Berita Banyumas
Minyak Goreng Subsidi di Pasar Tradisional di Banyumas Masih Langka
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengumumkan telah menerapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng di berbagai kemasan
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengumumkan telah menerapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng di berbagai kemasan di pasar tradisional maupun di ritel modern.
Pemerintah menetapkan minyak goreng curah ditetapkan HET sebesar Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter.
Namun harga minyak goreng masih mahal di pasar tradisional Banyumas.
Masih tingginya harga minyak goreng di pasar tradisional akibat stok minyak goreng murah yang disiapkan oleh distributor terbatas.
Salah satu pedagang sembako Pasar Sokaraja, Susi (50) mengatakan, masih menjual minyak goreng kemasan dengan harga Rp 21 ribu per liter.
"Dapat dari salesnya Rp 20.500, saya jualnya Rp 21 ribu," tuturnya kepada Tribunbanyumas.com.
Ia menjelaskan belum mendapat minyak goreng kemasan bersubsidi.
"Katanya yang subsidi merek tertentu," terangnya.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Sokaraja, Triyani menjelaskan pedagang yang mendapat minyak goreng bersubsidi yang dijual seharga Rp 14 ribu belum semuanya.
"Ya dan itu juga merek tertentu," imbuhnya.
Minyak goreng kemasan bersubsidi tersebut, satu pedagang hanya mendapat jatah dua karton per minggu.
"Satu karton isinya 12.
Sedangkan biasanya satu pedagang bisa menjual sampai 10 karton per minggu," imbuhnya.
Hal ini menurutnya menambah sepi pembeli di Pasar Sokaraja.
Ditambah lagi varian Covid-19 Omicron juga menambah sepinya pembeli.
"Yang jadi pertanyaan kenapa di toko tradisional belum merata subsidinya.
Sementara di toko modern sudah.
Ini yang menjadi stok minyak goreng subsidi di pasar menjadi langka," tutupnya. (Tribunbanyumas/jti)