Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Konflik Wadas

Konflik Wadas Bakal Pengaruh ke Elektabilitas Ganjar Pranowo? Gubernur Jateng Tengah Diuji

Konflik wadas terkait penambangan batu andesit untuk pembangunan Bendungan Bener di Purworejo masih bergulir

Editor: muslimah
Istimewa
Ganjar Pranowo Minta Maaf dan Temui Warga 

TRIBUNJATENG.COM - Konflik wadas terkait penambangan batu andesit untuk pembangunan Bendungan Bener di Purworejo masih bergulir.

Belum ada titik temu antara pemerintah dengan warga yang kontra penambangan.

Nama Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo  pun belakangan menjadi sorotan.

Ini karena insiden penangkapan aparat terhadap puluhan warga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, baru-baru ini.

Baca juga: Ada Gubernur Tak Menyambutnya Bikin Puan Kesal, FX Hadi Rudyatmo Cerita saat Kunjungan ke Solo

Baca juga: Cari Jalan Keluar Konflik Wadas, Ganjar akan Temui Warga Kontra Tambang dan Datangkan Para Ahli

Insiden yang berakar dari konflik pembebasan lahan itu berujung pada permintaan maaf Ganjar.

Peristiwa itu pun diprediksi bakal mempengaruhi elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu.

Padahal, Ganjar disebut-sebut sebagai sosok potensial calon presiden Pemilu 2024.

Insiden Wadas

Area pembangunan proyek Bendungan Bener di wilayah Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (8/2/2022).
Area pembangunan proyek Bendungan Bener di wilayah Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (8/2/2022). (Dok Humas Polda Jateng)

Pada Selasa (8/2/2022), ratusan aparat gabungan TNI dan Polri mendatangi Desa Wadas di Purworejo menggunakan senjata lengkap.

Ada sekitar 250 petugas. Mereka disebut mendampingi 70 petugas Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Dinas Pertanian yang melaksanakan pengukuran tanah.

Adapun kegiatan pengukuran tanah itu berkaitan dengan pembebasan lahan warga untuk  proyek pembangunan Bendungan Bener.

Proyek tersebut membutuhkan pasokan batuan andesit untuk material pembangunan. Oleh pemerintah, kebutuhan batu andesit ini diambil dari Desa Wadas.

Sebagian warga setuju membebaskan lahan mereka, sebagian lainnya menolak.

Mereka menolak karena khawatir penambangan batu andesit berakibat pada rusaknya sumber mata air Wadas dan lebih jauh merusak lahan pertanian serta mata pencaharian warga.

Kronologi versi polisi, saat aparat mendatangi Desa Wadas, terjadi ketegangan antara warga yang pro dengan yang kontra terhadap pembebasan lahan. Tak lama, terjadi bentrok.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved