Cerita Inspiratif Tukang Servis Payung Semarang, Pernah Diupah Rp 1000, Tak Mau Mengemis
Iswanto (56) menekuni jadi tukang servis payung keliling Semarang sejak 36 tahun lalu.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
"Tergantung ukuran dan kerusakan payung. Kalau payung kecil kerusakan rangka hanya di satu titik ya murah juga," terangnya.
Ia juga kadang mendapatkan orderan untuk servis payung besar yang digunakan para Pedagang Kaki Lima (PKL).
Untuk jenis payung itu memang butuh keahlian dan peralatan lebih sehingga dipatok lebih mahal.
"Satu payung bisa sampai Rp50 ribu. Kemarin ada PKL yang perbaiki empat payung. Jadi lumayan bisa dapat Rp 200 ribu sekali jalan," paparnya.
Ia menjajakan servis payung dengan cara berkeliling ke kawasan padat penduduk di kota Semarang.
Namun hanya di area Semarang Tengah, Semarang Barat, Ngaliyan, Semarang Utara dan sekitarnya.
"Tidak sampai ke area Semarang Timur, saya cukup di wilayah Semarang Barat saja," terangnya.
Ia mengatakan, berangkat dari rumahnya di Kliris, Boja, Kendal, mengendarai sepeda motor.
Kemudian motor itu dititipkan di wilayah Cangkiran.
Habis dari Cangkiran, ia menaiki Bus BRT menuju ke Kota Semarang dengan biaya sekali naik Rp3.500.
Ia akan turun di daerah yang menjadi tujuannya terutama di wilayah Semarang Tengah dan Semarang Barat.
"Misal di wilayah Karangayu sudah saya datangi maka akan saya datangi lagi dua minggu atau sebulan berikutnya," bebernya.
Ia menjelaskan, sebenarnya tak selalu menjajakan jasanya di Kota Semarang.
Ia sempat pindah ke wilayah Solo mulai tahun 2000.
Alasan pindah karena banyak tukang servis payung sepertinya lebih laku dibandingkan di Kota Semarang.