Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Alat Pengolah CPO dari Kudus Hasilkan Bensin Berkualitas Tinggi

PT Pura Barutama yang berada di Kudus bekerja sama dengan Pusat Rekayasa Katalis ITB.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Rifqi Gozali
Bensin sawit dari hasil pengolahan minyak sawit diuji coba pada sepeda motor. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – PT Pura Barutama yang berada di Kudus bekerja sama dengan Pusat Rekayasa Katalis Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil merancang kontruksi alat pengolah minyak sawit menjadi menjadi bensin sawit (bensa).

Bahan bakar dari hasil unit percontohan tersebut dinilai menghasilkan fraksi bensin berkualitas tinggi.

Perwakilan dari PT Pura Barutama, Dendi Zulkarnain, pembuatan mesin pengolah minyak sawit tersebut merupakan pengembangan sejak dua tahun yang lalu.

Tiga mesin tersebut terdiri atas mesin demetalgum yang saat ini berada di Kabupaten Musi Banyuasin.

Mesin tersebut befungsi menghilangkan getah dan pengotor logam yang masih terkandung dalam minyak sawit hingga menjadi industrial vegetable oil (IVO).

Mesin selanjtutnya yakni berupa mesin katalis dan mesin bensa.

Untuk IVO sendiri, kata dia, melalui proses perangkahan di dalam reaktor yang telah diisi katalis pada temperature tertentu. Proses ini akan menghasilkan crude gasoline dan gas.

Crude gasoline ini kemudian diditilasi untuk menghasilkan bensa.

“Proses reaksi tersebut menggunakan mesin produksi katalis berdasarkan formula dan kondisi tertentu,” kata dia.

Lebih lanjut Dendi mengatakan, bahwa proses produksi tersebut merupakan bentuk inovasi dalam menciptakan mesin kreatif. Untuk mendukung kemandirian bangsa di bidang energi.

“Kami siap mendukung hal tersebut,” kata dia.

Dia mengatakan, alat tersebut yang dibuat oleh PT Pura Barutama mendapat supervisi dari ITB dan PT Kemurgi.

Mendapati hal tersebut, Menteri ESDM Arifin Tasrif meminta kepada tim yang terlibat dalam perancangan alat pengolah minyak sawit menjadi bensin sawit untuk mempercepat proses percobaan.

Sebab, hal itu akan lebih bermanfaat ketika sudah masuk dalam skala komersial.

Ketika semuanya sudah bisa diproduksi masal, maka bisa dirasakan manfaatnya terkait misi kemandirian energi dalam negeri dan bahkan negara lain bisa memanfaatkan karya anak bangsa. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved