Muktamar NU
Gus Yahya Diharap Jauhkan NU dari Politik Praktis & Jaga Jarak dengan Kekuasaan
Kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya diharap harus mampu menghindari Nahdlatul Ulama (NU) dari permainan politik praktis.
Diketahui sang ayah pernah mengemban tugas sebagai Wakil Ketua MPR RI periode 5 Juni 2002 hingga 23 Agustus 2004.
Dirinya juga merupakan kakak kandung dari Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.
Gus Yahya pernah menempuh pendidikan di Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang, Jawa Tengah, berlanjut ke Pondok Pesantren KH Ali Maksum di Krapyak, Yogyakarta.
Dirinya juga pernah berkuliah di Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Harapan PWNU Jaeng
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah berharap terpilihnya KH Yahya Cholil Staquf atau akrab dengan sebutan Gus Yahya mampu menjalankan keputusan yang disepakati saat gelaran Muktamar ke-34 Lampung.
Hal ini disampaikan Ketua PWNU Jawa Tengah KH Muhammad Muzamil disela perjalanan pulang menuju Semarang, Jumat (24/12/2021) sekira pukul 17.30 WIB.
Menurutnya beberapa keputusan Muktamar seperti program kerja hingga ketentuan anggaran dasar NU diharapkan bisa dijalankan sesuai amanah.
"Kami berharap terpilihnya Gus Yahya dapat menjalankan keputusan sesuai Muktamar mengenai program kerja, rekomendasi, dan ketentuan anggaran dasar rumah tangga NU," ucapnya kepada Tribunjateng.com melalu pesan singkat.
Dengan begitu PBNU mempu menjalankan amanah tersebut dengan semangat gotong royong bersama para anggota dan warga nahdliyin.
"Insyaallah PBNU dapat menjalankan amanah bersama PWNU, PCNU, PCINU dengan semangat gotong royong," ujarnya.
Seperti diketahui Gus Yahya terpilih jadi Ketum PBNU periode 2021-2026.
Beliau dipilih jadi Ketum PBNU saat agenda Muktamar ke-34 Lampung.
Saat pemilihan Gus Yahya bersaing dengan petahana KH Said Aqil Siradj.
Gus Yahya jadi Ketum PBNU usai memperoleh suara 337.