Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Tuban

Ingat Kampung Miliarder di Tuban yang Beli Ratusan Mobil, Kini Ada Miliarder Jual Sapi untuk Makan

Dulu ratusan warga Sumurgeneng Tuban "keceh" duit miliaran rupiah setelah lahannya dibeli Pertamina dengan harga tinggi.

TribunJatim.com/ M Sudarsono
Satu di antara miliarder baru di Sumurgeneng, Tuban. 

TRIBUNJATENG.COM -- Dulu ratusan warga Sumurgeneng Tuban "keceh" duit miliaran rupiah setelah lahannya dibeli Pertamina dengan harga tinggi.

Namun setahun berjalan sebagian mereka sudah mulai jual ternak untuk kebutuhan sehari-hari. Karena uang ganti untung tidak digunakan untuk buka usaha.

Masih ingat kampung miliarder di Tuban, Jawa Timur yang viral pada Februari 2021?

Iya saat itu sebuah video merekam beberapa unit mobil yang diangkut truk sedang antre di jalanan Desa Sumurgeneng.

Menurut Kepala Desa Sumbergeneng, Gihanto ada sekitar 176 mobil baru yang dibeli warga desanya.

Mobil yang dibeli beragam, mulai dari Kijang Innova, Honda HRV, Pajero hingga Honda Jazz.

Setelah hampir setahun berlalu, kabar tak mengenakkan datang dari kampung miliarder tersebut.

Bahkan ada warga yang telah mendapatkan uang miliaran rupiah, harus menjual sapi miliknya untuk kebutuhan hidup sehari-sehari.

Kilang minyak di Kecamatan Jenu, Tuban merupakan proyek gabungan antara Pertamina dan Rosneft, perusahaan minyak dan gas asal Rusia.

Perusahaan gabungan itu dinamai PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia.

Berdasarkan kepemilikannya, Pertamina memiliki saham mayoritas dengan 55 persen, sisanya ialah saham Rosneft.

Proyek bernilai Rp 211,9 triliun itu ditargetkan bisa beroperasi pada 2026. Rupanya, proyek kilang minyak ini sempat mendapat pertentangan.

Penolakan pernah dilakukan warga pada tahun 2019 karena mereka merasa harga pembebasan lahan belum cocok.

Pertamina akhirnya menempuh upaya konsinyasi melalui Pengadilan Negeri (PN) Tuban untuk mendapatkan lahan yang tersisa pada November 2020 lalu.

Dari 70 KK itu, sekitar 50 KK awalnya menolak keras menjual tanah untuk pembangunan kilang minyak new grass root refinery (NGRR).

Setelah menemukan kecocokan, tanah mereka dibeli dengan harga bervariasi dan bernilai miliaran. Bahkan ada yang mendapatkan uang di atas Rp 20 miliar. Warga kayak mendadak.

Setelah menerima uang ganti untung, fenomena menarik muncul. Warga satu desa di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur menjadi beramai-ramai membeli mobil secara bersamaan.

Tak tanggung-tanggung, terhitung ada 176 mobil yang dibeli.

Bahkan ada satu orang yang membeli dua hingga tiga mobil.

Kepala Desa Sumbergeneng Gihanto mengatakan, warga rata-rata mendapatkan uang Rp 8 miliar.

Bahkan ada warga Surabaya yang menerima Rp 26 miluar dan Rp 38 miliar atas kepemilikan beberapa hektare lahan di desa tersebut.

Gihanto sempat mengungkapkan rasa kekhawatiran usai warganya terima miliaran rupiah dari penjualan tanah.

"Ada rasa kekhawatiran karena sedikit yang dibuat usaha," kata Kades waktu itu.

Dia menjelaskan, di desanya ada sekitar 840 KK, namun yang tanahnya dijual untuk kebutuhan lahan GRR sekitar 225 orang.

Nilai tanah di sekitar lokasi dihargai Rp 600.000 hingga Rp 800.000, jauh lebih tinggi dari harga semula hanya Rp 100.000 hingga Rp 150.000.

Rata-rata yang menjual tanahnya, 90 persen untuk beli mobil, 75 persen untuk beli tanah, 50 persen untuk bangun rumah. Hanya sedikit yang menggunakannya untuk usaha.

Jual ternak

Salah satu sosok miliarder baru adalah Siti Nurul Hidayatin. Ia mendapatkan uang Rp 18 miliar dari pembebasan lahan 2,7 hektar.

Uang yang ia dapatkan digunakan untuk membeli 3 mobil, deposito, serta bangunan Taman Pendidikan Anak (TPA) dan usaha

"Dua mobil yaitu innova dan HRV, lalu ada mobil pickup buat usaha. Bangun TPA dan Deposito juga," beber Nurul kala itu.

Rencananya, ibu satu anak tersebut akan membuat konveksi dan ternak ayam petelur.

Namun usahanya belum terwujud.

Selain itu, ia juga akan memberangkatkan umrah 9 anggota keluarganya termasuk suami, sepupu hingga orangtuanya.

Namun saat aksi di kantor Pertamina Grass Root Revenery Tuban pada Senin (24/1/2022) terungkap fakta baru.

Musanam (60), warga Desa Wadung, Kecamatna Jenu yang menerima uang ganti untung miliaran rupiah terpaksa menjual beberapa ekor sapi miliknya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

"Dulu punya enam ekor sapi mas, sudah kujual tiga untuk hidup sehari-hari dan kini tersisa tiga ekor saja," kata Musanam, kepada Kompas.com, Senin (24/1/2022). Ia mengaku kala itu terbuai dengan janji PT Pertamina yang akan memberikan pekerjaan dalam proyek pembangunan kilang.

Setelah menjual lahannya, ia harus kehilangan penghasilan tetapnya sebagai petani.

Nasib serupa juga dialami oleh Mugi (59), perempuan yang tinggal di kampung miliarder ini juga nyaris tak memiliki pekerjaan setelah lahan pertaniannya seluas 2,4 hektare dijual ke PT Pertamina.

Saat itu ia mendapatkan uang Rp 2,5 miliar lebih.

"Ya nyesel, dulu lahan saya ditanami jagung dan cabai setiap kali panen bisa menghasilkan Rp 40 juta, tapi sejak tak jual saya tidak ada penghasilan," tutur Mugi, di sela-sela aksi unjuk rasa.

Mugi saat itu sebetulnya tidak ingin menjual lahan pertaniannya, tetapi dirinya seringkali didatangi perwakilan dari pihak Pertamina saat berada di sawah.

"Setiap saya di kebun, saya didatangi dan dirayu-rayu mas, mau diberikan pekerjaan anak-anak saya pokoknya dijanjikan enak-enak, tapi sekarang mana enggak ada," jelasnya. (kompas.com)

Baca juga: 5 Zodiak Gampang Tahu Saat Dibohongi

Baca juga: Gaji Tak Kunjung Dibayar, Munir Guru Honorer Bakar Sekolah, Perpus dan Laborat SMPN 1 Cikelet Hangus

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini, Kamis 27 Januari 2022 Turun Rp 12.000, Ini Daftar Lengkapnya

Baca juga: Kisah Pilu Lengkap Lusi di Eks Lokalisasi Peleman, Meregang Nyawa Saat Layani Tamu yang Tak Puas

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved