Berita Semarang

SMA Negeri 12 Semarang Tak Akan Langsung Terapkan Pembelajaran Tatap Muka Penuh 100 Persen

SMA Negeri 12 Semarang tidak akan langsung menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas penuh 100 persen pada semester dua ini.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: moh anhar
Tribun Jateng/Mahfira Putri Maulani
Ilustrasi. Pembelajaran tatap muka, Bupati Sragen ketika berkunjung ke SDN 15 Sragen. 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - SMA Negeri 12 Semarang tidak akan langsung menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas penuh 100 persen pada semester dua tahun ajaran 2021/2022. Semester genap sudah berlangsung pada Senin (3/1/2022) ini.

Sekolah tersebut sudah melaksanakan beberapa simulasi terkait pembelajaran tatap muka terbatas. Selain itu, syarat protokol kesehatan di sekolah sudah memenuhi kebijakan tersebut.

"Kami sambut baik keputusan bersama 4 menteri. Bersama- sama mendukung untuk gerakan ayo berangkat bersama- sama menyelenggarakan PTM.

Kami pasti mengikuti instruksi agar pelaksanaan PTM di SMA 12 berjalan sebaik baiknya," kata Kepala SMAN 12  Semarang, Kusno, Senin (3/1/2022).

Baca juga: Gubernur Ganjar Pranowo Wanti-Wanti Bupati dan Walikota Soal Vaksin yang Akan Kedaluwarsa

Baca juga: Tim Sparta Polresta Solo Dapat Aduan Kegiatan Kriminal di Nusukan, Ternyata 5 Orang Pesta Narkoba

Pembelajaran tatap muka penuh 100 persen akan dilakukannya selama 6  jam sehari.

Kemudian, untuk tiga jam waktu pembelajaran dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring.

Namun, untuk melaksanakan kebijakan tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan Satgas Covid di SMAN 12 dan Cabang Dinas serta Puskesmas dalam rangka antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Ia juga mengajak guru dan kepala sekolah lain untuk mempersiapkan PTM pada 2022 ini mengikuti pedoman yang sudah diberikan pada surat bersama 4 menteri.

"Dengan adanya aturan ini, kami berrharap siswa bisa dilayani dengan baik, orangtua puas dengan pelayanan yang  diberikan sekolah. Siswa mendapatkan pengalaman belajar dengan maksimal. Dengan berangkat ke sekolah, pembelajaran jadi menyenangkan, serta mengatasi persoalan PJJ yang dihadapi sebagian kecil siswa selama pembelajaran daring," jelasnya.

Kusno berharap, PTM penuh 100 persen juga berimplikasi pada perekonomian masyarakat, terutama di sekitar sekolah.

Selama proses daring, kata dia, ada sejumlah problem yang dihadapi. Antara lain kesiapan guru, ketersediaan jaringan internet, ketersediaan gawai, dan ketersediaan kuota.

Selain itu, ada dampak negatif yang dirasakan siswa. Mereka jadi bosan dengan pembelajaran searah, tugas online siswa menumpuk, penyerapan materi minimalis, penilaian kurang berintegritas, sulit memantau perilaku siswa.

Baca juga: Gubernur Ganjar Pranowo Wanti-Wanti Bupati dan Walikota Soal Vaksin yang Akan Kedaluwarsa

Baca juga: Penambangan Batu Kapur Gunung Kendeng Longsor

Namun demikian, problem yang dihadapi mendorong sekolah untuk terus berimprovisasi untuk meminimalisir dampak negatif kepada siswa.

Terobosan yang dilakukan pihaknya yakni mengembangkan kemampuan IT kepada guru, penambahan sarana dan prasarana yang mendukung, memberikan kesempatan kepada siswa yang tidak mempunyai gawai untuk belajar di ruang laboratorium sekolah. (*)

 

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved