa menjual salah satu anaknya demi memberi makan keluarganya.
Mirisnya yang dijual adalah salah satu bayi kembarnya.
Dengan hasil penjualan itu ia berharap bisa memberi makan keluarganya selama enam bulan kedepan.
Dilansir Daily Mail, ibu 40 tahun asal provinsi Jawzjan bersama suaminya memiliki 7 anak.
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Pati Hari Ini, Sabtu 11 Desember 2021
Baca juga: Resep Donat Jco Bahan Rumahan Anti Gagal
Baca juga: Ingat Gaston Castano Mantan Pemain PSIS yang Setia Temani Julia Perez saat Sakit? Ini Kabarnya Kini
Baca juga: Wali Kota Bandung Meninggal di Saat Tempat Hari Terbaik, Dilepas Ribuan Warga yang Sedih dan Cemburu
Kekeringan yang berkepanjangan membuat pasangan suami istri ini tidak lagi bisa bertani sejak awal tahun ini.
Mereka lalu pindah ke kota terdekat, di mana suami dan putra sulung bekerja sebagai buruh sebelum Taliban mengambil alih Afghanistan.
PBB saat ini memperingatkan bahwa lebih dari setengah penduduk Afghanistan menghadapi krisis kelaparan musim dingin ini.
Masalah diperparah oleh fakta bahwa banyak lembaga bantuan meninggalkan negara itu ketika pemerintah runtuh dan keringnya bantuan internasional.
Nasib malang keluarga ini terungkap oleh organsisasi Save the Children, yang masih memiliki pekerja di lapangan yang membagikan makanan kepada mereka yang membutuhkan.
Berbicara kepada para pekerja amal, sang ibu menjelaskan bahwa dia melahirkan si kembar - laki-laki dan perempuan - sekitar empat atau lima bulan yang lalu, tak lama setelah mereka meninggalkan pertanian karena kekeringan.
Wanita itu menjelaskan bahwa semua pakaian anak-anaknya adalah pakaian bekas dan disumbangkan oleh penduduk setempat.
Dia awalnya berencana untuk membesarkan kedua bayi kembarnya.
Tetapi ia hampir tidak bisa mendapatkan makanan yang cukup untuk salah satu dari mereka - biasanya roti, dan kadang-kadang susu bubuk.
Suaminya, 45 tahun, bekerja sebagai buruh tetapi mengatakan hanya ada sedikit pekerjaan untuk satu hari kerja dalam lima hari.
Upah sehari, sekitar $1 (sekitar Rp14.000), cukup untuk makan dua hari saja.