Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Virus Corona

Nenek Berusia Lebih Dari Satu Abad Meninggal Setelah Menerima Vaksin Covid-19 Dosis Keempat

Setelah menerima baksin Covid-19 dosis ke empat Nenek berusia 103 tahun meninggal dunia.

Editor: rival al manaf
Shutterstock/kompas.com
Ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM - Setelah menerima baksin Covid-19 dosis ke empat Nenek berusia 103 tahun meninggal dunia.

Nenek yang berusia seabad itu meninggal setelah satu bulan menerima suntikan vaksin.

Dia menerima vaksin pada 13 Desember 2021 dan meninggal pada 10 Januari 2022.

Baca juga: 15.531 Orang Sudah Terima Vaksin Booster di Kota Tegal

Baca juga: Belasan Santriwati Mual Barengan: Ada yang selesai vaksin dosis kedua

Baca juga: Jadwal Serie A Liga Italia Malam Ini, Derby Della Madonnina Inter Milan Vs AC Milan

Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura melakukan investigasi untuk mengetahui apakah dia meninggal karena vaksinasi.

Nenek tersebut merupakan penduduk di ECON Healthcare – Chai Chee Nursing Home, diberi dosis keempat oleh tim vaksinasi keliling dari Klinik Medis PanCare pada bulan Desember, lalu.

Dia kemudian meninggal pada bulan berikutnya tepatnya tanggal 10 Januari 2022.

"Warga sebelumnya telah menerima tiga dosis vaksin Covid-19, dan secara keliru diberikan suntikan keempat pada 13 Desember 2021," kata Depkes, seperti dilansir dari CNA.

“Pada 16 Desember 2021, residen dirawat di Rumah Sakit Umum Changi karena pneumonia dan hiponatremia, dan selanjutnya juga didiagnosis menderita stroke,” lanjutnya.

“Kematiannya dilaporkan ke koroner, yang memerintahkan otopsi untuk dilakukan."

"Otopsi menemukan bahwa penyebab utama kematian adalah pneumonia, dengan faktor lain yang berkontribusi adalah infark serebral (atau stroke) dan penyakit arteri koroner, yang merupakan proses penyakit alami yang umum terjadi pada manula."

"Koroner belum menentukan apakah penyebab kematian ini terkait dengan vaksinasi," kata Depkes.

 
Kementerian menganggap serius insiden ini dan sedang melakukan penyelidikan menyeluruh.

Penyelidikan diharapkan selesai pada Februari.

"Temuan awal kami adalah bahwa vaksin itu diberikan secara keliru karena kemungkinan penyimpangan dalam prosedur vaksinasi dan komunikasi yang buruk antara panti jompo dan penyedia layanan medis yang menangani vaksinasi," katanya.

“Ini adalah kasus pertama dari kesalahan identitas yang mengarah pada kesalahan vaksinasi oleh tim vaksinasi keliling di lebih dari 152.000 vaksinasi hingga saat ini,” ungkapnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved