Berita Semarang
Netizen Semarang Cibir Desain Tulisan Lapangan Pancasila di Simpang Lima, Ini Fakta Asal-usulnya
Penggantian tulisan "Lapangan Pancasila" di Simpanglima Kota Semarang menjadi gunjingan netizen.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Penggantian tulisan "Lapangan Pancasila" di Simpanglima Kota Semarang menjadi gunjingan netizen.
Tulisan "Lapangan Pancasila" ini melengkapi tulisan sebelumnya yang sudah ada "Simpanglima".
Tulisan ini berada di sisi selatan bundaran Simpanglima dan terlihat bila dari arah Jl Pahlawan.
Sebagaimana terlihat di kota-kota lain, penerapan tulisan dalam ukuran besar sebuah nama lokasi sebagai tetenger atau landmark memang menjadi sebuah tren.
Meski proyek penggantian tulisan penanda lokasi ini terbilang 'proyek kecil', namun menarik minat netizen untuk membicarakannya.

Diantaranya, karena faktor desain tulisannya yang dianggap kurang estetik, nama yang terlalu panjang, hingga proyek yang desainnya berubah dinilai membuang-buang uang anggaran.
Cibiran netizen ini terpampang, satu diantaranya di akun Instagram @semarangprojects.
Akun ini memang mengkhususkan diri pada publikasi informasi mengenai proyek-proyek infrastruktur Kota Semarang dan perkembangan kota.
Pada postingan Minggu (20/01/2022), sejumlah netizen meninggalkan jejaknya di kolom komentar.
@edypriyono: padahal tulisan Simpang Lima saja sudah bagus
@daniprastiyo: Mubadzirrr ...makanya kalo buat tuh yg estetik jman sekarang kan yg dicari itunya ..desain jgn pake WORDART please
@satrianucky: Ini proyek pemprov apa pemkot?? Gonta ganti aja tanpa manfaat vital
@aditya_rkurniawan: Sekelas landmark tulisannya wordart microsot word..
@wianhadinata: Tetep kekeuh pake ada tulisan lapangan pancasila ya ini?
1. Usulan tulisan Lapangan Pancasila
Pemasangan tulisan Lapangan Pancasila ini bermula dari usulan Karang Taruna Kota Semarang.
Dalam pertemuan Karang Taruna Kota Semarang dengan Wali Kota Hendrar Prihadi, sang ketua IG Ananta Wijaya menyampaikan surat usulan itu di Balai Kota Semarang.
"Usulan dari rekan rekan Karang Taruna Kota Semarang, kami tulis dalam sebuah surat yang kami serahkan langsung kepada Bapak walikota," tuturnya dalam rilis tertulis, Selasa (30/6/2020).

Tujuan dari usulan tersebut dapat membangkitkan semangat untuk generasi muda bahwa lapangan Pancasila ini bagian dari sejarah perjalanan Presiden RI yang pertama, Ir Soekarno.
Saat itu, Hendi, sapaan akrab Wali Kota, menyambut baik usulan tersebut dan selanjutnya akan dipelajari dan didiskusikan dengan berbagai pihak terkait.
2. Pemasangan tulisan Lapangan Pancasila
Kenapa diberi penanda “Lapangan Pancasila”?
Dikutip postingan TribunJateng.com (24/03/2021), Murni Ediati, Kabid Pertamanan dan Pemakaman di Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang saat itu, memberikan penjelasan bahwa lapangan luas yang berada di jantung Kota Semarang tersebut bernama asli “Lapangan Pancasila”.
Namun, di masyarakat umum, sebutan nama “Simpang Lima” lebih populer.

“Tujuan penambahan penanda tulisan untuk memberitahu kepada masyarakat luas bahwa lapangan di Kawasan Simpanglima tersebut sebenarnya bernama Lapangan Pancasila,” ujar Murni.
"Dulu dibuat (tulisan) 'Simpanglima' karena merupakan ikon Semarang, sehingga tulisannya 'Simpanglima' saja. Kemudian dikomplain masyarakat."
"Kami disurati dua kali. Kemudian, kami anggarkan tahun ini (2021-Red). Kami akan tambah nama Lapangan Pancasila," jelas Pipie.
Pembangunan tulisan penanda dimulai sejak awal Maret 2021 dan rampung Juni 2021.
3. Sejarah penamaan Lapangan Pancasila
Awalnya lapangan Simpanglima yang terletak di jantung Kota Semarang dulunya memang bernama Lapangan Pancasila.
Nama lapangan Pancasila merupakan nama pemberian dari Bung Karno presiden RI pertama.
Dikutip dari TribunJateng.com (30/06/2020), Sejarawan Kota Semarang, Tri Subekso, keberadaan Lapangan Pancasila diawali dari semakin tidak representatifnya keberadaan alun-alun lama Semarang akibat perkembangan pasar di kawasan Kauman Semarang.
Selanjutnya Ir Soekarno atau Bung Karno Presiden l Republik Indonesia mengusulkan agar Semarang memiliki alun-alun baru.
"Kemudian, dipilihlah lokasi baru di Simpanglima yang mulai dijadikan alun-alun sejak tahun 1969," ungkap Try subekso.
Sejak saat itu, keberadaan alun-alun Simpanglima ini menjadi ruang publik baru bagi masyarakat Semarang.
Dibukanya ruang publik baru juga tidak bisa lepas dari perlunya kebutuhan publik sekitar alun-alun seperti tempat ibadah, sarana olahraga, penyelenggaraan acara musik dan tempat pertemuan.
Dia menambahkan, pada kawasan tersebut juga berdiri bangunan Gelanggang Olah Raga (GOR) Semarang, Masjid Baiturrahman, dan Wisma Pancasila.
Bangunan GOR dan Wisma Pancasila ini akhirnya dibongkar dan selanjutnya dibangun pertokoan bertingkat dan hotel.
Meskipun belum diketahui sejak kapan dimulai, namun sejak dulu nama lapangan ini sudah dikenal sebagai Lapangan Pancasila.
"Penamaan ruang publik ini tentu berhubungan juga dengan keberadaan Wisma Pancasila saat itu."
"Menariknya, secara pola konfigurasi jalan, lapangan ini menjadi pertemuan lima jalan yang menyatu dari arah Jalan Pahlawan, Pandanaran, Gajah Mada, A Dahlan, dan Ahmad Yani," pungkasnya. (*)