Berita Kriminal
Gaji Tak Kunjung Dibayar, Munir Guru Honorer Bakar Sekolah, Perpus dan Laborat SMPN 1 Cikelet Hangus
Gara-gara sakit hati gaji tak kunjung dibayar, guru honorer di Garut Jawa Barat membakar sekolah.
TRIBUNJATENG.COM, GARUT - Gara-gara sakit hati gaji tak kunjung dibayar, guru honorer di Garut Jawa Barat membakar sekolah.
Pelaku adalah Munir Alamsyah yang menghanguskan SMPN 1 Cikelet, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Pelaku telah ditangkap Tim Sancang Polres Garut.
Munir adalah guru honorer di sekolah tersebut tahun 1996 hingga 1998.
Baca juga: KPK Dalami Laporan terhadap Gibran-Kaesang, Benarkah?
Baca juga: Jambret Tertangkap Warga Dipukuli, Dibakar, Direkam dan Disebarkan di Media Sosial
Baca juga: Kisah Pilu Lengkap Lusi di Eks Lokalisasi Peleman, Meregang Nyawa Saat Layani Tamu yang Tak Puas
Baca juga: Jadwal Pemutaran Film di Bioskop New Star Cineplex Pati Hari Ini, Kamis 27 Januari 2022
"Pelaku mengaku bahwa aksi pembakaran itu dilakukannya karena sakit hati, Dari pihak sekolah ada uang sebesar Rp 6 juta yang tidak diberikan," ujar Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Dede Sopandi saat jumpa pers di Mapolres Garut, Selasa (25/1/2022).
Menurutnya hingga saat ini pihak sekolah belum memberikan uang tersebut kepada pelaku.
Pelaku yang kesal kemudian nekat membakar 6 pintu ruangan sekolah tersebut hingga menyebabkan dua di antaranya hangus terbakar.
"Munir membeli bahan bakar minyak dan membakar bangunan sekolah dengan media kertas di bawah pintu kayu,"
"Akibatnya, bangunan terbakar dan merembet ke ruang perpustakaan dan laboratorium," ucapnya.
Terkait adanya dugaan pelaku mengalami gangguan jiwa pihaknya saat ini sedang melakukan langkah pemeriksaan lebih lanjut.
Atas perbuatannya pelaku terancam hukuman penjara 12 tahun.
"Atas perbuatannya, kami kenakan pasal 187 ayat 1 huruf e, dengan ancaman penjara 12 tahun," ujarnya.
Dikenal Cerdas
SI (40) salah satu keluarga Munir mengungkapkan sosok eks guru SMPN 1 Cikelet itu.
Menurutnya Munir merupakan pria yang cerdas dan memiliki kemampuan berpikir di atas rata-rata.