Berita Jateng
BERITA LENGKAP : Rekonstruksi Tabrak Lari Sejoli di Nagreg Buang Tubuh Korban dari Jembatan Menganti
Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad) menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan sejoli korban kecelakaan di Nagreg, Kabupaten Bandung
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS -- Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad) menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan sejoli korban kecelakaan di Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (3/1) kemarin.
Rekonstruksi digelar di dua tempat. Lokasi pertama di Jalan Raya Bandung-Garut, tepatnya di Desa Ciaro Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung, tempat ditabraknya Handi Saputra (18) dan Salsabila (14) oleh mobil Isuzu Panther milik Kolonel Priyanto.
Sedangkan lokasi kedua di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tempat jasad Handi dan Salsabila dibuang.
Rekonstruksi pertama yang digelar di Nagreg dijaga ketat personel TNI. Ketiga tersangka yakni Kolonel Priyanto, Kopda Ahmad Sholeh, dan Kopda Dwi Atmoko, dihadirkan dalam reka ulang itu.
Kopda Ahmad dan Kopda Dwi Atmoko yang pertama digelandang ke TKP oleh petugas.
Menyusul kemudian Kolonel Priyanto. Dalam rekonstruksi tersebut ketiga tersangka tampak hanya mengenakan sendal jepit dan tangannya diborgol.
Kepala mereka juga sudah botak, tidak cepak lagi seperti saat hari kejadian.
Disoraki Warga
Kehadiran ketiga tersangka itu menarik perhatian warga sekitar. Tidak sedikit warga yang menonton rekonstruksi tersebut.
Mereka mulai menyoraki ketiga tersangka begitu turun dari mobil. "Wuuu...," teriak sejumlah warga.
Pada rekonstruksi pertama ini peran didominasi oleh tersangka Priyanto dan Ahmad. Sedangkan tersangka Dwi Atmoko diam di balik kemudi mobil.
Mereka menjalankan rekonstruksi berdasarkan hasil pemeriksaan.
Ada 5 adegan yang dilakukan dalam rekonstruksi pertama.
Adegan pertama, korban tertabrak Salsabila berada di kolong mobil hitam yang menabraknya, sedangkan korban Handi berada di samping mobil dan dua pelaku turun dari mobil.
Lalu pada adegan kedua, dua pelaku dan satu saksi mengevakuasi korban pertama ke pinggir jalan.
Adegan ketiga, korban Salsabila ditarik dari kolong mobil dan dibawa ke pinggir jalan, lalu disimpan di dekat korban Handi.
Tersangka 1 dan 2 lalu membawa korban Salsabila ke mobil dimasukkan ke jok tengah mobil, atau pintu kedua.
Adegan keempat, korban Handi dimasukkan ke bagian belakang mobil atau pintu belakang mobil oleh tersangka 1 dan 3, bersama saksi.
Sedangkan adegan kelima, tersangka pergi dan membawa kabur kedua korban.
Selama melakoni sejumlah adegan itu, Kolonel Priyanto lebih banyak menunduk.
Mimiknya serius dan sesekali berbincang dengan Polisi Militer yang mengawalnya. Reka adegan di lokasi pertama ini berlangsung cepat, sekitar 10 menit.
Usai rekonstruksi, tiga anggota matra darat tersebut kembali digelandang ke mobil Puspomad. Warga pun kembali bereaksi, "Wuuu...".
Selain ketiga tersangka, ada satu saksi yang dihadirkan dalam rekonstruksi pertama ini, yakni Saefudin Juhri.
Ia ikut dalam 4 adegan dari total 5 adegan dalam rekontruksi.
Pada saat kejadian, Saefudin mengaku mendengar suara benturan cukup keras. Dari foto tersangka tabrak lari yang beredar, Saefudin tampak membelakangi sedang menatap dua tersangka mengangkut tubuh korban.
Saefudin pun membenarkan semua adegan di rekonstruksi tersebut.
"Adegan tadi itu benar, sesuai saat kejadian," ujar Saefudin setelah mengikuti rekontruksi.
Saefudin juga mengaku tiga tersangka yang dihadirkan dalam rekonstruksi sama dengan yang dia lihat pada hari kejadian, 8 Desember 2021.
"Saya saat itu ikut membantu mulai menggotong korban dibawa ke pinggir, hingga dimasukkan ke mobil ada 4 adegan," kata Saefudin.
"Saat itu saya sedang memuat pasir lagi kerja, lalu saya ke luar, melihat korban tergeletak," kata Saefudin.
Setelah kejadian saat korban tergeletak, kata Saefudin, banyak orang yang melihat dari jauh tapi tak menghampiri.
"Korban yang satu di kolong yang satu dipinggir jalan," ucapnya.
Dia dan tersangka mengevakuasi korban ke jalan yang menuju makam.
"Ada 5 menit, setelah itu yang bawa mobil mondar- mandir, katanya udahlah bawa saja ke rumah sakit," katanya.
Bahkan menurut Saefudin, tersangka sempat menanyakan apakah ada ambulan di sini.
"Kan saya tak tahu, saya jawab enggak ada di sini, enggak ada ambulan," tuturnya.
Saat kejadian, kata Saefudin, korban tak langsung dibawa, sempat menunggu kejadiannya mungkin ada sekitar 10 menit.
"Pas diambil, dia bilang mau ke rumah sakit. Tolonglah bantuin, mau diambil ke rumah sakit aja.
Masyarakat tak ada yang hampiri, ya sudah saya naikin," kata dia.
Saefudin mengaku dirinya hanya kerja di daerah tersebut sehingga tak mengenal korban.
"Setelah mobil pergi, baru banyak yang datang dan ngomong korban itu siapa," ucapnya.
Saefudin tak menyangka, tersangka bukan membawanya ke rumah sakit melainkan membuang korban di Sungai Serayu, Jawa Tengah.
Dibuang dari atas Jembatan
Setelah rekonstruksi di Nagreg, ketiga tersangka kemudian dibawa ke lokasi rekonstruksi kedua di Banyumas, Jawa Tengah.
Rekonstruksi kedua dilakukan di atas Jembatan Sungai Tajum, di Desa Menganti, Kecamatan Rawalo.
Sungai Tajum merupakan anak aliran Sungai Serayu tempat jasad sejoli ini ditemukan.
Jembatan itu berdiri di atas jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap.
Jarak antara lokasi rekonstruksi pertama dengan lokasi rekonstruksi kedua sekitar 6 jam perjalanan darat.
Reka adegan di lokasi kedua ini memakan waktu sekitar 20 menit. Mulai pukul 14.06 hingga pukul 14.26 WIB.
Sama seperti di lokasi rekonstruksi pertama, rekonstruksi di Jembatan Sungai Tajum ini juga dijaga ketat aparat gabungan dari PM dan polisi.
Warga hanya bisa melihat dari jarak jauh.
Dalam reka adegan itu terungkap tiga prajurit TNI AD datang dari arah selatan (Cilacap) menggunakan mobil pengganti Isuzu Panther warna hitam dengan nopol B 300 Q.
Sampai di tengah jembatan, ketiganya lantas berhenti. Korban Salsabila lalu dibuang dari sisi barat jembatan dengan posisi kepala terlebih dahulu.
Sementara Handi dibuang di titik yang sama namun dengan posisi kaki terlebih dahulu.
Seperti diketahui kasus pembunuhan Handi dan Salsabila bermula saat kedua korban ditabrak mobil yang dikendarai Kolonel Priyanto dkk pada 8 Desember lalu di Nagreg.
Masyarakat di sekitar lokasi kecelakaan sempat mengira korban akan dibawa ke rumah sakit oleh para pelaku,
Namun pihak keluarga tak kunjung menemukan kedua korban di seluruh rumah sakit.
Baru pada 11 Desember kedua korban ditemukan dalam kondisi meninggal di dua lokasi berbeda.
Handi Harisaputra ditemukan di Sungai Serayu, Banyumas. Sementara jasad Salsabila ditemukan di aliran Sungai Serayu, Cilacap.
Lokasi tabrakan dan lokasi penemuan jasad berjarak sangat jauh, lebih 200 kilometer.
Hasil autopsi menyebut, korban Salsabila tewas saat kecelakaan karena luka parah di bagian kepala akibat benturan keras.
Sementara Hendi diduga dibuang dalam kondisi hidup, hal ini berdasarkan temuan pasir yang memenuhi saluran pernapasan korban.(tribun network/lut/dod/jti)
Baca juga: Inilah Bisnis Nur Chamim Sekdes di Pati yang Beri Kado Jeep Rubicon Ke Anak Masih SD
Baca juga: Sekelompok Pemuda Keroyok Pengendara Motor, Bubar Setelah Disiram Warga
Baca juga: 2 Wisatawan Pantai Suwuk Kebumen Terseret Ombak, Ditemukan Tewas
Baca juga: Aksi Balas Dendam Antar-Gangster Semarang, Satu Orang Luka Bacok