Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wawancara Khusus

Rektor Unhan: Kadet Harus Sanggup Delapan Jam Berenang di Laut (2-Habis)

Kadet tidak hanya sekadar berenang di kolam renang tetapi mengarungi lautan lepas. 

Editor: rustam aji
Tribunnews/Jeprima
Rektor Universitas Pertahanan (UNHAN) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Prof Amarulla Octavian saat ditemui di Gedung Rektorat UNHAN, Sentul, Jawa Barat, Kamis (3/2/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kadet mahasiswa Universitas Pertahanan Republik Indonesia diwajibkan menjalani pelatihan dasar militer.

Hal itu disampaikan Rektor Universitas Pertahanan RI Laksamana Madya TNI Prof Dr Amarulla Octavian saat ditemui di Gedung Rektorat Unhan, Sentul, Kamis (3/2) lalu.

Laksya Amarulla menjelaskan kadet tidak hanya sekadar berenang di kolam renang tetapi mengarungi lautan lepas. Paling tidak kadet mahasiswa harus bisa berenang delapan jam menghadapi arus laut dan ancaman binatang laut di Selat Sunda.

Ia menegaskan kadet mahasiswa dilatih menjadi pendekar memiliki kemampuan bela diri. "Kalau kita bicara bela negara harus punya bela diri," terangnya.

Bela diri menghadapi ancaman manusia dan bela diri menghadapi ancaman alam.

Berikut kutipan wawancara eksklusif Rektor Unhan Laksamana Madya TNI Prof Dr Amarulla Octavian dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra:

Kadet mahasiswa S1 nantinya akan menjadi TNI. Apakah mereka diajarkan akademi kemiliteran seperti halnya taruna?

Jadi sama D3 sampai S1 standar kemiliteran sama. Standar bela dirinya kami berikan yang lebih tinggi. Mereka kadet ini D3 dan S1 kami latih jadi pendekar.

Mereka tingkat 1 naik ke tingkat 2 juga ada ujian pendekar. Mematahkan benda keras, kami ingin kadet mahasiswa ini memiliki kemampuan bela diri.

Kalau kita bicara bela negara harus punya bela diri. Bela diri menghadapi ancaman manusia dan bela diri menghadapi ancaman alam.

Kita lahir berenang di laut, karena kalau berenang di laut mereka hanya skill saja. Tapi kalau di laut mereka berenang dengan jangka waktu lama seperti akan kami laksanakan berenang selat sunda.

Itu nanti kadet berenang selama delapan jam melewati arus laut dan ancaman binatang laut.

Latihan dasar militer dilakukan di luar kampus atau di dalam Unhan?

Di dalam Unhan ini kita semua lengkap kolam renang sampai halang rintang kita semua punya.

Kalau berenang di kolam kita standarnya 1.500 meter bolak balik selama 30 kali.

Bisa diceritakan apakah Unhan juga melakukan riset terhadap strategi pertahanan negeri kita?

Ya. Penelitian-penelitian itu rutin kita berikan, baik penelitian yang level mahasiswa, apakah itu pada tesis atau disertasi, ataupun penelitian para dosen, kemudian juga penelitian bersama dengan beberapa institusi.

Apakah itu perguruan tinggi dari luar negeri, atau dalam negeri, atau organisasi profesi, atau yang lainnya.

Sehingga memang dadi hasil penelitian itu kita tetap yakin bahwa strategi pertahanan rakyat semesta itu adalah yang paling pas dan paling baik untuk Indonesia.

Seperti ada komponen utama, komponen cadangan, dan komponen pendukung

Seperti tahun lalu kita sudah resmikan komponen cadangan. Pemerintah tahun ini juga akan mencanangkan pembentukan komponen cadangan lagi.

Itu adalah merupakan keunggulan kita. Jadi salah satu penelitian kami yang paling utama, yang harus dieksploitasi itu oleh Bangsa Indonesia, adalah keunggulan yang dimiliki kita sekarang.

Kita boleh teknologinya kalah dengan beberapa negara, alutsista boleh kurang modern, tapi manusianya harus banyak dan jagoan. Ini keunggulan kita.

Makanya sekarang di Unhan itu, semua kadet mahasiswa harus jagoan.

Harus pendekar. Harus bisa lima beton. Semakin naik tingkatnya semakin banyak beton yang harus dihancurkan.

Saya mendengar di Indonesia Unhan satu-satunya yang mempunyai kajian mengenai nuklir. Benarkan demikian?

Kami melihat nuklir sebagai sebuah senjata. Jadi kalau di luar seperti Batan melihat nuklir sebagai energi.

Ada juga kajian di beberapa institusi melihat nuklir sebagai obat. Ada juga yang memandang nuklir sebagai teknologi pangan.

Kalau kami ini mempelajari nuklir dari semuanya. Energi, pangan, kosmetik dan senjata.

Jadi yang dimaksud satu-satunya itu untuk kajian senjata nuklir. Itu di fakultas teknologi pertahanan program S2.

Artinya apa yang dipelajari dari nuklir sebagai sebuah senjata? Apakah ada laboratoriumnya karena Indonesia sejauh ini tidak punya senjata nuklir?

Tidak punya senjata nuklir bukan berarti tidak bisa. Jadi memang ketentuan seperti apa fasilitas seperti apa bukan untuk dipublikasikan.

Tapi kami memiliki kajian-kajian dan lain sebagainya. Kalau bicara teknologi nuklir ini memang sangat sensitif.

Banyak pendapat di luar yang bisa salah persepsi. Kita sebetulnya memiliki kemampuan kajian senjata nuklir dengan cara yang aman.

Kami tidak ingin menjadi kekhawatiran. Kajian kami ini diyakinkan sesuai ketentuan yang berlaku baik hukum internasional maupun nasional.

Yang kita ajarkan ke mahasiswa terkait senjata nuklir ini juga terukur. Tidak semua teknologi akan kita berikan.

Seluruh pengajar senjata nuklir apakah dari dalam atau luar negeri?

Dulu sempat ada yang dari luar. Sekarang sudah 100 persen dari dalam negeri di Unhan. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved