Smart Women
Dorongan Perasaan Senasib, There Jadi Relawan Kemanusiaan Terinspirasi Putri Semata Wayangnya
Theresia Retno Widayatsih mendermakan diri dalam kegiatan sosial mulai dari pendampingan kelompok difabel hingga aksi penghijauan.
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: moh anhar
“Ceritanya banyak kalau disampaikan semua, suka dukanya pun hampir sama karena aktif di kegiatan sosial ini saya lakukan sejak 2012. Kemudian di tahun 2018 kami dengan kawan-kawan yang peduli difabel pernah membuat acara Hari Disabilitas Internasional mandiri tanpa biaya pemerintah. Puji Tuhan, tahun 2019 saya mendapat penghargaan bertepatan hari ibu dari Wali Kota Salatiga sebagai perempuan peduli difabel,” ucapnya
There mengungkapkan, dari organisasi yang didirikannya itu semula beranggotakan kurang lebih sepuluh orang sampai sekarang menjadi 250 orang.
Mereka, tidak hanya berasal dari Kota Salatiga melainkan pula asalnya daerah tetangga seperti Kabupaten Semarang dan Boyolali yang turut bergabung atas dasar memiliki kesamaan peduli sosial.
Dia melanjutkan, motivasi mendirikan organisasi yang bergerak dibidang sosial tidak lain karena ingin menjadi perajut kebaikan satu dengan kebaikan lainnya.
Pasalnya, pengalaman masa lalu ketika mengalami kesulitan kemudian menerima banyak bantuan dari orang-orang yang tidak dikenal baginya suatu hal yang sangat berkesan dan sulit dilupakan.
“Bahkan dulu sampai Walikota Salatiga juga mengirim bantuan saya ini merasa bukan siapa-siapa hanya seorang guru. Di sini, saya merasa Tuhan itu sangat baik kepada saya bantuan juga saya terima dari Katedral Semarang pokoknya luar biasa. Nah, saya ini merasa harus membalas ini semua, sedangkan tidak semua saya kenal atau butuh. Kemudian, itu menjadi tekad saya membantu siapapun tanpa peduli dia siapa, agamanya apa maksudnya begitu,” paparnya
Diluar itu lanjutnya, ketika secara fisik masih kuat juga turut aktif berkegiatan sosial lingkungan seperti penanaman pohon di lereng Gunung Merbabu dan turut mendirikan komunitas Salatiga Peduli.
Semasa terjadi erupsi di Gunung Kelud dirinya ikut terlibat sebagai relawan, lalu ketika Gunung Merapi meletus sekira tahun 2010 juga melakukan penggalangan dana.
Cita-cita
Menjadi seorang relawan kemanusian dengan aktif melakukan pendampingan kelompok difabel serta mengikuti berbagai kegiatan sosial kemanusiaan tidak pernah terbayang dalam benak Theresia Retno Widayatsih (59).
Semasa kecil, dirinya bercita-cita menjadi anggota Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD) TNI.
Tetapi keinginan itu tidak mendapat restu dari orangtuanya.
Kemudian, pilihan lain berkarya di bidang entertainment lantaran memiliki hobi menyanyi.
Namun, lagi-lagi keinginannya itu kandas dan perjalanan hidup membawanya pada dunia kerelawanan dan kemanusiaan.
There menyatakan, pandangan negatif orangtua terhadap profesi yang diinginkan seperti menyanyi, menari, maupun menjadi penyiar dinilai menjadi penghalang.