Guru Berkarya
Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan melalui Kartu Kata
Menurut Steinberg (Ahmad Susanto, 2011: 83) membaca permulaan adalah membaca yang diajarkan secara terprogram kepada anak prasekolah.
Oleh: Sri Wahyuni SPdSD, Guru SDN Baturejo 02 Kec Sukolilo Kab Pati
PADA awal kegiatan pembelajaran, siswa kelas I SD Negeri Baturejo 02, Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Ada yang dari lulusan KB, lulusan TK, dan ada juga yang tidak pernah sekolah sebelumnya. Untuk itu tidak semua siswa mempunyai kemampuan yang sama dalam mengikuti pembelajaran khususnya membaca. Karakteristik siswa yang berbeda tersebut, menuntut guru untuk lebih memahami kondisi siswa, agar dalam membimbing guru dapat menyesuaikan kemampuan membaca siswa.
Menurut Steinberg (Ahmad Susanto, 2011: 83) membaca permulaan adalah membaca yang diajarkan secara terprogram kepada anak prasekolah. Program ini merupakan perhatian pada perkataan-perkataan utuh, bermakna dalam konteks pribadi anak-anak dan bahan – bahan yang diberikan melalui permainan dan kegiatan yang menarik sebagai perantara pembelajaran.
Keterampilan membaca yang diperoleh pada membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap keterampilan membaca lanjut, sebagai kemampuan yang mendasari kemampuan berikutnya. Maka keterampilan membaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian guru.
Membaca permulaan yang dilaksanakan di kelas I SD Negeri Baturejo 02 adalah pembelajaran membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat. Hal ini sesuai dengan pendapat Herusantoso (dalam Saleh Abbas, 2006:103) menyebutkan tujuan membaca permulaan diantaranya yaitu : Satu, pembinaan dasar mekanisme membaca. Dua, mampu memahami dan menyuarakan kalimat sederhana yang diucapkan dengan intonasi yang wajar. Tiga, membaca kalimat sederhana dengan lancar dan tepat oleh siswa. Dalam hal ini siswa dapat berperan langsung dalam situasi belajar, guru sebagai perancang, motivator, pengamat dan pengembang. Di pihak lain siswa didorong untuk memberikan respon individual serta aktif melaksanakan berbagai kegiatan sehingga dapat memberikan pengalaman dan penghayatan secara langsung.
Membaca permulaan merupakan kegiatan belajar mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa tersebut, untuk memperoleh kemampuan membaca dengan 3 syarat yaitu : kemampuan membunyikan, kemampuan penguasaan kosakata untuk memberi arti, dan kemampuan memasukkan makna dalam kemahiran bahasa. Membaca permulaan merupakan suatu proses keterampilan kognitif. Proses keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat, khususnya melalui media visual berupa kartu kata bagi siswa kelas I SD Negeri Baturejo 02.
Media visual menurut Daryanto (2010:27) artinya semua alat peraga yang digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat panca indra mata. Media visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Media visual berupa kartu kata dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Dengan diterapkannya media kartu kata, dapat mengatasi kesulitan belajar siswa kelas I SD Negeri Baturejo 02, Desa Baturejo, Kecamtan Sukolilo, Kabupaten Pati dalam pembelajaran tematik muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk kemampuan keterampilan membaca permulaan. Dengan adanya penerapan media kartu kata tersebut, siswa lebih antusias dan semangat tinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dorongan dan minat belajar yang tinggi menjadikan siswa lebih mudah menerima dan memahami bahan ajar yang disampaikan oleh guru. (*)