Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Muktamar NU

Gus Yahya Didorong Bawa NU Adaptif, Transformasi Ekonomi Jadi PR Ketua Umum PBNU Terpilih

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terpilih periode 2021-2026, KH Yahya Cholil Staquf, atau Gus Yahya, memiliki banyak pekerjaan rumah.

TRIBUN LAMPUNG/DENI SAPUTRA
Gus yahya dan KH Said Aqil Siradj setelah voting. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terpilih periode 2021-2026, KH Yahya Cholil Staquf, atau Gus Yahya, memiliki banyak pekerjaan rumah.

Pengamat ekonomi digital dari Institut for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda menyampaikan, satu di antara tugas Gus Yahya adalah melakukan transformasi ekonomi NU.

"NU harus bisa memanfaatkan transformasi ekonomi menjadi kebijakan yang bermanfaat dengan cara adaptif dengan isu teknologi, lingkungan, dan lain-lain," katanya, kepada Tribun Network, Jumat (24/12).

Ia meyakini, Gus Yahya dapat mengedepankan ekonomi yang berlandaskan dengan kemaslahatan umat dan masyarakat seluruhnya.

"Amanah Pak Jokowi mengedepankan ekonomi yang berkeadilan dan mendatangkan manfaat yang besar bagi masyarakat secara luas," imbuhnya.

Nailul menuturkan, kesejahteraan menjadi tujuan dari kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah, dan NU wajib menjaga agar pemerintah tetap dalam koridor tersebut.

Dia menambahkan, NU sebagai organisasi besar di Indonesia harus tetap bersikap kritis dalam diskursus kebijakan nasional, terutama di masa pandemi ini yang butuh kontribusi dari semua kalangan.

Sementara, Presiden Jokowi meyakini NU memiliki kekuatan untuk berkontribusi dalam pemerataan ekonomi umat.

Jokowi menilai, NU mempunyai generasi muda dan santri yang kompeten dan dapat menggerakkan ekonomi umat.

“Ini bisa dirajut dalam sebuah kekuatan lokomotif. Saya meyakini ini bisa menarik gerbong-gerbong yang ada di bawah untuk bersama-sama dalam rangka menyejahterakan kita semua,” ucapnya, dalam peresmian Pembukaan Muktamar Ke-34 NU, beberapa waktu lalu.

Pemerintah menawarkan generasi muda tersebut untuk dibuatkan sebuah wadah berupa kelompok usaha atau konsesi, di antaranya dalam bidang pertanian dan pertambangan.

“Sekali lagi, ini dalam sebuah kelompok usaha besar, sehingga nanti bisa menggeret, mengajak gerbong-gerbong yang lain untuk ikut menikmati. Ini memerlukan sebuah kerja besar, tetapi saya melihat potensi di Nahdlatul Ulama itu ada, tinggal merajut,” tegas Jokowi.

Kepala Negara juga meyakini generasi muda NU memiliki kemampuan dalam penguasaan teknologi yang baik.

“Ke depan, yang namanya teknologi harus mau tidak mau kita harus masuk ke sana. Karena kita ingin teknologi ini maslahat bagi umat, maslahat bagi masyarakat, maslahat bagi rakyat. Jangan sampai ini malah merusak, membuat hal-hal yang negatif bagi rakyat kita,” ucap Presiden.

Sanjung Said Aqil

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved