Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Batang

Mulai Berlakukan E-Retribusi di Pasar, Pemkab Batang Targetkan PAD Rp 4,5 Miliar di 2022

Pemerintah Kabupaten Batang mulai memberlakukan E-Retribusi pasar. Para pedagang pasar tidak lagi membayar retribusi dengan manual. 

Penulis: dina indriani | Editor: moh anhar
TRIBUN JATENG/DINA INDRIANI
Bupati Batang Wihaji dan Kepla Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Tegal Muhamad Taufik Amrozy saat melaunching E-Retribusi di Pasar Batang, Senin (27/12/2021). 

TRIBUNJATENG.COM,BATANG - Pemerintah Kabupaten Batang mulai memberlakukan E-Retribusi pasar.

Para pedagang pasar tidak lagi membayar retribusi dengan manual. 

Melainkan cukup menggunakan kartu dan barcode yang sudah tersedia di setiap lapak, petugas penarikan tinggal menscan pada barcode tersebut.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Batang, Subiyanto mengatakan penerapan E-Retribus dalam rangka mempercepat digitalisasi daerah dan elektronifikasi transaksi yang bekerjasama dengan Bank Jateng.

Baca juga: Viral Video Satpam Tersambar Petir, Ini 10 Langkah Menghindari Bahaya Petir, Matikan Alat Elektronik

Baca juga: Doa Ketika Hujan Turun Beserta Artinya

"Manfaat E-Rretribusi antara lain pedagang membayar retribusi sesuai perda, lalu pendapatan masuk secara real tim ke kas daerah.

Sehingga pendapatan bisa dipantau langsung melalui Bank Jateng dan aplikasi sehingga di situ ada transparansi dan akuntabel serta menghindari kontak langsung uang tunai yang bisa jadi sarana penularan virus," jelasnya.

Sementara itu untuk jumlah pedagang di pasar Batang mencapai 8.222 orang. Rinciannya  5.490 pedagang los, 1.572 pedagang kios dan 1.143 pedagang pelataran.

Penerapan E-Retribusi juga diterapkan di Pasar Limpung, Pasar Bandar, Pasar Bawang, Pasar Subah, Pasar Tersono, Pasar, Warungasem dan Pasar Plelen Gringsing.

"Penerapan E-Retribusi juga membuat target penerimaan meningkat pada 2022, target awal yaitu Rp 3,15 Miliar menjadi Rp 4,5 Miliar atau naik 42 Persen," ujarnya.

Bupati Batang Wihaji mengatakan pedagang pasar lebih suka hal sederhana.

Ia sempat berinteraksi dengan sejumlah pedagang dan membayari pembayaran E-Retribusi selama setahun.

Nantinya hasil pendapatan dari retribusi pasar akan digunakan untuk perbaikan bangunan pasar.

"Sebagian retribusi yang didapatkan akan untuk memperbaiki bangunan pasar yang bocor-bocor," tuturnya.

Wihaji meminta pada Disperindagkop UKM Batang untuk membuat sistem e-retribusi yang sederhana, efektif dan efisien sebab hal itulah karakteristik para pedagang pasar.

"Penerapan digitalisasi bagus, tapi juga harus dibuat yang sederhana dan mudah untuk para pedagang," imbuhnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Taufik Amrozi menyebut bahwa transaksi nontunai mau tidak mau harus dilakukan, hal itu tampak dari gaya hidup anak muda saat sekarang.

"Perkembangan zaman saat ini sudah merambah ke digitalisasi semua, jadi mau tidak mau harus mengikutinya, dengan diterapkannya E-Retribusi ini semoga akan lebih memudahkan baik pedagang juga Pemerintah setempat," ujarnya.

Seorang pedagang, H Mirza mengakui lebih suka penerapan e-retribusi dengan barcode dibanding manual. 

Menurutnya, pembayaran dengan e Retribusi lebih efektif.

Baca juga: Harga Telur di Banyumas Terus Merangkak Naik, Per Kilo Mencapai Rp 35 Ribu

Baca juga: Ganjar Gowes Bersama Dirgakkum dan Dirut Jasa Raharja, Bagi Bingkisan ke Petugas Jaga Posko Nataru

"Nilainya juga lebih murah, kalau manual Rp 5.000 per hari sekarang Rp 3.500 per hari," tutur pemilik toko haji Ali.

Ia pun bisa menabung untuk membayar retribusi untuk beberapa hari ke depan, karena proses pembayaran pun dipotong otomatis dari tabungan retribusi.

"Insya Allah lebih efektif dan tidak akan bisa disalahgunakan karena sistem retribusi langsung masuk ke rekening BPD Jateng," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved