Berita Semarang
Detik-Detik Dewa Warga Tandang Semarang Tertimbun Longsor, Sang Ayah Dengar Anak Teriak Minta Tolong
Andika Dewa Pratama (16) menghembuskan nafas terakhir di RS Roemani. Ia tertimbun material longsor yang menerjang bagian belakang rumahnya.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Andika Dewa Pratama (16) menghembuskan nafas terakhir di RS Roemani.
Remaja putus sekolah itu, sebelumnya sempat kritis di rumah sakit lantaran tertimbun longsor di rumahnya.
Di Jalan Delikrejo, RT 5 RW 11, Tandang, Tembalang, Rabu (19/1/2022) sekira pukul 18.30 WIB.
Pihak keluarga mengungkapkan detik-detik korban tertimbun longsor yang berujung meninggalnya remaja yang bekerja sebagai tukang tambal ban itu.
Baca juga: Netizen Semarang Cibir Desain Tulisan Lapangan Pancasila di Simpanglima, Ini Fakta Asal-usulnya
Baca juga: Respon Ridwan Kamil Soal Masuk Kriteria Presiden Jokowi Jadi Kepala Otorita Ibukota Negara Nusantara
Baca juga: Jadi Paket Wisata Sejarah - Cagar Budaya Semarang: Kota Lama, Museum, Lanjut Belanja Pasar Johar
"Sewaktu kejadian korban sedang beristirahat di kamarnya habis pulang kerja," ungkap bude korban, Sutini kepada Tribunjateng.com, Kamis (20/1/2022).
Ketika beristirahat itu, longsor terjadi.
Sebelumnya memang terjadi hujan deras selama berjam-jam.
"Korban di kamar, Ayah dan Adik korban berada di ruang tamu," papar Sutini.
Ayah dan adik korban beruntung masih selamat.
Sewaktu kejadian mereka sempat menyelamatkan diri lantaran longsor hanya menjebol tembok belakang rumah tersebut.
"Ayah korban sempat menarik adik korban ke luar rumah sehingga selamat," terangnya.
Ayah korban yang mengetahui anak pertamanya berada di kamar langsung kembali ke dalam rumah.
Ia langsung berusaha menolong anaknya yang tertimbun material longsor berupa tanah, kayu, dan tembok rumah.
"Ayah korban sempat mendengar rintihan korban: 'Ayah Tolongi Aku' yang diucapkan korban berulang kali," jelasnya.
Baca juga: Langsung Ludes, Rak Minyak Goreng di Minimarket Sudah Kosong di Hari Kedua Penerapan Subsidi
Baca juga: Lord Rangga Pun Menyambangi Arteria Dahlan yang Singgung Soal Sunda Empire, Apa yang Terjadi?
Namun, suara rintihan korban sayup-sayup lenyap sehingga membuat ayahnya kalut dan panik.
Lantaran sudah tak ada suara, ayah korban mengira anaknya sudah meninggal dunia.
"Ia lalu lari ke teras rumah dan teriak histeris minta tolong ke para tetangga," ucapnya.
Mendengar teriakan ayah korban, para kerabat lantas mendatangi ke rumahnya.
Mengetahui korban tertimbun, mereka lalu segera bahu membahu menolong korban di bawah tumpukan tanah.
Situasi saat evakuasi cuaca gerimis dan lampu mati.
"Yang menolong enam orang. Kami gali secepat mungkin. 15 menit menggali, kaki korban sudah tampak.
5 menit kemudian korban berhasil dievakuasi," tutur kerabat korban, Putra.
Ia melanjutkan, kondisi korban saat itu sangat memprihatinkan.
Korban pingsan dengan sekujur tubuh dipenuhi lumpur, padahal tubuh korban sudah dibungkus selimut.
Posisi tubuh korban telentang menyandar di tembok dengan kaki menekuk.
"Pakaian korban masih lengkap pakai celana jeans, jaket, bahkan tasnya masih dipakai oleh korban.
Kemungkinan saat pulang kerja langsung istirahat," sebutnya.
Sesudah tubuh korban berhasil diangkat terdapat sejumlah luka di tubuhnya.
Di antaranya seperti di pelipis, belakang kepala dan luka goresan di sejumlah tubuh.
"Kami bilas tubuh korban dan periksa nadi masih berdenyut, lalu kami bawa ke rumah sakit," katanya.
Ia mengatakan, korban telah mendapatkan perawatan medis di RS Roemani.
Namun nyawanya sudah tak tertolong pukul 10.00 WIB.
"Di makamkan hari ini di TPU Kelurahan Tandang," bebernya.
Diberitakan sebelumnya, Seorang remaja Andika Dewa Pratama (16) meninggal dunia dalam perawatan medis selepas tertimbun material longsor di rumahnya.
Peristiwa tragis itu terjadi di Jalan Delikrejo, RT 5 RW 11,Tandang, Tembalang, Rabu (19/1/2022) sekira pukul 18.30 WIB.
Ketika kejadian, korban yang bekerja sebagai tukang tambal ban itu sedang beristirahat di kamarnya.
Nahas, tiba-tiba tanah longsor terjadi hingga menguruk remaja itu.
"Iya kejadian longsor tadi malam. Tapi korban meninggal dunia tadi pagi pukul 10.00 di RS Roemani," papar Lurah Tandang, Ony Gunarti kepada Tribunjateng.com, Kamis (20/1/2022).
Ia mengaku, belum mengetahui secara pasti luka yang dialami korban.
Sebab saat di lokasi kejadian tak bertemu keluarganya.
"Informasi korban habis melewati masa kritis sempat sadar, namun akhirnya tak tertolong," ujarnya.
Selain menimbulkan satu korban jiwa, akibat longsor merusak tiga rumah warga.
Masing-masing rumah Winarno, Widodo dan satu rumah milik Salmi yang dikontrak Yuliani.
Kerusakan rumah paling parah dialami milik Winarno berupa tembok belakang jebol dan atap belakang roboh.
Sejumlah barang rumah tangga seperti kulkas, lemar dan lainnya rusak.
"Total kerugian sekira Rp50 juta," ungkap Ony.
Menurutnya, longsor terjadi akibat hujan deras yang terus mengguyur di wilayah tersebut.
Baca juga: Tepati Janjinya, Wagub Taj Yasin Datang Lagi ke Papua Berikan Bantuan untuk Masjid Raya Jayapura
Baca juga: Video Banjir Landa Golantepus Kudus Setinggi Paha Orang Dewasa
Selepas diguyur hujan, tebing setinggi 5 meter dengan panjang 10 meter akhirnya longsor menerjang tiga rumah.
"Kondisi tebing memang tak ditalud sehingga rawan longsor," paparnya.
Pihaknya kini sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menangani kejadian tersebut.
Sejumlah relawan telah diterjunkan untuk melakukan evakuasi material longsor.
"Kami juga lakukan evakuasi pohon Kudo karena akarnya sudah tergerus sehingga kalau tak ditebang takut akan membahayakan," ucapnya. (*)
Capt foto / Iwan Arifianto.
Kondisi rumah Winarno yang tertimbun tanah longsor. Anaknya meninggal dunia akibat kejadian itu, Kota Semarang, Kamis (20/1/2022).