Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Foto Terbaru Herry Wirawan dengan Senyum di Wajah Siratkan Hal Berbahaya, Ini Kata Psikiater

Gelagat aneh Herry Wirawan ini terungkap dalam foto yang dibagikan Humas Rutan Kebonwaru kepada awak media

Editor: muslimah
Istimewa via TribunJabar.id
Herry Wiryawan, guru ngaji bejat yang rudapaksa 12 santriwati di bawah umur hingga hamil. 

TRIBUNJATENG.COM - Herry Wirawan menjadi sorotan karena kelakukan bejatnya mencabuli puluhan gadis di bawah umur.

Namun dari wajahnya sama sekali tak tampak penyesalan.

Herry bahkan masih bisa tersenyum meski menghadapi kasus berat

Gelagat aneh Herry Wirawan ini terungkap dalam foto yang dibagikan Humas Rutan Kebonwaru kepada awak media.

d

Herry Wirawan tersenyum meski hadapi kasus berat, rudapaksa 13 santriwati di Bandung. Psikiater ungkap hal tak terduga. (Istimewa)

Dalam foto terbaru Herry Wirawan, yang belakangan diketahui jumlah korban tindakan asusila berjumlah 13 orang, 8 di antaranya hamil dan sudah melahirkan, duduk di area Rutan Kebonwaru, mengenakan kemeja kotak-kotak.

Pemilik Madani Boarding School Cibiru, Bandung ini tampak tersenyum lebar di depan kamera. 

Benarkah Herry Wirawan tidak menyesali perbuatannya? 

Psikiater atau pakar kejiwaan Teddy Hidayat menyebut Herry Wirawan memiliki karakteristik psikopat.

"Pada pelaku ditemukan super ego lacunair yang karakteristik untuk psikopat. Seseorang dengan psikopat dapat dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di muka hukum yaitu di pengadilan anak yang dilakukan secara tertutup," ujar Teddy Hidayat, dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/12/2021).

Dokter spesialis kedokteran jiwa dan konsultan di RS Melinda 2 Bandung ini juga memberikan catatan penting untuk jaksa dan majelis hakim di pengadilan, bahwa pada psikopat tidak ada penyesalan atau rasa bersalah.

"Pada psikopat sulit belajar dari pengalaman dan tidak ada rasa bersalah, sehingga cenderung akan mengulangi perbuatannya," katanya.

Selain itu, kata dia, Herry juga mengalami judgement atau gangguan penilaian sehingga tidak mampu membedakan yang benar dan tidak.

"Semua aturan, disiplin dan norma yang berlaku dilanggar untuk memuaskan dorongan id atau nafsunya. Super ego atau hati nuraninya dikuasai oleh id atau nafsunya. Pada pelaku ditemukan superego lacunae yang karakteristik untuk psikopat," ucapnya.

Kekerasan seksual pada anak, kata dia, banyak terjadi di masyarakat, namun tersembunyi seperti gunung es.

Bila ada satu kasus yang dilaporkan, ujar Teddy, sebenarnya masih ada sembilan kasus lain yang tidak terlaporkan.

 Pelaku kekerasan seksual juga, kata dia, umumnya dilakukan orang dewasa yang dikenal oleh korban, dapat anggota keluarga yang dipercaya, pengasuh, guru baik di sekolah formal maupun pesantren.

"Semua pihak yang senantiasa berdampingan dengan anak seperti orang tua, pengasuh, guru, lingkungan sekolah harus mengenal dan mampu menditeksi kekerasan seksual pada anak," katanya.

Seorang anak yang menjadi korban kekerasan seksual, kata Teddy, akan mengalami dampak fisik, psikis, sosial yang  bekepanjangan.

"Stimulasi seksual dan perkosaan adalah faktor predisposisi terhadap gangguan psikiatrik di kemudian hari, fobia, cemas, tidak berdaya, depresi (rasa malu, bersalah, citra diri buruk, perasaan telah mengalami cedera permanen), pengendalian impuls, merusak bahkan terjadi bunuh diri," ucapnya.

Dalam kondisi seperti ini perlu intervensi terhadap korban oleh pihak-pihak yang berhubungan dengan anak.

"Kondisi fisik termasuk penyakit menular seksual dan HIV  dan gangguan jiwa harus dilakukan penatalaksanaan," katanya.

"Intervensi psikis tidak hanya dilakukan sekitar peristiwa itu terjadi, tetapi diperlukan pendampingan sepanjang hidupnya, meliputi mengembangkan strategi koping, terapi perilaku, psikoterapi, latihan keterampilan sosial dalam lingkungan yang aman," tambahnya. 

Tak Pernah Dijenguk

u
Foto wajah Herry Wirawan babak belur beredar. "Baru pemanasan". Begitulah komentar artis Preman Pensiun meluapkan kegeramannya setelah melihat foto Herry Wirawan babak belur beredar di medsos. (Kolase Tribun Jabar)

Herry Wirawan sudah dua bulan ditahan di Rutan Kebonwaru, Bandung, Jawa Barat.

Terungkap fakta bahwa selama dua bulan ditahan di Rutan Kebonwaru, Herry Wirawan ternyata tak pernah dibesuk keluarga.

Jangankan dijenguk, Herry Wirawan bahkan juga belum pernah mendapat kiriman barang atau makanan dari keluarganya.

Sudjonggo mengatakan, Herry belum pernah dikunjungi baik secara langsung maupun virtual.

Derita Herry Wirawan bertambah karena ia belum pernah dikirim barang atau makanan oleh saudaranya.

"Sampai saat ini belum ada keluarga yang datang baik menitipkan sesuatu atau pun menghubungi lewat virtual," ujar Sudjonggo, di kantornya Jalan Jakarta, Kota Bandung, Rabu (15/12/2021).

Seperti dilansir dari TribunJabar.id dalam artikel 'Guru Bejat Herry Wirawan Masih Bisa Tersenyum di Bui, Tak Pernah Dikirim Makanan oleh Keluarga'.

Menurut dia, saat ini aturannya Herry baru diperbolehkan mendapat kunjungan secara virtual saja.

Pihak keluarga dapat menghubungi nomor yang sudah disiapkan oleh pihak rutan.

Meski ada di balik jeruji besi, Herry Wirawan masih bisa tersenyum.

Ekspresi Herry Wirawan ini tampak dalam foto terbaru yang dibagikan Humas Rutan Kebonwaru kepada awak media.

Dalam foto terbaru Herry Wirawan, tampak ia mengenakan kemeja kotak-kotak.

Bagaimana respons para tahanan lain selama dua bulan Herry Wirawan, guru menghamili santri, berada di Rutan Kebon Waru?

Sejauh ini, Herry Wirawan disebut dalam keadaan sehat dan bisa berbaur dengan tahanan lain.

Sempat beredar foto muka Herry Wirawan lebam seperti bekas dipukul, tapi foto itu disebut tidak benar alias editan.

Di Rutan Kebon Waru, Herry Wirawan menunggu jadwal sidang berikutnya terkait kasus pencabulan terhadap santriwati di pesantren yang dipimpinnya di Kota Bandung.

Kepala Kanwil Kemenkum HAM Jabar Sudjonggo menyebut bahwa Herry dalam kondisi sehat.

"Masih beraktivitas seperti biasa dengan teman-teman yang lain, tidak terjadi satu hal yang berlebihan," ucap Sudjonggo.

Sejauh ini, gesekan dengan napi lain pun tak terjadi.

Ia pun berharap hal itu jangan sampai terjadi.

"Alhamdulilah sampai saat ini tidak. Mudah-mudahan tidak terjadi," ucapnya.

Untuk mengantisipasi apabila terjadi gesekan di rumah tahanan, pihaknya sudah menyiapkan langkah seperti melaksanakan masa pengenalan lingkungan.

"Pastinya kita laksanakan itu dengan masa pengenalan lingkungan."

"Akan kita lihat (apa) ada hal yang tidak diinginkan dari penghuni lainnya."

"Tapi alhamdulillah sampai sejauh ini tidak ada," katanya. (Surya)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved