OPINI
OPINI : Nahdlatul Ulama dan Pesantren untuk Dunia
PENGURUS Besar Nahdlatul Ulama mengadakan rapat tertinggi yaitu Muktamar ke 34 di Lampung yang berlangsung 22-23 Desember 2021
Kekuatan ini ditambah 4.630 Majelis Perwakilan Cabang, 57.125 Pengurus Ranting dan 23.370 pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kekuatan struktural
Kekuatan struktural dan kultural ini sudah sampai pada tingkat kabupaten/kota tentu disertai dengan hidupnya kepengurusan di tingkat kecamatan hingga desa/kelurahan.
Ditopang dengan sejumlah struktur yang ada di luar negeri membantu mendiseminasikan pemikiran Islam rahmatan lil alamin ala Indonesia.
Sudah ada tiga Peraturan Menteri Agama, PMA No 30 tahun 2020 tentang Pendirian dan Penyelenggaraan Pesantren, PMA No 31 tahun 2020 tentang Pendidikan Pesantren dan PMA No 32 tahun 2020 tentang Ma’had Aly, tiga PMA tadi baru awal untuk menguatkan pesantren.
Peraturan Presiden no. 82 tahun 2021 Tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren baru saja direvisi kemarin (15/12), terbit Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2021 tentang Dana Abadi di Bidang Pendidikan.
Dalam bidang pengembangan pesantren Abdurrahman Wahid (2016) pernah menulis esai tentang Dinamisasi dan Modernisasi Pesantren.
Tulisan itu cukup lama ditorehkan pada medio 70-an, ketika Gus Dur masih segar memberikan pencerahan melalui tulisan-tulisan yang tajam.
Tulisan itu bila diaplikasikan sekarang masih relevan dan tidak basi walaupun itu sudah lama.
Salah satu pra-syarat yang diajukan Gus Dur adalah mengajak lapis kedua kepemimpinan pesantren untuk ikut mewarnai kebijakan di pesantren. Hal ini sedikit demi sedikit sudah diterapkan pesantren sekarang ini.
Menjaga bangsa
Tentu tak semudah apa yang dikatakan dalam diskusi ataupun debat kusir, garis sejarah telah menorehkan bahwa, perjuangan NU tak hanya untuk Islam. Sebelum dan pascakemerdekaan NU menjadi garda depan menjaga bangsa.
Bahkan hingga sekarangpun komitmen itu terus dijaga.
Secara keseluruhan, NU baik dari pengurus mustasyar, syuriah, tanfidziyyah, lembaga dan badan otonom menjunjung tinggi tujuan organisasi; yaitu Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apabila boleh dikatakan secara sederhana bahwa sejatinya menjaga NU adalah menjaga bangsa.
Nilai kemandirian pesantren ditopang dari karakter yang tumbuh di pesantren bahwa terdapat pekerjaan yang dilakukan itu bernilai ibadah. Kedua, sebagai lembaga pendidikan santri diajarkan untuk mencintai ilmu. Ketiga nilai keikhlasan dan kejujuran.