Berita Ekonomi Bisnis
Keren Nih, Batik Tulis Gunung Kendil Sudah Go Internasional, Inspirasi Kearifan Lokal di Rembang
Menurut Hadi, batik tulis dengan berbagai motif ini juga ia desain menjadi pakaian yang mengikuti tren fesyen anak muda.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Batik tulis "Gunung Kendil" telah terpasarkan hingga mancanegara.
Hadi Winarko, pengrajin batik asal Leteh, Kabupaten Rembang ini pernah mengirimnya sampai ke beberapa negara seperti Amerika, Belanda, dan Korea.
Baca juga: Kisah Pengusaha Keriyes Rembang, Suka Coba-coba Olah Ikan, Omsetnya Ngalahin PNS
Baca juga: Pemkab Rembang Targetkan 57 Ribu Anak Usia 6-11 Tahun Tuntas Vaksin Dosis Pertama
Baca juga: Siswi SDN 6 Kutoharjo Rembang Ini Senang Dapat Hp Baru dari Gubernur Ganjar Pranowo
Baca juga: Bupati Pati Haryanto Terima Estafet Obor PeSONas dari Wabup Rembang
"Batik tulis 'Gunung Kendil' ini sebenarnya kami pasarkan di Indonesia."
"Tapi ada sebagian yang pesan dari luar negeri."
"Kebanyakan mereka orang Indonesia yang tinggal di sana, ada di Amerika, Belanda, maupun Korea," kata Hadi kepada Tribunjateng.com, Senin (7/2/2022).
Pria yang akrab disapa Hari Winoko tersebut mengatakan, batik tulis "Gunung Kendil" telah ditekuninya sejak 2012.
Ia memulainya setelah dua tahun menjadi pekerja lepas dalam bidang desain.
"Awalnya pada 2010 menjadi freelance desain."
"Akhirnya pada 2012 baru produksi kecil-kecilan sampai sekarang," kata Hadi.
Hadi menuturkan, motif batik Gunung Kendil terinspirasi dari kearifan lokal pesisir pantai Rembang.
Disebutkan, salah satunya yakni iwak 'ikan' pindang yang merupakan hasil tangkapan para nelayan Pesisir Pantai Rembang.
Di sisi itu ia juga menciptakan desain-desain dengan motif ikonik Indonesia.
Dicontohkan yakni burung Garuda.
Pada 2016 ia membuat desain batik tulis dengan motif tersebut terinspirasi dari keadaan politik saat itu.
"Ini terinspirasi dari keadaan politik di Indonesia waktu itu yang gonjang-ganjing karena Pilkada."
"Saya juga mengombinasikan motif-motif klasik dengan modern," ungkapnya kepada Tribunjateng.com, Senin (7/2/2022).
Menurut Hadi, batik tulis dengan berbagai motif ini juga ia desain menjadi pakaian yang mengikuti tren fesyen anak muda.
Adapun batik tulis produksi Gunung Kendil dijual mulai ratusan ribu sampai jutaan Rupiah.
"Kisaran harga untuk desain khusus mulai Rp 300 ribu sampai Rp 5 juta," sebutnya.
Hadi menjelaskan, dalam produksi batik tulis ini ia dibantu lima karyawan.
Di luar kondisi pandemi Covid-19, dia menyebut mampu meraup omzet antara Rp 25 juta sampai Rp 50 juta per bulan.
Sedangkan di saat pandemi ini, dikatakan omzet diperolehnh menurun.
"Pandemi omzet minimal Rp 10 juta, karena memang turun bahkan sampai 80 persen."
"Sekarang saya lihat sudah mulai membaik."
"Seperti sekarang ada pameran-pameran lagi, sudah 50 persen untuk menuju pulih," tukasnya. (*)
Baca juga: Empat Jurnalis Dapat Penghargaan, Tanda Terima Kasih Kapolres Pekalongan Karena Ikut Tangani Bencana
Baca juga: 13 Desa di Siwalan Pekalongan Terendam Banjir
Baca juga: AKP Munawwarah Selimuti Jas Hujan Pengungsi Banjir Pekalongan
Baca juga: Timnas U-23 Indonesia Dihantui Badai Covid-19 Pemain Jelang Piala AFF 2022, Siapkan Pengganti?
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :