Berita Kendal
Luas Lahan Produktif di Kendal Berkurang, 39,8 Hektare Diantaranya Telah Beralihfungsi
Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kendal mecatat penurunan luasan lahan pertanian produktif hingga 39,8 hektare pada 2021.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kendal mencatat penurunan luasan lahan pertanian produktif hingga 39,8 hektare pada 2021.
Jumlah tersebut terbagi atas lahan persawahan dan perkebunan (tegalan) di beberapa kecamatan dari total 20 kecamatan yang ada.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati mengatakan, total luasan lahan persawahan dan perkebunan di Kabupaten Kendal pada 2020 lalu mencapai 46.130,5 hektare.
Baca juga: Dikeluhkan Petani, Jokowi Langsung Telepon Mendag soal Impor Bawang Putih
Baca juga: Tarif Cukai Rokok Elektrik Juga Naik di 2022: Menguntungkan Produk Impor
Baca juga: Warga Lihat Air Laut Surut Sekejap Seusai Gempa 7,4 M: habis itu naik lagi kaya terputar itu
Terdiri dari 24.087,6 hektare lahan persawahan, dan 22.042,9 hetare lahan perkebunan (tegalan).
Jumlah tersebut mengalami penyusutan 39,8 hektare seiring pengalihfungsian lahan produktif karena beberapa faktor.
Rinciannya, 23,3 hektare lahan sawah dan 16,5 hektare lahan perkebunan yang dialihfungsikan sebagai objek industri, komersial dan permukiman warga.
Sebagian juga terdampak banjir rob yang mengakibatkan lahan produktif menjadi rawa-rawa.
Sehingga tidak bisa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian saat ini.
"Total lahan produktif pada 2021 ini tinggal 46.090,7 hektare. Meliputi 24.064,3 hektare lahan persawahan dan 22.026,4 hektare lahan perkebunan," terangnya, Selasa (14/12/2021).
Pandu menyebut, 3 kecamatan dengan penyusutan lahan terluas adalah Kecamatan Kota Kendal, Brangsong, dan Kaliwungu.
Masing-masing memiliki luas lahan produktif 319,5 hektare di Kota Kendal, 141 hektare di Kaliwungu, dan 58 hektare di Brangsong.
Selain itu, Pandu menyebut, setidaknya ada 3000-an hektare lahan tidak bisa produktif maksimal sepanjang 2021.
Disebabkan oleh beberapa faktor, seperti cuaca ekstrem, banjir, rob, hama yang menyerang tanaman, dan beberapa faktor lain.
Seperti contoh di Kota Kendal dan Brangsong mencapai 2.100 hektare karena terdampak banjir dan rob.
Beberapa lahan pertanian di Kecamatan Singorojo, Boja, dan Limbangan juga tidak bisa berproduktif maksimal karena tanaman terserang hama tikus.