Berita Banyumas
Bermitra dengan Tanoto, Miliki Segudang Program untuk Peningkatan Minat Baca Siswa
Program Sabtu literasi dan program lainnya dimiliki MI Muhammadiyah Patikraya.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Program Sabtu literasi, lomba komik, donasi buku, pojok baca, rak buku digital, dan masih banyak program lainnya dimiliki Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Patikraja, Banyumas.
Program literasi tersebut memiliki satu tujuan: untuk peningkatan minat dan budaya membaca siswa.
"Tingkat literasi Indonesia nomor 62 dari 70 negara. Bayangkan, ini sangat parah sekali. Kenyataannya seperti itu. Tentunya lingkungan pendidikan prihatin dengan kondisi seperti ini. Siswa kita dulu, mengerjakan soal cepat-cepatan, tidak memahami yang mereka kerjakan," kata Kepala MI Muhammadiyah Patikraja, Indra Gunawan pada program Bincang Santai bersama Tribun Jateng secara virtual, Kamis (16/12/2021).
Permasalahan ini, lanjutnya, menjadi tantangan semua masyarakat, tidak hanya guru di sekolah.
Di internal sekolahnya, untuk meningkatkan minat baca siswa, pihaknya memiliki sejumlah program literasi.
Program literasi pun beradaptasi seiring kondisi pada masa pandemi ini. Yang mana kegiatan literasi awalnya bisa dilakukan secara luring, kini bisa dilakukan daring atau online.
"Mengubah yang awalnya offline jadi online. Beberapa hal yang kami lakukan yakni program Sabtu Literasi jadi rak buku digital. Membaca buku berbentuk PDF menggunakan aplikasi," terangnya.
Peningkatan minat baca siswa, juga bisa dilakukan orangtua. Sekolah memiliki program yang mana orangtua diharuskan membaca cerita kepada anaknya.
Nantinya, orangtua mengirimkan video saat orangtua membaca buku untuk anaknya atau orangtua menceritakan naskah pada buku cerita.
"Cara ini juga bisa untuk membangun intimacy di pada keluarga para siswa. Biasanya itu dilakukan pada weekend, untuk membaca bersama," ujarnya.
Selain itu, guru secara berkala memberikan tantangan dalam hal pembelajaran berbasis project, yang menuntut anak untuk membaca.
Misalnya, siswa membuat termometer sederhana yang mana proses pembuatannya harus membaca petunjuk dari guru terlebih dahulu.
Dalam proses tersebut, siswa dituntut membaca. Tanpa membaca, mereka tidak bisa membuat project yang diinstruksikan guru.
Indra menjelaskan, inspirasi program-program literasi atau peningkatan minat baca siswa menjadi terarah setelah bermitra dengan Tanoto Foundation melalui program Pintar.
"Inspirasi kami dari Tanoto Foundation. Tanoto dengan program Pintar membuat kami kuat untuk melangkah. Sebelumnya, kami mempunyai program literasi, tapi tidak terarah. Kami tidak begitu yakin dengan yang kami lakukan. Setelah menjadi mitra Tanoto, kami yakin sudah on the right track, langkah lebih mantap," tegasnya.