Penanganan Corona
Omicron Sudah Masuk Indonesia, Tedeteksi Menginfeksi Seorang Pekerja Kebersihan Wisma Atlet
Kasus pertama Covid-19 varian Omicron yang terdeteksi diumumkan pemerintah Indonesia.
Meski menduga varian Omicron telah masuk Indonesia, Tonang menyebut yang terkena hanya mengalami gejala ringan, bahkan tanpa gejala.
"Sehingga tidak terdeteksi dan tidak terlaporkan," ungkapnya.
Tonang mengungkapkan, Indonesia tidak memiliki data yang mendekati akurat, karena jumlah tes yang masih kurang.
"Tapi, prevalensi antibodi, dari infeksi alami, vaksinasi maupun hybrid infeksi-vaksinasi, sudah relatif tinggi setelah melewati Juli kemarin," ungkapnya.
Selain itu, angka cakupan vaksinasi Indonesia juga sudah di angka sekitar 36,37 persen dari seluruh penduduk.
Target 40 persen penduduk sudah tervaksin di akhir 2021 pun disebut Tonang bisa tercapai bila kecepatan harian stabil.
"Dengan tetap mempertahankan prokes disiplin, ini bekal berharga kita melawan gempuran Omicron."
"Baik karena yang terkena cenderung ringan, tapi juga penyebarannya tidak leluasa karena sudah banyak yang memiliki antibodi," ungkap Tonang.
Tonang mengungkapkan, antibodi masyarakat dari infeksi alami pada bulan Juli sudah menurun.
"Hanya paparan Omicron cenderung tidak menimbulkan gejala berat, laporannya gejala ringan, sehingga diharapkan memicu antibodi kembali meninggi."
"Dengan demikian, dugaan saya, Omicron sudah ada, sudah mulai menyebar di Indonesia," ungkap Tonang.
Alasan Belum Teridentifikasi
Tonang menjelaskan faktor yang menyebut belum teridentifikasinya varian Omicron di Indonesia.
Alasan pertama, sebagian besar kasus karena Omicron tanpa atau hanya gejala ringan, sama seperti yang dilaporkan Afrika Selatan dan sejumlah negara lain.
"Kedua, jumlah test PCR kita di bawah ambang. Memang rata-rata tes kita dilaporkan antara 180-200 ribu per hari."