Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

OPINI

OPINI Anton : Orang Bajik akan Sehat

HUBUNGAN antara kebajikan dan kesehatan manusia banyak ditemukan oleh para ahli ilmu kedokteran semenjak akhir abad ke-20.

TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Jelang perayaan Tahun Baru Imlek di Kota Solo, masyarakat tumplek blek di Pasar Gede Solo, Minggu (30/1/2022) malam. Hal ini membuat kemacetan kendaraan hingga hingga Jalan Slamet Riyadi. 

Oleh Anton, ST, SE, MSi

Dosen Universitas AKI dan Pemerhati Budaya Tionghoa


HUBUNGAN antara kebajikan dan kesehatan manusia banyak ditemukan oleh para ahli ilmu kedokteran semenjak akhir abad ke-20.

Penemuan itu terus berkembang, terutama semenjak ditemukan struktur DNA pada tahun 1953. Lalu dikembangkan penelitian DNA oleh Kazuo Murakami dalam bukunya “The Miracle of DNA”.

Jauh sebelumnya, hampir 5.000 tahun SM, para ahli mengakui Kitab Yijing, meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana, memiliki 64 heksagram yang sangat sesuai dengan struktur 64 DNA. Pendapat tersebut diungkapkan oleh Martin Schonberger di dalam buku “The Hidden Key to Life”.

Kitab Yijing menjelaskan heksagram Qian (Langit) dan Kun (Bumi) yang berjumlah 2 akan menjadi 4, kemudian menjadi 8, kemudian menjadi 16 dan menjadi 64 heksagram.

Pengembangan gen

Cara pengembangan ini sesuai dengan cara pengembangan gen dalam sel yang merupakan dasar dari kehidupan. Hidup manusia diawali dari pengembangan sel yang terus melakukan pengembangan 2, 4, 8, 16, 32, 64, dan seterusnya dimulai dari bentuk sel yang dibuahi.

Pandangan agama Khonghucu tentang konsep Yin dan Yang, merupakan awal kehidupan manusia yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Bila hal tersebut dijabarkan secara heksagram, maka akan sesuai dengan konsep awal kehidupan manusia menurut konsep DNA.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ajaran Khonghucu tentang awal kehidupan bukan tidak berdasar, justru memiliki nilai keilmiahan.

Orang yang positive thinking akan mengaktifkan gen-gen dalam sel manusia, sehingga menjadikan tubuh manusia lebih sehat.

Hal yang menarik adalah kebahagiaan, keceriaan, inspirasi, rasa syukur, dan doa (sembahyang) dapat mengaktifkan gen-gen yang bermanfaat.

Seorang yang smile (senyum), adalah seorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai Cinta Kasih (Ren), Kebenaran (Yi), Kesusilaan (Li), Kebijaksanaan (Zhi), dan Kepercayaan (Xin). Jadi, orang yang berkebajikan pasti akan sehat.

Dalam Kitab Ajaran Besar VII:2 tersurat, “Hati yang tidak pada tempatnya, sekalipun melihat takkan tampak, meski mendengar takkan terdengar dan meski makan takkan merasakan.”

Artinya, ketika pikiran negatif, maka pancaindra manusia tidak akan berfungsi semestinya. Ini menunjukkan bahwa ada semacam hubungan antara suasana kebatinan dengan reaksi fisik seseorang.

Begitu pula bila suasana kebatinan seseorang nyaman, maka fisik manusia akan nyaman pula.

Membina diri

Hubungan antara psikologi dan fisik manusia inilah mengapa umat Khonghucu harus membina diri untuk meluruskan hati (membuat suasana kebatinan tentram sehingga segala urusan menjadi beres).

Dalam Kitab Ajaran Besar VI:4 dikatakan, “Harta benda dapat menghias rumah, laku bajik menghias diri; hati yang lapang itu akan membawa tubuh kita sehat.

Maka seorang Junzi senantiasa mengimankan tekadnya.”

Sementara suasana kebatinan seseorang juga ditentukan oleh factor lingkungan hidupnya. Lingkungan hidup yang menyenangkan akan membuat manusia hidup dengan bahagia.

Tetapi yang lebih penting adalah diri kita sendiri sebagai manusia agar mampu menciptakan suasana batin yang baik demi kesehatan dan kebaikan diri.

Dalam hal ini, Nabi Kongzi mengatakan, “Bertempat tinggal dekat tempat kediaman orang yang berperi Cinta Kasih, itulah yang sebaik-baiknya. Bila tidak mau memilih tempat yang disuasanai Cinta Kasih, bagaimana memperoleh Kebijaksanaan?” (Kitab Sabda Suci IV:1)

Ayat tersebut diatas menjelaskan kepada kita betapa pentingnya memilih dan membentuk lingkungan hidup yang baik agar tercipta jiwa yang bijaksana, sekaligus membuat ketentraman, kebahagiaan dan kedamaian hidup sehingga akan menjadikan tubuh kita sehat.

Inilah yang dikatakan seorang yang berkebajikan itu akan memiliki kesehatan mental maupun fisik.

Bersihkan hati

Banyak orang sakit kanker, jantung, maag, dan sebagainya diakibatkan oleh terganggunya beban hidup yang menyebabkan penderitaannya.

Agar terhindar dari berbagai macam penyakit, seorang Junzi dituntut untuk menciptakan situasi dan kondisi yang nyaman, menjauhkan sikap dengki dan iri hati.

Oleh karena itu, mulai sekarang kita kembangkan nilai-nilai Cinta Kasih (Ren), Kebenaran (Yi), Kesusilaan (Li), Kebijaksanaan (Zhi), dan Kepercayaan (Xin) dalam kehidupan kita agar disamping kita sukses dalam hidup, kita mendapatkan kesehatan fisik yang prima.

Tanamkanlah setiap hari senyuman, jauhkan emosi, iri hati dan dengki serta tanamkan positive thinking kepada setiap orang, maka gen-gen dalam sel Anda akan aktif memberikan peran yang positif dalam kehidupan Anda. Selamat Merayakan Hari Raya Imlek 2022.

Yuan xin nian wei ni dai lai kuaile, you ai he ning jing (Semoga tahun baru memberimu sukacita, cinta, dan ketenangan.) (*)

Baca juga: Hotline Semarang : Bisakah Pengelolaan Desa Wisata Punya Sertifikat Kepariwisataan Internasional

Baca juga: Fokus : Lawan Kartel Minyak Goreng

Baca juga: Hasil Piala Afrika: Sadio Mane Menyusul Mo Salah, Senegal ke Semifinal

Baca juga: Hasil Piala Asia Wanita: Australia Tersingkir, Jepang Melaju ke Semifinal

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved