Berita Semarang
Indah Semarang Sampai Disumpah Pakai Alquran Jika Dirinya Tak Selingkuh, Suami Tetap Membunuhnya
Keluarga korban minta suami pembunuh istri Indah Safitri di rumah kos jalan Srinindito Baru RT 11 RW 1, Semarang dihukum mati
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Keluarga korban minta suami pembunuh istri Indah Safitri di rumah kos jalan Srinindito Baru RT 11 RW 1, Kelurahan Ngemplak Simongan Kecamatan Semarang Barat dihukum mati.
Ibu korban, Sakira mengaku lega ketika suami anaknya telah tertangkap.
Dia dengan tegas meminta agar mantunya biasa dipanggil Andre tersebut dihukum seberat-beratnya.
"Saya dihukum berat sebisa mungkin hukuman mati. Siapa mau anaknya dibunuh," ujarnya dengan tegar saat ditemui Tribun Jateng di rumahnya, Minggu (16/1/2022).
Baca juga: Wajah Andre Suami Bunuh Istri di Semarang Ditangkap, Ini Penjelasan Ketua RT
Baca juga: Suami Pembunuh Istri di Simongan Semarang Ditangkap, Pelaku Sempat Dikejar Keluarga Korban
Menurutnya, selama ini Indah Safitri dikenal setia dengan suaminya.
Bahkan anaknya mau diminta apapun oleh suaminya.
"Kecuali anak saya. Anak saya jujur dan mau diminta apa sama suaminya," tuturnya.
Dikatakannya, suami korban tersebut cemburu tanpa alasan.
Andre menyebut bahwa korban dibuntuti seorang lelaki.
"Padahal yang buntuti dia (tersangka).
Korban selalu diantar ketika berangkat kerja, Istirahat dijemput, pulang kerja juga dijemput.
Sampai ponsel cuma punya satu. Kalau anak saya Whatsapp sama lelaki lain dia juga tahu," imbuhnya.
Sakira mengaku menantunya tersebut cemburu dengan korban sejak masih tinggal bersama di rumahnya.
Bahkan anaknya sempat bersumpah bahwa tidak melakukan perselingkuhan.
"Pernah anak saya waktu di sini sampai disumpah pakai Alquran dan dia berani karena tidak merasa selingkuh," ujarnya.
Sakira menuturkan Indah Safitri dimakamkan sekitar pukul 10.00 di Tempat Pemakaman Umum Jatiwayan. Kejadian mengundang reaksi cucunya yang terus mencari ibunya.
"Kalau anaknya yang kecil ingat cari ibu di kosnya.
Tapi saya bilang ga usah cari ibu nang.
Ibu wis ning surgo nang. Karo mbah ae nang.
Nek njaluk maem minta jajan sama mbah nang.
Nanti kalau sudah besar ngaji ibu didoain nanti ibu senang.
(ga usah cari ibu nak. Ibu sudah di surga nak. Sama mbah saja di sini nak. Kalau minta makan dan jajan sama mbah. Nanti kalau sudah besar ngaji, ibu didoain nanti ibu senang)," tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Berlumuran Darah
Seorang wanita penjahit bernama Indah Safitri menjadi korban pembunuhan di Kota Semarang, Sabtu (15/1/2022).
Kejadian di rumah kontrakan Jalan Srinindito Baru RT 11 RW 1 Kelurahan Ngemplak Simongan, Kecamatan Semarang Barat, itu menggegerkan warga sekitar.
Warga melihat suami korban meninggalkan rumah dalam kondisi badan berlumuran darah dan membawa pisau.
Warga takut saat menegur suaminya.
Tetangga korban, Kenan, mengaku melihat suami korban dalam keadaan berlumuran darah dan membawa pisau.
Warga yang menanyakan diancam menggunakan pisau.
"Pelaku hanya diam saat keluar dari rumah kontrakan kemudian menaiki kendaraan terus turun (pergi)," ujarnya.
Menurutnya, pisau yang digunakan pelaku dibuang di lapangan bulu tangkis tak jauh dari lokasi pembunuhan.
"Saya tidak tahu lari ke mana, tapi menurut informasi lari ke rumah perempuannya ambil anaknya yang kecil," kata dia.
Dikatakannya, warga tidak mendengar kegaduhan saat terjadi pembunuhan.
Warga hanya mendengar suara jeritan dari tetangga kontrakan korban.
"Jadi yang ngontrak teriak-teriak warga baru keluar.
Warga mendengar sekitar pukul 12.30," ujar dia.
Sementara itu Ketua RT 11 Martoyo menuturkan korban bersama suaminya baru dua Minggu tinggal di kontrakan tersebut.
Saat tinggal di tempat tersebut korban telah melapor ke ketua RT.
"Kalau masalah keluarganya maaf saya tidak tahu," ujar dia.
Ia menuturkan, korban bersama suaminya akan diperkenalkan warga sekitar pada pertemuan pekan depan.
"Korban bersama suaminya mau diperkenalkan warga besok Minggu depan," kata dia.
Pemilik rumah kontrakan, Eny Ekowati mengatakan korban yang menyewa rumah merupakan mantan muridnya.
Korban telah berkeluarga dan memiliki dua anak.
"Korban bersama suaminya tinggal di kontrakan itu pada 1 Januari lalu," ujar dia.
Ia mengaku selama tinggal di rumah tidak mengetahui adanya permasalah rumah tangga menimpa korban.
Dia mengaku tidak menyambangi saat korban pindah ke rumah itu.
"Rumah saya di RT 07, rumah kos saya RT 11 saya sibuk sekali.
Jadi tidak nyambangi.
Setahu saya dia datang membayar kosan dan mau ditempati.
Dia bawa apa saja saya juga tidak tahu," kata dia. (*)
Baca juga: Kisah Sedih Perempuan Gianyar Menikah Tanpa Suami, Calon Pria Batalkan Pernikahan H-2 Ini Alasannya
Baca juga: Info Gempa Hari Ini, Banten Diguncang Magnitudo 5,4, Warga Bintaro: Kasur Goyang-goyang