Cap Go Meh
Warga Tionghoa Tegal Batal Gelar Sembahyang Laut, Sembahyang Dilakukan Sederhana di Kelenteng
Warga Keturunan Tionghoa Kota Tegal batal menggelar sembahyang laut yang rencananya dilaksanakan hari ini di Pantai Alam Indah (PAI) Tegal, Senin (14/
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM,TEGAL- Warga Keturunan Tionghoa Kota Tegal batal menggelar sembahyang laut yang rencananya dilaksanakan hari ini di Pantai Alam Indah (PAI) Tegal, Senin (14/2/2022).
Batalnya kegiatan tersebut karena Kota Tegal berstatus PPKM Level 3.
Sembahyang laut yang dilakukan setiap H-1 Cap Go Meh itu, merupakan tradisi untuk mengenang kedatangan Kongco Tek Hay Cin Jin.
Meski batal, warga keturunan Tionghoa tetap menggelar sembahyang di Kelenteng Tek Hay Kiong Kota Tegal.
Sembahyang dilakukan sederhana dengan memindahkan patung dewa ke altar utama.
Chen Li Wei Dao Chang atau Pendeta Chen Li Wei mengatakan, sembahyang laut dan kirab patung dewa tahun ini masih tidak bisa dilaksanakan.
Karena situasi masih pandemi Covid-19, terlebih Kota Tegal berstatus PPKM Level 3.
Meski begitu, sembahyang menjelang Cap Go Meh tetap dilaksanakan dua hari berturut-turut di kelenteng.
"Hari ini bertepatan dengan tanggal 14 Imlek. Kimsin-kimsin (red, patung dewa) yang biasanya dikirab, saat ini hanya turun ke altar utama.
Semua ada 10 kimsin," kata Chen Li kepada tribunjateng.com.
Chen Li menjelaskan, Cap Go Meh tahun ini umat hanya melakukan doa dan upacara di dalam kelenteng.
Karena tidak ada kirab ataupun perayaan.
Besok saat Cap Go Meh, malamnya pukul 21.00 WIB, patung dewa akan dikembalikan ke singgasananya masing-masing.
"Doa kami, tentu supaya pandemi ini bisa berakhir. Sehingga kehidupan masyarakat bisa kembali normal seperti sedia kala," ungkapnya.
Seorang umat, Krisna Ayu (40) mengatakan, ia dan umat lainnya sebetulnya sudah rindu dengan sembahyang laut dan kirab gotong Toa Pe Kong.