Berita Internasional
Rusia Disebut Bakal Invasi Ukraina, Jenderal AS Perkirakan Serangan Akan Mengerikan
Jenderal Militer AS Mark Milley bahkan memperkirakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan mengerikan dan akan menelan sejumlah besar korban.
Tapi jika serangan ini hanya kecil semata, dia berkata, negara-negara Barat akan "saling ribut soal apa yang harus dilakukan".
Gedung Putih menekankan, gerakan apapun yang melewati perbatasan akan dihitung sebagai invasi - namun juga memperingatkan bahwa Rusia memiliki persenjataan lain, termasuk serangan siber dan taktik paramiliter.
Pentagon menuduh Rusia menyiapkan apa yang disebut operasi bendera-palsu, di mana anggotanya akan menyabotase pemberontak yang dibeking Rusia, sehingga ada alasan untuk invasi. Rusia menyangkal tuduhan ini.
Rusia juga telah membagikan 500.000 paspor kepada orang-orang yang tinggal di wilayah yang dikuasai para pemberontak, sehingga jika mereka tidak mendapatkan kemauannya, Rusia dapat membenarkan aksi mereka dengan alasan melindungi warga negaranya.
Tapi jika tujuan utama Rusia adalah untuk mengusir NATO dari wilayahnya, Rusia sepertinya akan gagal.
Sebanyak 30 negara anggota NATO menolak permintaan Rusia. "Kami tidak akan membiarkan siapapun menutup pintu pada kebijakan pintu terbuka NATO," kata Wakil Menteri Dalam Negeri AS Wendy Sherman.
Ukraina menginginkan garis waktu yang jelas untuk bergabung dengan NATO, dan lembaga ini berkata Rusia "tidak punya veto, tidak berhak menggangu proses ini".
Apakah Barat akan membantu Ukraina?
AS telah dengan jelas menyatakan tidak akan mengirim pasukan untuk berperang membantu Ukraina, namun di sisi lain, mengaku berkomitmen membantu Ukraina mempertahankan "wilayah kedaulatannya".
Alat utama untuk melakukannya adalah ancaman sanksi internasional dan bantuan militer berupa penasihat dan persenjataan.
Ancaman Biden tentang sanksi "yang sangat memberatkan" Rusia itu, bisa berarti beberapa hal.
Pukulan ekonomi yang utama adalah pemutusan koneksi sistem perbankan Rusia dari sistem pembayaran internasional Swift. Ini biasanya menjadi senjata pamungkas, tapi Latvia berkata tindakan ini akan mengirim pesan kuat untuk Moskow.
Ancaman keras lainnya adalah upaya untuk menghalangi pembukaan pipa gas Nord Stream 2 milik Rusia di Jerman, dan persetujuan untuk proyek ini saat ini sedang diputuskan oleh regulator energi Jerman.
Ada pula tindakan yang terkait dengan dana kekayaan negara Rusia, RDIF, atau pembatasan penukaran mata uang rouble ke mata uang negara lain di bank-bank.
Tapi negara-negara Barat masih terbelah. Washington mengatakan berkomitmen untuk "menetapkan langkah" dengan sekutu-sekutunya, tapi ada perpecahan antara AS dan Eropa.