SNMPTN 2022
Karsadi Anggap Jalur Tes Lebih Fair, Maka Sekolah Harus Memahami Strategi Siswa Lolos SNMPTN
Ketua UPT Humas Unnes, Burhanuddin menyebutkan, penerimaan Unnes juga melalui tiga jalur yaitu SNMPTN
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Ketua UPT Humas Unnes, Burhanuddin menyebutkan, penerimaan Unnes juga melalui tiga jalur yaitu SNMPTN, SBMPTN, dan Seleksi Mandiri.
"Kami belum bisa memastikan angka kuota mahasiswa, namun bisa kami perkirakan daya tampung mahasiswa baru di angka 10.000 orang," ujarnya pada Tribun Jateng, Sabtu (8/1).
Dari jumlah tersebut, kuota akan dibagi sebesar 30 persen untuk SNMPTN, 40 persen untuk SBMPTN, dan 30 persen untuk jalur mandiri.
Adapun tiga tertinggi program studi yang paling banyak diminati di Unnes berdasarkan data tahun sebelumnya yakni Manajemen S1 Fakultas Ekonomi, Ilmu Hukum S1 Fakultas Hukum, dan Kesehatan Masyarakat S1 Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Sementara untuk 3 program studi rendah peminatan ialah Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar S1 Fakultas Ilmu Keolahragaan, Pendidikan Bahasa Prancis S1, dan Pendidikan Seni Rupa S1 Fakultas Bahasa dan Seni.
Untuk tahun ini belum tahu.
"Kami memberikan kesempatan sekolah memilih siswa ke Unnes melalui SNMPTN. Sekolah dengan akreditasi A memiliki kuota 40 persen dan sekolah berakreditasi B memiliki kuota 25 persen siswa bisa masuk melalui SNMPTN," urai Burhan.
SNMPTN dilakukan terpusat melalui Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) yang menyaring dan memperingkat nilai rapor, prestasi akademik, dan prestasi nonakademik sebagai dasar penentuan penerimaan.
Adapun SBMPTN ialah dilakukan secara nasional dengan melakukan seleksi masuk dengan tes tulis berbasis komputer.
Di Unnes juga menerima SNMPTN program afirmasi bagi calon mahasiswa dari wilayah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T). Mahasiswa afirmasi mendapatkan subsidi pendidikan dari pemerintah.
Jalur tes
Kepala SMA N 2 Purwokerto, Tjaraka Tjunduk Karsadi, mengatakan bahwa pihaknya akan lebih fair bila sistem penerimaan mahasiswa baru semua melalui jalur tes.
Dia menganggap bila ada tes maka anak-anak akan jauh lebih bersemangat.
"Selain itu memang ada survei di perguruan tinggi apakah yang tanpa tes seperti lolos SNMPTN ini saat perkuliahan akan menjadi lebih baik dari yang masuk dengan tes, ternyata tidak juga.
Apakah menjadi istimewa ternyata tidak juga, artinya, tetap ada jalur tanpa tes tapi proporsinya disesuaikan," katanya, Minggu (9/1).
Ia juga mengakui tidak tahu persis kriteria dalam hal penilaian di setiap perguruan tinggi yang tidak dibuka datanya.
"Nilainya juga tinggi kenapa kok SMA ini lebih sedikit yang diterima dibanding SMA lain, padahal nilai anak dan akreditasi juga relatif sama.