Wawancara Khusus
WAWANCARA : Kisah Perjuangan Edy Winarno Alumni STM Jadi Rektor Unisbank
DULU remaja ini tinggal di dekat ABC Salatiga berangkat sekolah ke Stemba atau SMKN 7 Semarang naik bus pulang pergi.
Sebenarnya belum bergeser karena sekarang selain menjadi dosen saya juga melakukan kegiatan bisnis properti dan juga bebeberapa kegiatan.
Banyak hal yang tidak hanya satu fokus di bidang pekerjaan, tapi kalau ada waktu kita bisa ekspansi di beberapa kegiatan yang saya rasa lumayan untuk menambah perbendaharaan belanja.
Jadi selain diberikan materi kuliah ditambah motivasi itu mahasiswa juga tergugah dan meniru.
Apa tantangan sebagai pengajar?
Kebijakan dari pemerintah, pedidikan di Indonesia belum maksimal dibanding negara maju. Kita masih kategori negara berkembang, ini menjadi PR kita.
Permendikbud no 3 tahun 2020 mengatur tentang standart perguruan tinggi yang intinya menghasilkan lulusan terbaik dari kampus di Indonesia yang mencapai 4.480 Perguruan Tinggi di Indonesia yang menhasilkan SDM berkualitas.
Langkah untuk mengejar ketertinggalan pendidikan dibanding negara tetangga?
Butuh efort luar biasa. Untuk mengimprov performa tenaga dosen tidak mudah. Disibukkan dengan kegiatan Tri Dharma tapi juga harus punya kompetensi untuk mendidik supaya bisa menghasilkan keluaran yang oke.
Mungkin kalau kita bilang bukan beban tapi tanggung jawab dari pemerintah dosen banyak yang kewalahan, faktor usia, mungkin ada yang belum bisa move on dari kebijakan terdahulu nampaknya membebani.
Karena mungkin di kampus-kampus juga ada beberapa yang belum bisa mengikuti aturan negara yang berimbas pada sertifikasi dosen dan kepentingan perguruan tinggi seperti akreditasi.
Ada kesan di masa sekolah yang unik?
Saya anak orang tidak punya. Jadi ketika saya lahir dalam kondisi kurang beruntung, ditinggalkan ayah saat masih kelas tiga SD.
Jadi hanya satu orang ibu yang membimbing saya displin, tertib, bangun pagi sebelum subuh, sorenya ngaji.
Orang tua sangat berperan penting bagi saya untuk bisa sampai sekarang. Saya punya kemauan yang luar biasa, saat ujian ketika SD saya selalu berkeinginan ranking satu.
Alhamdulilah dari SD sampai SMP ranking satu terus, nilai tertinggi juga akhirnya saya masuk ke STM Pembangunan.